14 Februari 2004: Tragedi Valentine Berdarah di Transvaal Water Park Rusia, Atap Runtuh Tewaskan 28 Orang

Sebuah tragedi berdarah terjadi bertepatan dengan momen perayaan Hari Valentine pada 14 Februari 2004, di sebuah taman air, Tranvaal Water Park Rusia.

oleh Linda Sapira diperbarui 14 Feb 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi water park atau taman air. (dok. pexels/sergio souza)

Liputan6.com, Moskow - Sebuah tragedi berdarah terjadi bertepatan dengan momen perayaan Hari Valentine pada 14 Februari 2004.

Sebanyak 28 orang tewas, dan lebih dari 100 orang terluka pada momen Valentine akibat atap taman air Transvaal di Moskow.

"Atap taman air Transvaal yang runtuh di Moskow menewaskan lima anak (data sebelum diupdate menjadi delapan)," kepala departemen persalinan dan kesejahteraan anak Kementerian Kesehatan Rusia Anatoly Korsunsky melaporkan seperti dikutip dari Novinite.

"32 anak dibawa ke rumah sakit, 23 tinggal di sana dan 9 sudah dipulangkan," katanya langsung di stasiun radio Ekho Moskvy.

Skala kehancuran di sana sangat mengejutkan bahkan para penyelamat, menggambarkan tempat tersebut seolah-olah abis dilanda gempa bumi, lapor kantor berita RIA Novosti.

Menurut koresponden RIA Novosti, lokasi tragedi itu terlihat seperti kawah. Kedalaman tempat kolam renang yang menjadi pusat Transvaal, penuh dengan puing beton yang saling tindih, bercampur dengan salju, bagian kayu, potongan logam, insulasi panas, dan elemen dekorasi interior. 

Perabotan plastik, kursi rotan, potongan pakaian, mainan, dan rompi pelampung anak-anak berserakan di mana-mana.

Saksi mata mengatakan 70% atap runtuh dalam sekejap. Bagian kubahnya menutupi semua permukaan taman air tersebut, kecuali kolam dewasa.

Pada tanggal 14 Februari, bertepatan dengan momen perayaan hari kasih sayang, menurut perkiraan ada sekitar 1.300 orang di sana untuk rekreasi. Dari 360 hingga 480 dari mereka berada di lokasi tempat atap runtuh hampir seluruhnya.

Menurut outlet berita Rusia Sputnik News, taman air ini dibuka pada musim panas 2002. Saat tragedi terjadi, bangunan baru dioperasikan kurang dari dua tahun. Kendati demikian Transvall Park segera menjadi salah satu tempat rekreasi keluarga paling populer. 

Perusahaan konstruksi Turki Kochak Inshaat juga berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas tersebut, stafnya di kantor Moskow dilaporkan terkejut dengan berita tentang tragedi tersebut, namun menolak untuk berkomentar. 

Kronologi Kejadian

Mengapa Berenang Menjadi Aktivitas Penting Bagi Anak?
Ilustrasi ibu dan anak-anak bermain air di kolam berenang. (Sumber foto: Pexels.com).

 

 

Atap beton dan baja runtuh Sabtu malam di Transvaal Park di pinggiran barat daya Moskow -- salah satu dari banyak fasilitas rekreasi dan hiburan yang dibangun dalam beberapa tahun terakhir untuk menarik uang tunai dari penduduk ibu kota Rusia yang relatif kaya dan warga pinggirannya.

Dilansir dari Taipeitimes.com, petugas penyelamat dan anjing pelacak mengangkat puing-puing dan menyalurkan udara hangat ke reruntuhan taman air tersebut. Berharap menemukan korban selamat, sehari setelah tragedi yang membunuh sedikitnya 20 orang. 

Laporan awal mengatakan atap runtuh setelah ledakan, tetapi Wali Kota Moskow saat itu, Yuri Luzhkov dan pejabat lainnya mengatakan tidak ada bukti ledakan yang menyebabkan bencana.

Pada saat insiden atap taman air ini runtuh, warga Rusia sangat waspada setelah adanya ledakan kereta bawah tanah yang mematikan pada 6 Februari. Di mana Presiden Vladimir Putin menyalahkan kelompok pemberontak Chechnya sebagai dalangnya. 

Pada penyelidik sedang mempertimbangkan beberapa teori tentang apa yang menyebabkan keruntuhan, termasuk banjir salju yang lebat, perbedaan mencolok antara suhu dalam dan luar ruangan, serta rembesan ke penyangga beton. 

 

Penyelidikan Kriminal

ilustrasi kejadian kriminal
ilustrasi kejadian kriminal

Jaksa kemudian membuka penyelidikan kriminal atas kegagalan yang menyebabkan kematian, kata jaksa Moskow Anatoly Zuyev, yang mengatakan runtuhnya atap mungkin disebabkan oleh kesalahan konstruksi atau pemeliharaan. 

Zuyev mengatakan para penyelidik mulai menanyai pengelola taman tersebut dan juga arsitek serta pembangun dan para saksi, lapor kantor berita Interfax. 

Penyelamatan Warga

Regu penyelamat menyekop salju dari tumpukan baja dan beton yang kusut, beberapa berdiri di atas batu besar yang tampaknya merupakan bagian dari tiruan pemandangan tropis, sementara derek mengangkat bongkahan beton yang berat, balok logam seukuran mobil dan ember raksasa dari bahan bangunan yang rusak. 

Generator digunakan untuk memompa panas ke area reruntuhan untuk meningkatkan peluang bertahan hidup bagi para korban. Penyelamat secara berkala memerintahkan untuk hening agar bisa mendengarkan tanda-tanda kehidupan. 

Shoigu mengatakan tiga shift anjing pelacak telah dikirim dan banyak yang terluka karena pecahan kaca. 90 orang dirawat di rumah sakit, kata Shoigu. 

Televisi NTV melaporkan bahwa empati dari mereka dalam kondisi kritis dan 16 dalam kondisi serius. 28 dari mereka yang dirawat di rumah sakit adalah anak-anak. 

"Pesta ulang tahun seorang anak diadakan di area kolam ketika atap runtuh," kata juru bicara polisi Moskow Kirill Mazurin. 

Secara keseluruhan, ada sekitar 800 orang di kompleks taman air dan 352 di antaranya berada di area kolam ketika reruntuhan terjadi sekitar pukul 19:30 waktu setempat pada hari Sabtu, saat pengunjung larangan di area dalam ruangan yang nyaman sementara suhu di luar berkisar minus 15 derajat celcius.

Hukuman

Tidak Adanya Konsekuensi
Ilustrasi hukuman/credit: unsplash.com/Sasung

Investigasi selama 20 bulan atas kasus tersebut menetapkan bahwa Nodar Kancheli, kepala perancang proyek Transvaal Park, dan Anatoly Voronin, kepala otoritas ahli proyek Moskow, bertanggung jawab atas tragedi di pusat kaca dan beton futuristik tersebut.

"Kesalahan Kancheli terbukti sepenuhnya," kata wakil jaksa jaksa penuntut Vladimir Yugin. "Kami siap untuk pergi ke pengadilan dan meyakinkannya bahwa kesalahan konstruksi yang dilakukan oleh kepala desainer dan arsitek Nodar Kancheli menyebabkan atap taman runtuh."

Dia mengatakan di bawah amnesti, Kancheli akan menghindari hukuman, tetapi semua konsekuensi lain dari kejahatannya akan tetap ada.

"Setiap orang yang menganggap dirinya menderita dari tragedi Transvaal memiliki hak untuk meminta kompensasi di pengadilan, karena Kancheli benar-benar bersalah," kata Yugin.

Arsitek bangunan tersebut secara konsisten menolak kesalahan apa pun, dan menduga pembangun telah mengganti bahan konstruksi yang lebih murah tak sesuai yang diminta dalam desain.

Kancheli juga diinterogasi setelah atap di pasar Moskow yang ia rancang runtuh pada 25 Februari 2006, menewaskan sedikitnya 60 orang.

 

Infografis Kejahatan Meningkat saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kejahatan Meningkat saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya