Liputan6.com, Moskow - Rusia mengesampingkan "gencatan senjata Natal" setelah hampir 10 bulan perang di Ukraina dan menolak seruan Kyiv untuk mulai menarik pasukan sebelum Natal sebagai langkah untuk mengakhiri konflik terbesar Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Dilansir Channel News Asia, Kamis (15/12/2022), Rusia dan Ukraina saat ini tidak terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran, yang berkecamuk di timur dan selatan dengan sedikit pergerakan di kedua sisi.
Baca Juga
Kekerasan kembali terjadi di Kyiv pada Rabu (15 Des), dengan  serangan drone besar pertama di ibu kota Ukraina dalam beberapa minggu. Dua gedung administrasi dihantam, tetapi sebagian besar pertahanan udara berhasil menghalau serangan itu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan 13 drone telah ditembak jatuh.
Advertisement
Di salah satu distrik Kyiv, di mana salju menutupi tanah, penduduk mengatakan mereka mendengar deru mesin pesawat tak berawak Iran Shahed yang keras diikuti oleh ledakan kuat di sebuah gedung di sebelah rumah mereka.
Puluhan ribu orang telah terbunuh, jutaan lainnya mengungsi dan kota-kota menjadi puing-puing sejak Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari, dengan mengatakan bahwa hal itu diperlukan untuk melindungi penutur bahasa Rusia dari kaum nasionalis sayap kanan Ukraina.Â
Kyiv dan sekutunya menyebutnya perang pilihan tanpa alasan.
"Tidak ada ketenangan di garis depan," kata Zelenskyy dalam pidatonya. Ia menggambarkan penghancuran kota-kota di timur oleh Rusia dengan artileri "sehingga hanya reruntuhan dan kawah kosong" yang tersisa.
Rusia Harus Segera Menarik Diri
Zelenskyy mengatakan minggu ini bahwa Rusia harus mulai menarik diri menjelang Natal sebagai langkah untuk mengakhiri konflik, tetapi Moskow menolak proposal tersebut, dengan mengatakan Ukraina harus menerima hilangnya wilayah ke Rusia sebelum ada kemajuan yang dapat dicapai.
"Mengingat apa yang kita lihat di udara dan di darat di Ukraina, sulit untuk menyimpulkan bahwa perang ini akan berakhir pada akhir tahun," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menanggapi pertanyaan tentang proses untuk perdamaian yang dirundingkan.
Advertisement
Operasi Militer Khusus
Rusia, yang menyebut perang itu sebagai "operasi militer khusus", telah menembakkan rentetan misil ke infrastruktur energi sejak Oktober, mengganggu pasokan listrik dan membuat warga Ukraina tanpa pemanasan dalam kondisi musim dingin yang membekukan.
Dalam langkah yang secara signifikan akan meningkatkan pertahanan udara Ukraina, para pejabat AS mengatakan kepada Reuters pekan ini bahwa keputusan untuk menyediakan sistem rudal Patriot kepada militer Ukraina dapat diumumkan secepatnya
AS Rencana Kirim Senjata
The Washington Post melaporkan pada hari Rabu bahwa AS juga berencana untuk mengirim peralatan yang mengubah amunisi udara yang tidak terarah menjadi bom pintar, yang memungkinkan penargetan akurat tingkat tinggi.
Kremlin mengatakan sistem Patriot AS akan menjadi target yang sah dan memperingatkan bahwa Washington semakin "semakin dalam ke dalam konflik di republik pasca-Soviet".
Advertisement