Raja Yordania Sambut Menteri Pertahanan Israel di Amman

Raja Yordania, Abdullah, bertemu Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz di Amman.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Jan 2022, 16:22 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2022, 09:30 WIB
Bendera Israel
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Liputan6.com, Amman - Raja Yordania Abdullah II menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz is ibu kota Amman. Pertemuan berlangsung pada Rabu kemarin (5/1).

Berdasarkan laporan Arab News, Kamis (6/1/2022), pertemuan bersama Raja Yordania itu terjadi kurang dari sehari setelah Israel menghentikan situasi tegang di wilayah Palestina. Aksi mogok makan juga berakhir.

Mogok makan itu dilakukan oleh Hisham Abu Hawash yang menolak detensi administratif yang dilakukan Israel.

Media nasional di Yordania menyebut Raja Abdullah meminta agar ketenangan di Palestina terjaga. Ia juga terus memberikan dukungan kepada solusi dua negara (two-state solution).

Sementara, Menhan Israel memuji Raja Abdullah karena menjadi sosok stabilitas di kawasan.

"Saya berterima kasih kepada Yang Mulia karena menjaga stabilitas di kawasan dan peningkatan relasi-relasi antara Israel dan Yordania sejak terbentuknya pemerintahan baru di Israel," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apa Taktik Gantz?

Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Manuver Menhan Gantz dinilai untuk menampilkan citra bahwa ia adalah sosok yang bisa menjembatani kepentingan Israel dengan berbagai pihak, seperti Mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.

"(Gantz) mencoba memframing dirinya melalui berbagai pertemuan internasional dengan Washington, Amman, dan Ramallah sebagai Yutzhak Rabin yang baru, seorang pahlawan perang yang menjamin kepentingan-kepentingan Israel terlayani melalui keberhasilan-keberhasilan kebijakan asing," ujar Ofer Zalzberg, direktur program Timur Tengah di Herbert C. Kelman Institute.

Sementara, aktivis di Yerusalem berkata solusi dua negara sulit diraih karena warga Tepi Barat masih menderita karena tindakan pemukim Israel.

"Jadi tidak ada cakrawala politik yang tersisa untuk solusi dua negara," jelas aktivis Hazem Kawasmi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya