Liputan6.com, Bali - Bambang Soesatyo, Ketua MPR RIÂ memaparkan bahwa nilai transaksi kripto telah menurun secara bertahap sejak 2021.
Ia menyebutkan bahwa penyusutan tersebut disebabkan oleh anjloknya nilai aset kripto dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Juga
"Kondisi serupa juga dialami oleh pasar kripto global yang saat ini masih mengalami tekanan dan saat ini aset pasar kripto global turun ke bawah 1 Triliun USD, dan ini menjadi yang terendah sejak Februari 2021," ujarnya dalam pidato pembuka parallel session KTT T20 bertajuk "Contextualizing Crypto Asset Within The Hard Reality of Finance" yang digelar di Hilton Resort, Nusa Dua, Bali pada Selasa (6/9/2022).Â
Advertisement
Ada pun, ia menambahkan bahwa sejumlah faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah pengetatan kebijakan The Fed dalam menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi. Selain itu, kemungkinan lainnya adalah kebimbangan investor menentukan posisi masuk dan keluar, serta melemahnya pasar saham Amerika Serikat.Â
Dalam tujuan untuk memanfaatkan potensi pasar kripto secara optimal, tentunya hal tersebut perlu didorong oleh penataan regulasi.
"Regulasi tersebut tidak saja penting memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha dan perlindungan hukum bagi konsumen namun juga menjamin ada aktivitas ekonomi digital dan dapat memberikan kontribusi nyata pada pendapatan, misalnya dari sektor perpajakan.
"Untuk itu perlu dipersiapkan infrastuktur pengaturan dan pengawasan aset kripto atau aset digital," tegasnya lagi.
Perlu Kehati-Hatian
Di sisi lain, dengan banyaknya pengguna dan pelaku transaksi kripto di Indonesia, Bambang Soesatyo menegaskan bahwa perlu adanya kehati-hatian bagi setiap orang.
"Diperlukan sikap kehati-hatian bagi kita semua. Kripto selain menawarkan beberapa keunggulan pemanfaatan aset, meniscayakan adanya literasi finansial yang memadai karena maraknya penawaran investasi ilegal dan belum adanya infrastruktur penunjang," ujarnya kemudian.Â
Ia menyampaikan bahwa berbagai modus penipuan terjadi sampai hari ini, dan masih banyak kasus-kasus yang belum terselesaikan dengan baik. Hal tersebut tentu merugikan semua pihak, tidak hanya orang yang berpenghasilan tinggi namun juga mereka yang berpenghasilan cukup.
Hal ini pun mendesak adanya literasi finansial guna menghindari masalah serupa terjadi lebih luas lagi.Â
Advertisement
KTT T20
Indonesia saat ini tengah memegang presidensi G20, hingga pertemuan puncaknya pada November 2022 mendatang.
Seiring dengan berjalannya presidensi G20, T20 hadir sebagai salah satu engagement groups yang menjadi wadah para ahli dan analis untuk berdiskusi dalam merekomendasikan solusi yang akan dimanfaatkan dalam pertemuan puncak atau Leaders Summit mendatang.
T20 Indonesia hadir sebagai salah satu kelompok keterlibatan G20 yang berkumpul pada saat banyaknya konflik dunia dan guncangan yang membingungkan, memperumit lanskap kebijakan evolusioner.
KTT T20 diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada 4-6 September 2022.
Rekomendasi Kebijakan
KTT T20 2022 akan mengumpulkan para think tank atau pemikir, pembuat kebijakan, dan pakar terkemuka dunia untuk membahas rekomendasi kebijakan berbasis penelitian terbaru dan hal-hal penting global.
Langkah itu setelah bekerja dengan lebih dari 600 penulis dalam ringkasan kebijakan seputar tiga tema utama tahun ini, yang bertujuan untuk memberikan opsi kebijakan yang dapat diadopsi oleh para pemimpin G20 tentang: arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
KTT ini juga akan berfungsi sebagai platform interaktif bagi rekan-rekan untuk memajukan dan berbagi ide dalam membangun dunia yang lebih sejahtera, berkelanjutan, dan inklusif.
Advertisement