Liputan6.com, Kiev - Rusia telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina meskipun mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan. Tapi negara itu baru saja memulai latihan militer besar-besaran dengan negara tetangga Belarusia, dan Ukraina menuduh Rusia memblokir aksesnya ke laut.
Pemerintah Rusia, Kremlin sejauh ini mengatakan ingin menegakkan "garis merah" untuk memastikan bahwa bekas tetangga Sovietnya itu tidak bergabung dengan NATO.
Baca Juga
Potensi invasi Ukraina pun membuat anggota NATO resah. Sejumlah negara bahkan telah memutuskan untuk mengeluarkan perintah meninggalkan Ukraina segera.
Advertisement
Mengutip kyivindependent.com, Sabtu (12/2/2022), diketahui sejauh ini sudah ada delapan kedutaan besar negara asing yang telah secara resmi mengeluarkan instruksi bagi warganya untuk meninggalkan Ukraina "sesegera mungkin." Di antaranya Kedutaan Besar Inggris Raya, Latvia, Denmark, Israel, Estonia, Norwegia, Jepang, dan Korea Selatan.
Instruksi serupa telah muncul di situs web misi diplomatik di Ukraina dan Kementerian Luar Negeri negara-negara tersebut untuk meninggalkan Ukraina sesegera mungkin, sebaiknya dalam dua hari ke depan sejak pemberitaan pada 11 Februari.
Warga juga disarankan untuk tidak melakukan perjalanan ke Ukraina karena fakta bahwa layanan konsuler akan dibatasi secara signifikan.
Selain itu, instruksi tersebut menyarankan warga yang memutuskan untuk tinggal di Ukraina agar memiliki persediaan air, makanan, selimut, baterai yang cukup dan memeriksa apakah ada cukup bahan bakar di dalam mobil untuk pergi jika perlu dengan mobil melintasi perbatasan darat Ukraina.
Menurut informasi tersebut, Kedutaan Israel diketahui mengumumkan evakuasi staf kedutaan di Kiev dan keluarga mereka.
Sementara Norwegia telah mendesak warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Belarus dan Rusia karena latihan militer dengan kemungkinan tujuan menyerang Ukraina.
Pada saat yang sama, situs kedutaan, kecuali Israel, saat ini tidak mengumumkan evakuasi personel penting dari Kiev.
Dengan latar belakang kedutaan yang disebutkan di atas, misi Prancis dan Jerman - anggota format Normandia - belum menerbitkan instruksi semacam itu.
Sebagai informasi, menurut situs kyivindependent.com, ada 129 kedutaan dan konsulat asing di Ukraina, serta perwakilan organisasi internasional, seperti Uni Eropa dan NATO.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dua Negara Lebih Dulu Mendesak Warga Tinggalkan Ukraina
Sebelumnya pada 11 Februari dini hari, instruksi serupa untuk warga agar meninggalkan Ukraina dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Belanda. Selain itu, mereka telah mendirikan pusat evakuasi di Lviv bagi mereka yang memutuskan untuk tinggal di Ukraina dan, jika terjadi invasi Rusia, meninggalkan Ukraina melalui darat ke arah barat.
Presuden AS Joe Bide juga menyerukan hal serupa.
Menurut wartawan Inggris, Presiden AS Joe Biden percaya bahwa serangan Rusia ke Ukraina akan terjadi "dalam beberapa hari mendatang."
Malam sebelumnya pada 10 Februari, Biden mengatakan kepada wartawan Amerika bahwa warga AS harus segera meninggalkan Ukraina, karena mereka tidak akan dapat mengungsi jika terjadi invasi militer skala penuh ke Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan bahwa Putin mungkin tidak menunggu berakhirnya Olimpiade Musim Dingin Beijing untuk meluncurkan invasi militer ke Ukraina.
Dengan kata lain, sudah ada 10 negara yang mendesak warganya untuk segera meninggalkan Ukraina, yaitu:
- Inggris Raya
- Latvia
- Denmark
- Israel
- Estonia
- Norwegia
- Jepang
- Korea Selatan
- Belanda
- Amerika Serikat
Advertisement