Liputan6.com, New York - Joe Biden positif COVID-19 dan masih menjalani isolasi mandiri di Gedung Putih hingga Senin 25 Juli 2022. Presiden AS itu telah menjalani isolasi sejak dinyatakan positif terjangkit COVID-19 pada Kamis 21 Juli 2022.
Kondisi kesehatannya dilaporkan terus berangsur pulih.
Baca Juga
"Gejala COVID-19 yang dialami Presiden Joe Biden kini sudah hampir hilang seluruhnya", demikian disampaikan oleh dokter presiden, Dr. Kevin O’Connor seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (27/7/2022).
Advertisement
Joe Biden telah selesai meminum obat anti virus Paxlovid, yang harus diminum selama lima hari, pada Senin 25 Juli 2022 malam, kata O’Connor.
Saat ini detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan suhu tubuh Joe Biden berada dalam kondisi normal.
Joe Biden kini merasa cukup kuat untuk kembali melakukan latihan fisiknya, tetapi ia akan meneruskan isolasi untuk hari kelima pada Selasa 26Â Juli 2022.
Biden yang menerima vaksin Virus Corona COVID-19 dosis penuh dan telah menerima suntikan booster sebanyak dua kali, menderita gejala ringan dalam lima hari terakhir, termasuk "hidung yang tersumbat dan suaranya berubah."
Biden telah membatalkan semua acara tatap muka untuk minggu ini, tetapi dia akan hadir pada acara virtual sampai ia selesai menjalankan isolasinya.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Diyakini Tertular Subvarian Omicron BA.5
Pejabat kesehatan yakin Biden tertular subvarian Omicron BA.5.
Dr. Ashish Jha, koordinator penanggapan Virus Corona Gedung Putih, mengatakan varian BA.5 kini merupakan penyebab dari 75 sampai 80 persen kasus COVID-19 yang tercatat di AS.
Tes COVID-19 yang dilakukan Ibu negara Jill Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, pada Senin, menunjukkan hasil negatif. Jill Biden sementara tinggal di rumah keluarga di Delaware, di saat Biden menjalani isolasi.
Kamala Harris pada hari Senin, diizinkan untuk menghadiri sebuah acara terkait aborsi di Indiana.
Advertisement
Sehari Isoman, Gejala COVID-19 Joe Biden Dikabarkan Membaik
Saat ini Joe Biden tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) di Gedung Putih. Ia telah memposting di media sosial beberapa kali sejak didiagnosis positif Virus Corona COVID-19, dan menyatakan merasa "baik" serta terus melakukan tugas kepresidenannya.
"Gejalanya telah membaik," tulis dokter Kevin O'Connor dalam memorandum kepada sekretaris pers Gedung Putih seperti dikutip dari AFP, Sabtu (23/7/2022).
Meskipun Biden terus mengalami pilek, batuk, dan kelelahan, denyut nadi, tekanan darah, laju pernapasan, dan saturasi oksigennya "tetap normal sepenuhnya," menurut O'Connor.
Sementara suhu tubuhnya naik sedikit pada Kamis malam menjadi 99,4 derajat Fahrenheit (37,4 Celcius), Biden dirawat dengan asetaminofen dan suhunya tetap normal, kata dokter itu.
"Presiden AS menoleransi pengobatan dengan baik," termasuk pil antivirus Paxlovid, yang digunakan untuk meminimalkan keparahan COVID-19.
Subvarian Omicron BA.5 yang sangat mudah menular saat ini memicu gelombang COVID baru di Amerika Serikat -- di mana rawat inap meningkat dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.
Usia Lanjut Joe Biden Picu Kekhawatiran
Sementara Joe Biden dilaporkan dalam kesehatan umum yang baik, sebagai presiden AS tertua yang pernah terpilih, usianya meningkatkan kekhawatiran atas dampak COVID-19.
Menghadapi beban kerja yang berat, Biden - seperti presiden lain sebelum dia - telah menunjukkan ketegangan dalam beberapa bulan terakhir: jalannya lebih kaku, rambutnya lebih tipis, dan pidatonya kurang lancar daripada ketika dia menjabat pertama kali.
Dan secara politik Biden berada dalam fase sulit kepresidenannya, menghadapi pemilihan paruh waktu November yang diperkirakan akan menyakitkan bagi Partai Demokratnya, serta penurunan peringkat persetujuan pribadi.
Gedung Putih telah menekankan sejak diagnosis positif COVID-19 Biden bahwa presiden telah divaksinasi dosis penuh dan dua kali booster -- dan O'Connor menegaskan kembali bahwa ia diharapkan "merespon dengan baik" terhadap pengobatan.
"Tidak ada apa pun dalam perjalanan penyakitnya sejauh ini yang memberi saya alasan untuk mengubah harapan awal itu," tulisnya.
Advertisement