Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan semua pandangan sebelum meluncurkan kabinet yang lebih ramping.
"Tidak seperti dulu, karena pemerintahan persatuan ini melibatkan banyak pihak. Sebelum mengambil keputusan, saya harus mendengarkan semua pandangan. Masalahnya sekarang kabinet akan dirampingkan," katanya.
Baca Juga
"Sebelumnya, Anda bisa memasukkan 50, 60, 70 anggota dan jika itu tidak cukup, akan ada penunjukan utusan khusus dan penasihat. Saya tidak bersedia melakukan itu," kata Anwar dikutip dari laman Straitstime, Selasa (29/11/2022).
Advertisement
Anwar mengatakan hal ini setelah memimpin dewan kepresidenan Pakatan Harapan pertama sejak pengangkatannya sebagai perdana menteri.
Anwar Ibrahim menjadi perdana menteri Malaysia setelah menanti sejak 1998. Dalam perjalanan politiknya, Anwar Ibrahim pernah dikhianati seniornya sendiri hingga dijebloskan penjara.Â
Pada pemilu Malaysia 2022, koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim mendapatkan suara tertinggi, namun belum meraih 112 suara mayoritas di parlemen.Â
Selama berhari-hari, tidak jelas siapa yang akan menjadi pemimpin Malaysia. Mahathir Mohamad kalah besar di pemilu ini. Mantan PM Muhyiddin Yassin yang juga unggul berusaha membangun koalisi agar menjadi mayoritas.
Raja Malaysia akhirnya memutuskan bahwa Anwar Ibrahim yang menjadi perdana menteri. Media-media negeri jiran lantas mengabarkan bahwa Anwar Ibrahim sah akan menjadi pemimpin selanjutnya.
Karier politik Anwar Ibrahim sudah bersinar sejak awal 1990-an ketika usianya masih 40-an. Ia terpilih sebagai deputi pemimpin partai UMNO, sehingga ia diangkat menjadi wakil perdana menteri untuk Mahathir Mohamad.Â
Hubungan kedua sangat dekat, bahkan disebut sebagai "bapak-anak". Tetapi si bapak malah memecat anaknya sendiri dari kabinet pada tahun 1998.Â
Perjalanan Panjang
Setelahnya Anwar Ibrahim juga dituduh melakukan sodomi. Hubungan sesama jenis ilegal di Malaysia, sehingga tuduhan itu membuat Anwar masuk penjara. Mahathir pun terus berkuasa hingga 2003.Â
Anwar sempat keluar penjara di awal 2000-an, namun dipenjarakan lagi pada 2008 setelah rekannya bernama Saiful Bukhari Azlan mengaku disodomi Anwar Ibrahim.
Media Australia, Sydney Morning Herald, menyebut tudingan itu adalah aksi tipu daya politik. Mahathir disebut ingin menyingkirkan Anwar Ibrahim saja.
"Ia (Mahathir) membuat Anwar ditangkap dan digugat dengan sodomi. Sebuah kejahatan mengagetkan di negara mayoritas Muslim konservatif tersebut," tulis media Australia itu pada 2010.
"Cabang Khusus kepolisian mengatur barang bukti dan memaksa para saksi mata. Anwar datang dari sel di kantor polisi untuk hadir di pengadilan dengan wajah babak belur, kemudian diketahui luka itu karena kepala polisi memukulinya," jelas Sydney Morning Herald.
Istri Anwar Ibrahim, Wan Azizah, memimpin Partai Keadilan Rakyat ketika suaminya dipenjara. Ia ikut menjadi oposisi melawan Najib Razak.
Advertisement
Kena PHP Lagi
Ketika Najib berkuasa, Wan Azizah berkoalisi dengan Mahathir Mohamad. Mereka berkoalisi dalam Pakatan Harapan dengan Wan Azizah menjadi wakil perdana menteri pada 2018.Â
Di balik aliansi Wan Azizah-Mahathir, ada janji politik bahwa Mahathir akan melepas jabatannya untuk Anwar Ibrahimm yang bebas pada 2018.Â
Namun, janji tinggal janji. Mahathir lanjut berkuasa hingga akhirnya ia dikhianati oleh Muhyiddin Yassin pada 2020.
Pada Pemilu 2022, Mahathir Mohamad, Muhyiddin Yassin, dan Anwar Ibrahim sama-sama maju.Â
Hasilnya, Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim meraih lebih dari 80 kursi. Setelahnya, ada Muhyiddin Yassin yang meraih 73 kursi bersama Perserikatan Nasional.Â
Muhyiddin berasal dari partai BERSATU. Di partai itu ada penuduh sodomi Anwar Ibrahim, yakni Saiful Bukhari.Â
Upaya Muhyiddin melobi-lobi koalisi mayoritas kandas setelah ia tak kunjung mendapat angka yang dibutuhkan. Anwar Ibrahim akhirnya menang setelah mendapat dukungan dari koalisi Barisan Nasional yang memiliki 30 kursi.
Sementara, Mahathir kalah besar. Koalisinya tidak satu pun memenangkan kursi di parlemen. Perjalanan politisi berusia 97 tahun itu kandas.
Persaingan Ketat
Anwar dan Ketua Perikatan Nasional (PN) Muhyiddin Yassin bersaing ketat untuk mendapatkan dukungan setelah pemilihan umum ke-15 yang melihat tidak ada satu pun koalisi yang memenangkan cukup kursi untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Negosiasi dan pembicaraan berlangsung berhari-hari diikuti oleh para pemimpin PH, PN dan Barisan Nasional (BN), dengan fokus pada BN dan 30 anggota parlemennya di tengah pernyataan yang bertentangan dari masing-masing anggota parlemen dan koalisi itu sendiri.
Ketua BN Ahmad Zahid Hamidi, yang menghadapi tekanan untuk mundur setelah kinerja pemilu terburuk pakta itu, juga mendapat kecaman karena surat yang dikirim ke istana menyatakan dukungan dari semua 30 anggota parlemen untuk Anwar.
Sementara anggota parlemen kemudian menuduhnya membuat "keputusan sewenang-wenang" dan menipu istana, Dewan Tertinggi UMNO mengatakan keesokan harinya bahwa mereka akan mendukung usulan pemerintah persatuan meskipun tidak dengan PN sebagai ketua.
Advertisement