Demonstran Marah Serbu Kediaman Presiden Sri Lanka, Tuntut Pengunduran Diri

Sejumlah demonstran memegang bendera dan helm Sri Lanka, masuk ke kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa di ibu kota Kolombo.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Jul 2022, 09:55 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2022, 15:55 WIB
FOTO: Ribuan Pengunjuk Rasa Serbu Kediaman Resmi Presiden Sri Lanka
Para pengunjuk rasa duduk dan berjalan-jalan setelah menyerbu masuk ke kantor presiden Sri Lanka di Kolombo, Sri Lanka, 9 Juli 2022. Protes yang sebagian besar damai sejak Maret menuntut pengunduran Rajapaksa. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Liputan6.com , Kolombo - Ribuan pengunjuk rasa di Sri Lanka telah menerobos barikade polisi dan menyerbu kediaman resmi presiden di salah satu protes anti-pemerintah terbesar di negara yang dilanda krisis tahun ini.

Rekaman video dari saluran berita TV lokal NewsFirst pada Sabtu (9/7/2022), seperti dikutip dari Al Jazeera,  menunjukkan sejumlah demonstran memegang bendera dan helm Sri Lanka, masuk ke kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa di ibu kota Kolombo.

"Pasukan melepaskan tembakan ke udara untuk mencegah massa yang marah menyerbu Kediaman Presiden," kata laporan itu. Sejauh ini juga tak diketahui apakan presiden berada di dalamnya.

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah mengadakan pertemuan darurat para pemimpin partai politik di tengah meningkatnya kemarahan atas penanganan pemerintah terhadap krisis Sri Lanka.

Wickremesinghe juga meminta pembicara untuk memanggil parlemen, kata pernyataan dari kantor perdana menteri.

Banyak orang di negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu menyalahkan kemerosotan negara itu pada Rajapaksa. Protes yang sebagian besar damai sejak Maret menuntut pengunduran dirinya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Krisis Terparah dalam 70 Tahun

Sri Lanka Naikkan Harga BBM Capai Rekor Tertinggi
Tentara berjaga saat pengendara antre untuk membeli bahan bakar di stasiun bahan bakar Lanka IOC di Kolombo, Selasa (24/5/2022). Sri Lanka yang kekurangan uang menaikkan harga bahan bakar secara tajam ke rekor tertinggi pada 24 Mei 2022, menyebabkan penderitaan lebih lanjut bagi 22 juta orang di negara itu dalam krisis terburuk sejak kemerdekaan. (Ishara S. KODIKARA / AFP)

Sri Lanka sedang berjuang di bawah kekurangan devisa yang parah yang telah membatasi impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan, menjerumuskannya ke dalam gejolak keuangan terburuk dalam 70 tahun.

Protes selama berbulan-bulan hampir menghancurkan dinasti politik Rajapaksa yang telah memerintah Sri Lanka selama hampir dua dekade terakhir.

Salah satu saudara Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri bulan lalu, dan dua saudara lelaki lainnya serta seorang keponakan mengundurkan diri dari jabatan kabinet mereka sebelumnya.

Wickremesinghe mengambil alih sebagai perdana menteri pada Mei dan protes sementara berkurang dengan harapan dia dapat menemukan uang tunai untuk kebutuhan mendesak negara itu. Tetapi orang-orang sekarang ingin dia mengundurkan diri juga, mengatakan dia telah gagal memenuhi janjinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya