Mabuk hingga Muntah, Ini Gambaran Pesta PM Boris Johnson Langgar Aturan Lockdown Inggris

Perdana Menteri Boris Johnson disebut merayakan ulang tahun ketika ada lockdown pandemi COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Mei 2022, 13:01 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2022, 13:01 WIB
Kemunculan Pertama PM Inggris
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Liputan6.com, London - Perkelahian pecah, salah satu orang bahkan dilaporkan jatuh sakit dan alkohol dalam jumlah berlebihan dikonsumsi.

Ini adalah gambaran dari laporan di Inggris, ketika pekerja di Downing Street mengadakan acara pada Juni 2020.

Laporan itu tentang pelanggaran penguncian COVID-19 di jantung pemerintahan Inggris, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (26/5/2022).

Peristiwa tersebut terjadi di sebuah pesta perpisahan pada 18 Juni 2020, yang dimulai di Kantor Kabinet dengan anggota staf pada pukul 03.13 pagi.

Pada acara tersebut, mantan kepala etika pemerintah, Helen MacNamara, hadir pada sebagian malam dan menyediakan alat karaoke.

"Peristiwa itu berlangsung selama beberapa jam. Ada konsumsi alkohol yang berlebihan oleh beberapa individu. Satu orang sakit. Ada pertengkaran kecil antara dua orang lainnya," kata laporan yang disusun oleh pegawai negeri senior Sue Gray.

Pada saat itu, aturan menyatakan pertemuan besar dilarang untuk membantu mengurangi penyebaran infeksi virus corona.

PM Inggris Boris Johnson Gelar Pesta Ulang Tahun Saat Lockdown

Perdana Menteri Boris Johnson disebut merayakan ulang tahun ketika ada lockdown pandemi COVID-19. Kejadian itu berlangsung di kantor perdana menteri Inggris di Downing Street pada Juni 2020.

Namun, pihak staf berdalih hanya berkumpul kurang dari 10 menit saja. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Johnson Telah Meminta Maaf

Kemunculan Pertama PM Inggris
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Menurut laporan ITV, ada 30 orang yang hadir di acara ultah Boris Johnson, padahal saat itu aturan kumpul-kumpul terbatas menjadi dua orang saja.

Pesta ulang tahun ini disebut adalah kejutan usai PM Johnson berkunjung ke sekolah di Hertfordshire. Para staf mengaku hanya makan kue.

Namun, sore harinya PM Johnson dilaporkan kembali merayakan ulang tahun di kediamannya. Namun, hal itu dibantah pihak PM Johnson yang berkata hanya mengundang sedikit anggota keluarga.

BBC melaporkan, Selasa (25/1/2022), bahwa sore itu PM Johnson menggelar pesta barbeque.

Selain itu, Menteri Lingkungan George Eustice juga pasang badan dan menyebut kurang dari 10 orang yang hadir di pesta di Downing Street.

Johnson telah meminta maaf, tetapi bersikeras mengungkapkan bahwa ia tidak sengaja melanggar aturan. Pernyataannya ini bertentangan dengan keterangan para stafnya mengenai pesta-pesta yang berlangsung di kantor perdana menteri sewaktu pandemi sedang berada pada puncaknya.

 

 

Klaim Tak Ada Aturan yang Dilanggar

FOTO: Boris Johnson Naik Sepeda Kunjungi Pasar Makanan dan Minuman Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengendarai sepeda saat kunjungannya ke pasar Makanan dan Minuman Inggris yang didirikan di Downing Street, London, 30 November 2021. Sebanyak 12 bisnis dari seluruh Inggris memiliki kios untuk memamerkan produk mereka. (JUSTIN TALLIS/AFP/POOL)

Dalam pidatonya di parlemen, Johnson harus menjelaskan mengapa ia mengatakan tahun lalu bahwa tidak ada pesta yang diadakan di Downing Street -- nama jalan di mana kantornya berlokasi -- dan tidak ada aturan yang dilanggar.

Para kritikus mengatakan kebohongan perdana menteri kepada parlemen harus dibayar dengan pengunduran dirinya. Beberapa pengecam itu berada dalam partai Johnson sendiri, Partai Konservatif.

Klaim-klaim bahwa Johnson dan para stafnya menyelenggarakan pesta-pesta sementara jutaan orang di negara itu dilarang bertemu teman dan keluarga sebetulnya telah mengganggu pemerintah sejak pertama kali muncul akhir tahun lalu.

Johnson tetap mempertahankan kekuasaannya sejauh ini, sebagian karena invasi Rusia ke Ukraina yang mengalihkan perhatian publik Inggris dan politik. Beberapa tokoh Partai Konservatif yang sebelumnya mempertimbangkan untuk mengajukan mosi tidak percaya pada pemimpin mereka mengatakan, merupakan sikap tidak bijak menyingkirkan Johnson di tengah perang yang sedang mengacaukan Eropa dan memicu krisis biaya hidup.

 

 

Dituntut Mundur

Kemunculan Pertama PM Inggris
PM Inggris, Boris Johnson selesai memberikan pernyataan pada hari pertamanya kembali bekerja setelah pulih dari virus Corona di Downing Street, London, Senin (27/4/2020). Ini menjadi kemunculan pertama PM Johnson di depan publik setelah hampir sebulan terinfeksi COVID-19. (AP/Frank Augstein)

Tokoh Partai Buruh menuntut PM Johnson agar mundur karena tidak mengikuti aturan yang dibuatnya sendiri.

"Ini satu lagi bukti bahwa kita memiliki perdana menteri yang percaya bahwa aturan-aturan yang ia buat tidak diterapkan kepada dirinya sendiri," ujar Sir Keir Stamer, pemimpin Partai Buruh.

Saat ini, ada laporan yang sedang disusun terkait pelanggaran PM Johnson. Laporan itu disusun oleh Sue Gray, seorang PNS senior yang mengumpulkan laporan pelanggaran-pelanggaran COVID-19 di area kantor pemerintah di saat ada pembatasan.

Saat ini, ada laporan yang sedang disusun terkait pelanggaran PM Johnson. Laporan itu disusun oleh Sue Gray, seorang PNS senior yang menjabat di Kantor Kabinet.

Gray mengumpulkan laporan pelanggaran-pelanggaran COVID-19 di area kantor pemerintah di saat ada pembatasan.

Beberapa anggota parlemen dari Partai Konservatif sedang menanti rilisnya laporan Sue Gray untuk memutuskan apakah ikut meminta agar PM Johnson lengser.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya