Liputan6.com, Portland - Penembakan terjadi di sebuah taman di Portland, pada Sabtu 19 Februari 2022 malam waktu setempat. Sebelumnya, rencana unjuk rasa kabarnya bakal diadakan di area tersebut untuk memprotes kekerasan polisi.
Laporan VOA Indonesia yang dikutip Senin (21/2/2022) menyebut, satu orang tewas dan lima lainnya terluka dalam peristiwa penembakan tersebut.
Baca Juga
Para petugas mendapat laporan mengenai adanya penembakan di Taman Normandale. Setibanya di lokasi, polisi menemukan seorang perempuan tewas, menurut Biro Kepolisian Portland.
Advertisement
Dua pria dan tiga perempuan lain dibawa ke rumah sakit.
Sejauh ini polisi tidak mengungkap kondisi para korban luka dan belum mengidentifikasi siapapun yang terlibat dalam salah satu penembakan di AS itu.
Berbagai poster media sosial memperlihatkan bahwa saat insiden terjadi, sebuah aksi sedianya akan diadakan untuk Amir Locke, seorang pria berkulit hitam yang ditembak mati oleh polisi di Minneapolis, menurut laporan KOIN-TV.
Banyak Aksi di Portland Usai Pembunuhan Warga Kulit Hitam oleh Polisi
Portland, kota terbesar di Oregon, mengalami protes-protes setiap malam pada 2020 yang seringkali bergulir menjadi kekerasan, pasca-pembunuhan George Floyd oleh polisi di Minneapolis.
Portland menjadi pusat gerakan untuk mengurangi dana polisi (defund the police), tapi protes-protes di kota itu pada umumnya telah memudar.
Kota itu kini mengalami berbagai kasus kekerasan dengan senjata api.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penembakan 2022
Jumlah insiden penembakan pada bulan pertama 2022 mengalahkan jumlah kasus yang tercatat pada Januari 2021, menurut data polisi. Pada Januari saja, polisi mencatat terdapat 127 kasus penembakan.
Polisi dan para pejabat kota mengatakan bertambahnya kekerasan di wilayah tersebut dipicu oleh argumen terkait geng, jual beli narkoba dan sengketa di kalangan warga tuna wisma. Situasinya diperparah dengan pandemi, kesulitan ekonomi dan krisis kesehatan mental.Â
Advertisement