Liputan6.com, Moskow - Rusia meminta bantuan militer dan makanan dari China saat Moskow melanjutkan serangan ke Ukraina.
Dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada CNN bahwa Rusia meminta pasokan makanan untuk militer yang sudah dikemas dan tidak mudah rusak, termasuk barang-barang yang dikenal sebagai "makanan siap saji".
Advertisement
Baca Juga
Salah satu sumber mengatakan bahwa China mungkin bersedia memenuhi permintaan tersebut karena itu adalah dukungan yang tidak mematikan atau merugikan.
Apa yang dilakukan ini merupakan sebuah situasi yang bisa membuat Barat terprovokasi, demikian dikutip dari laman The Hill, Selasa (15/3/2022).
Seorang pejabat negara Barat dan diplomat AS juga mengatakan kepada CNN bahwa Washington memiliki informasi yang menunjukkan bahwa China telah menyatakan kesediaannya untuk menawarkan bantuan militer dan keuangan kepada Rusia.
Namun, masih belum jelas apakah China benar-benar akan memberikan bantuan itu.
Permintaan tersebut menimbulkan pertanyaan seputar kesiapan keseluruhan Rusia untuk invasi serta masalah logistik yang menurut para ahli telah menghambat kemajuan Rusia dalam serangannya ke Ukraina.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasukan Rusia Bobol Toko Kelontong Ukraina
Laporan sumber terbuka sebelumnya menunjukkan pasukan Rusia membobol toko kelontong Ukraina untuk mendapatkan makanan karena militer kehabisan persediaan tertentu.
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan memperingatkan rekannya dari China di Roma tentang "potensi implikasi dan konsekuensi" bagi China jika negara itu mendukung Rusia.
“Kami memiliki keprihatinan mendalam tentang keselarasan China dengan Rusia saat ini, dan penasihat keamanan nasional berbicara langsung tentang kekhawatiran itu dan potensi implikasi serta konsekuensi dari tindakan tertentu,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden kepada wartawan.
Advertisement