Liputan6.com, Yerusalem - Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina dan melempar batu di dekat masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem ketika kekerasan meletus setelah salat Jumat (15/4) pagi di bulan Ramadhan.
Pasukan keamanan Israel telah menyiapkan langkah siaga tinggi setelah serangkaian serangan mematikan terhadu di seluruh negeri selama dua minggu terakhir.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (15/4/2022) konfrontasi di tempat suci membawa risiko memicu konflik yang lebih luas antara Israel dan kelompok militan Palestina di Gaza.
Advertisement
Baca Juga
Ketegangan telah membara di Yerusalem saat warga tengah berpuasa di bulan suci Ramadhan bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi dan festival Paskah Kristen tahun ini.
Polisi mengatakan, mereka memasuki kompleks itu, yang oleh orang-orang Yahudi dianggap sebagai Bukit Bait Suci dan oleh umat Islam sebagai Tempat Suci, untuk membubarkan kerumunan kekerasan yang tersisa di akhir salat subuh.
Mereka tidak memasuki Masjid Al-Aqsa - situs tersuci ketiga Islam.
Ketika sekelompok warga Palestina mulai melemparkan batu ke arah ruang salat Yahudi di Tembok Barat, polisi mengatakan bahwa mereka memasuki kompleks itu "untuk membubarkan dan mendorong kembali" kerumunan warga.
Layanan ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, ada 59 orang terluka, beberapa di antaranya terkena gas air mata dan peluru karet.
Video Reuters menunjukkan petugas, beberapa dengan perlengkapan anti huru hara, berlari mengejar sejumlah kecil orang setelah sebagian besar massa pergi.
Hamas, kelompok Islam yang menguasai Gaza, mengutuk polisi Israel dan mengatakan Israel "bertanggung jawab atas konsekuensinya".
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bulan Ramadhan Masih Diwarnai Insiden Berdarah Antara Warga Palestina dan Tentara Israel
Sebelumnya, pasukan Israel menembak mati seorang pria Palestina di dekat kota Bethlehem di Tepi Barat, kata Kementerian Kesehatan Palestina Senin pagi (11/4). Ini merupakan insiden terbaru dalam gelombang kekerasan yang meletus selama bulan suci Ramadan.
Militer Israel mengatakan, pihaknya melepaskan tembakan ke arah seorang pria yang melemparkan bom api ke arah sebuah kendaraan Israel yang sedang melaju di sebuah jalan raya di Tepi Barat pada Minggu malam.
Insiden penembakan itu membuat jumlah warga Palestina yang tewas oleh pasukan Israel dalam 24 jam terakhir menjadi empat, termasuk seorang perempuan tak bersenjata yang ditembak mati di sebuah pos pemeriksaan militer dekat Betlehem.
Ramadan tahun ini bertepatan dengan hari libur besar umat Yahudi dan Kristen. Protes dan bentrokan di Yerusalem selama Ramadan tahun lalu berubah menjadi perang 11 hari antara Israel dan kelompok militan di Gaza, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (13/4/2022).
Israel meningkatkan aktivitas militernya di Tepi Barat setelah sejumlah penyerang Palestina membunuh 14 warga Israel dalam empat serangan mematikan di dalam wilayah Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Pada saat yang sama, Israel mengambil serangkaian langkah untuk mencoba menenangkan situasi, termasuk memberi ribuan warga Palestina dari Jalur Gaza yang dikelola Hamas izin untuk bekerja di dalam wilayah Israel.
Sejumlah pejabat kesehatan Palestina mengidentifikasi pria yang tewas dalam penembakan Minggu malam sebagai Muhammad Ali Ahmed Ghoneim, berusia 21 tahun.
Kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan, Mohammed Zakarna, 17, meninggal pada hari Senin setelah ia terluka oleh tembakan Israel di kota Jenin, Tepi Barat, sehari sebelumnya.
Pasukan Israel berpatroli di Jenin, yang dianggap sebagai kubu militan Palestina, pada hari Minggu ketika sejumlah tentaranya menyelidiki rumah seorang penyerang yang menewaskan tiga orang Israel dalam penembakan massal pekan lalu.
Militer Israel mengatakan, para tentara yang sedang menyelidiki itu diserang oleh seorang pria bersenjata berkendaraan sepeda motor dan mereka membalasnya.
Advertisement
Insiden Lainnya
Belum jelas apakah Zakarna yang tertembak dalam insiden itu.
Pada Minggu pagi, pasukan Israel menembak dan membunuh dua perempuan Palestina. Militer Israel mengatakan satu di antara mereka menikam dan melukai seorang polisi di kota Hebron.
Yang lainnya adalah seorang perempuan tak bersenjata yang dikatakan mengabaikan tembakan peringatan dan panggilan untuk berhenti saat ia mendekati pos pemeriksaan di dekat Betlehem.
Para penyerang Palestina sering melakukan aksi mereka di pos-pos pemeriksaan di Tepi Barat.
Tetapi orang-orang Palestina dan kelompok-kelompk HAM mengatakan militer Israel sering menggunakan kekuatan yang berlebihan dan dalam beberapa kasus telah melukai atau membunuh orang-orang yang tidak terlibat dalam kekerasan.
Palestina Desak PBB Hentikan Aksi Militer Israel di Yerusalem Timur
Palestina mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menghentikan aksi militer Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur. Permintaan itu disampaikan utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour melalui memo resmi.
Mansour mengatakan kepada stasiun radio "Voice of Palestine" bahwa memo yang dikirim kepada Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB dan Presiden Majelis Umum PBB "untuk mencegah pelanggaran Israel di kota tersebut," yakni tindakan dan langkah yang baru saja dilakukan Israel terhadap Palestina selama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa dan Gerbang Damaskus di Yerusalem Timur.
Mansour menambahkan bahwa kejadian baru-baru ini di wilayah Palestina "akan dipaparkan secara detail selama sidang terbuka Dewan Keamanan yang membahas situasi " di Palestina pada 25 April.
Ia mengatakan bahwa misi Palestina akan menuntut dewan untuk mengemban tanggung jawab mereka "sekaligus menghentikan praktek ilegal otoritas Israel di Yerusalem Timur."
Pada Selasa malam pemuda Palestina dan polisi Israel terlibat bentrok di Yerusalem untuk hari keempat berturut-turut. Selain itu, enam warga Palestina juga ditangkap di dekat Gerbang Damaskus, menurut saksi mata, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (8/4/2022).
Dalam perang Timur Tengah Juni 1967, Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur yang kemudian menguasai wilayah itu. Ketiga wilayah itu diklaim oleh Palestina.
Rakyat Palestina telah berupaya untuk mendirikan sebuah negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Advertisement