Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada mitra Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa Ankara sedang melakukan upaya untuk menengahi gencatan senjata dengan pasukan Rusia.
Hal itu disampaikan dalam sambungan telepon antara Erdogan dan Zelensky pada Sabtu 26 Februari 2022, AFP mewartakan sebagaimana dikutip dari the Times of Israel (27/2/2022).
Baca Juga
Zelensky meminta Turki untuk menutup Selat Bosphorus dan Dardanelles yang mengendalikan perjalanan ke Laut Hitam ke kapal perang Rusia. Para pejabat Turki mengatakan kepada media lokal bahwa tidak ada keputusan yang dibuat untuk melakukannya.
Advertisement
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu meminta mitra Rusia Sergei Lavrov untuk mengakhiri serangan terhadap Ukraina selama panggilan telepon pada hari Sabtu, sumber diplomatik Turki mengatakan kepada AFP.
Ankara telah berulang kali menyebut invasi Rusia ke Ukraina "tidak dapat diterima" dan menawarkan untuk menengahi antara Moskow dan Kyiv.
Cavusoglu mengatakan kepada Lavrov bahwa eskalasi militer lebih lanjut tidak akan menguntungkan siapa pun, kata sumber itu, yang ingin tetap anonim.
Erdogan menyampaikan belasungkawa atas hilangnya nyawa dalam serangan Rusia dan berharap pemulihan cepat kepada yang terluka selama panggilannya dengan Zelensky, kata sumber itu.
Erdogan mengatakan Turki berusaha untuk bekerja menuju deklarasi gencatan senjata segera "untuk mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada Ukraina," kata kepresidenan Turki.
Cavusoglu menegaskan kembali "kesiapan Turki untuk menjadi tuan rumah negosiasi yang dapat terjadi antara Federasi Rusia dan Ukraina," menurut sumber diplomatik.
Turki, Penyeimbang Rusia dan Ukraina?
Turki telah menemukan dirinya dalam tindakan penyeimbangan antara Rusia dan Ukraina, yang dengannya ia memiliki hubungan persahabatan. Ankara sangat bergantung pada Rusia untuk pasokan energi.
Dewan Eropa pada hari Jumat mengatakan pihaknya menangguhkan semua perwakilan Rusia dari badan hak asasi pan-Eropa atas serangan Moskow terhadap Ukraina. Turki abstain selama pemungutan suara.
Dalam sebuah wawancara televisi pada Jumat malam, Cavusoglu mengatakan, "Kami tidak ingin memotong dialog" dengan Rusia.
Advertisement