Jair Bolsonaro Gigit Jari, Gugatan Kalah Nyapres Ditolak Pengadilan Brasil

Pengadilan Brasil menolak gugatan terhadap hasil pemilihan presiden yang diajukan oleh partai sayap kanan yang dipimpin Jair Bolsonaro.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Nov 2022, 14:32 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 14:32 WIB
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)

Liputan6.com, Brasilia - Pengadilan Brasil menolak gugatan terhadap hasil pemilihan presiden yang diajukan oleh partai sayap kanan yang dipimpin Jair Bolsonaro.

Dia kalah tipis dari mantan pemimpin sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, dan Partai Liberal (PL) miliknya mengklaim tanpa bukti bahwa mesin pemungutan suara telah disusupi.

Pengadilan mengatakan, pengaduan itu dibuat "dengan itikad buruk".

Berkat putusan ini, Lula akan mulai menjabat pada 1 Januari, dikutip dari BBC, Kamis (24/11/2022).

Presiden Pengadilan Pemilihan Tinggi (TSE) Alexandre de Moraes mengatakan, pengaduan itu "menyinggung norma-norma demokrasi" dan telah berusaha untuk "mendorong gerakan kriminal dan anti-demokrasi".

Kemenangan Lula -- dengan 50,9% dan Bolsonaro 49,1% -- telah diratifikasi oleh TSE.

Bolsonaro sebelumnya mengklaim bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil tidak anti penipuan.

Setelah kemenangan Lula diumumkan, banyak pengemudi truk yang mendukung Bolsonaro menghalangi jalan dan terjadi baku hantam dengan polisi.

Tetapi Bolsonaro kemudian memberi tahu mereka bahwa memblokir jalan bukanlah bagian dari protes yang "sah".

Beberapa pengikutnya terus berdemonstrasi di luar barak militer, mendesak intervensi militer untuk mencegah Lula menjabat.

Lula, yang sebelumnya menjabat sebagai presiden dari 2003 hingga 2010, kini berusia 77 tahun dan akan menjadi orang tertua di Brasil yang menduduki jabatan tersebut.


Minta Pendukungnya Tidak Blokade Jalanan Brasil

Brazil pilihan langkah kampanye Lula Da Silva
Mantan presiden Brasil (2003-2010) dan kandidat presiden dari Partai Buruh (PT) berhaluan kiri, Luiz Inacio Lula da Silva (kiri), kandidat wakil presiden Brasil Geraldo Alckmin (tengah) dan kandidat Gubernur Sao Paulo Fernando Haddad ambil bagian dalam sebuah kampanye di Sao Mateus, Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, Senin (17/10/2022). Lula da Silva dan presiden Jair Bolsonaro akan menghadapi putaran kedua pemilihan presiden pada 30 Oktober, dengan ekspektasi persaingan ketat mendorong kedua belah pihak untuk mengintensifkan kampanye di putaran kedua. (Miguel SCHINCARIOL / AFP)

Presiden Brasil Jair Bolsonaro untuk pertama kalinya Rabu (2/11) meminta pengunjuk rasa yang menutup jalan nasional, untuk membuka blokade itu. Ia mengatakan akasi demonstrasi membatasi hak orang untuk datang dan pergi sehingga menyebabkan kerugian bagi perekonomian.

Protes meletus pada Minggu, setelah Bolsonaro kalah tipis dari lawannya yang sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva dalam pemilu presiden putaran kedua pada 30 Oktober.

Dalam sebuah video yang diposting di media sosial, Bolsonaro mengatakan ia memahami rasa frustrasi masyarakat atas hasil pemilu itu, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (3/11/2022).

Presiden mengatakan, memblok jalan untuk melakukan protes adalah tidak sah. Ia menyarankan orang memilih cara lain untuk berunjuk rasa.

Bolsonaro menambahkan, Polisi Jalan Raya Federal (PRF) Brasil dikerahkan untuk membantu menghalau pengunjuk rasa dan membersihkan jalan. Namun dia mengatakan, mereka kewalahan karena protes terjadi di banyak lokasi.

Aparat mengatakan, pengunjuk rasa memblok jalan raya sebagian atau seluruhnya di 126 lokasi pada Rabu malam, turun dari sekitar 190 malam sebelumnya.

Meski tidak semasif dari hari-hari sebelumnya, tteapi unjuk rasa masih berpotensi mengganggu pengiriman BBM, aktivitas industri, pengiriman makanan ke supermarket dan pengiriman biji-bijian ke pelabuhan.


Tak Akui Hasilnya Secara Terbuka

Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berbicara kepada pendukungnya setelah mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden putaran kedua untuk menjadi presiden. (AP Photo/Andre Penner)
Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva berbicara kepada pendukungnya setelah mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden putaran kedua untuk menjadi presiden. (AP Photo/Andre Penner)

Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro, telah memecah keheningan yang dia pertahankan sejak dikalahkan dalam pemilihan presiden atau pemilu hari Minggu.

Dilansir BBC, Rabu (2/11/2022), ia berterima kasih kepada pemilih yang telah memberikan suara mereka untuknya tetapi tidak mengakui kekalahannya.

Tetapi dia juga tidak menentang hasilnya, karena beberapa orang khawatir dia akan melakukannya.

Kepala stafnya, Ciro Nogueira, berbicara setelah pernyataan singkat Bolsonaro yang mengatakan bahwa "proses transisi" kekuasaan akan dimulai.

Meskipun Bolsonaro sendiri tidak mengakui kekalahan dengan kata-katanya sendiri, Mahkamah Agung Brasil merilis sebuah pernyataan tak lama setelah pidatonya yang mengatakan bahwa dengan mengesahkan transisi kekuasaan, dia telah mengakui hasil pemilihan.

Pernyataan-pernyataan agresif dari Bolsonaro - seperti bahwa "hanya Tuhan" yang bisa memecatnya dari jabatannya - berarti bahwa ada penantian yang menegangkan baginya untuk tampil di depan umum. 

Sebelum pemilihan, dia juga berulang kali melontarkan keraguan yang tidak berdasar pada sistem pemungutan suara.

Ketika dia akhirnya muncul di depan umum, 44 jam setelah hasil pemilu diumumkan, pernyataan Bolsonaro hanya berlangsung dua menit dan dia tidak menjawab pertanyaan apa pun dari para wartawan yang berkumpul.


Pesan Bolsonaro

Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)
Jair Bolsonaro, politikus Brasil yang dinilai memiliki sikap rasis seperti Presiden Donald Trump (AFP)

Dalam pesan yang ditujukan kepada para pendukungnya, Bolsonaro mengatakan bahwa "impian kami terus hidup seperti biasa".

Dia mengulangi nilai-nilai yang dia katakan diperjuangkan olehnya dan partainya - "Tuhan, tanah air, keluarga dan kebebasan" - dan bersikeras bahwa dia akan terus berjuang untuk "ketertiban dan kemajuan", seperti kata-kata yang terpampang di bendera Brasil.

Dia sama sekali tidak menyebut Luiz Inácio Lula da Silva, saingan beratnya yang mengalahkannya dengan tipis pada hari Minggu. 

Sementara itu, bertentangan dengan tradisi, Bolsonaro masih belum memanggil orang yang mengalahkannya dalam pemilihan.

Infografis Brasil vs Belanda
Infografis Brasil vs Belanda (Liputan6.com/Sangaji)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya