Liputan6.com, Kyiv - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, pada Kamis (16/2), mengatakan bahwa Rusia masih terus mengirim pasukan dalam jumlah besar ke Ukraina.
“Pasukan ini tidak mendapat perlengkapan yang memadai dan tidak terlatih, dan karena itu, mereka menderita banyak korban dan kami duga ini akan berlangsung terus,” kata Austin dalam konferensi pers di Tallinn, Estonia.
Baca Juga
Austin juga menambahkan bahwa Rusia meningkatkan tembakan artileri ke Kota Bakhmut, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (18/
Advertisement
Ketika ditanya apakah senjata dan perlengkapan yang dijanjikan akan diserahkan tepat waktu kepada Ukraina, Austin mengatakan sekutu sedang bekerja dengan sangat cermat.
“Ini merupakan perjuangan Ukraina. Kami akan menyediakan semua dukungan yang mungkin kami berikan sehingga mereka mempunyai peluang terbaik untuk sukses dalam ofensif mendatang.”
Rusia Bombardir Ukraina dengan 36 Rudal
Sementara itu, Ukraina melaporkan bahwa Rusia membombardir wilayahnya, termasuk kilang minyak terbesarnya Kremenchuk, pada Kamis (16/2/2023), waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Ukraina mentwit, "Serangan rudal besar-besaran lainnya oleh negara teroris terhadap infrastruktur sipil di Ukraina. Sebanyak 36 rudal diluncurkan. Empat belas rudal jelajah & dua rudal udara terpandu ditembak jatuh oleh pertahanan udara Ukraina. Sayangnya, beberapa rudal jelajah Kh-22 mencapai targetnya."
Didukung oleh puluhan ribu pasukan cadangan, Rusia dilaporkan telah mengintensifkan serangan darat di seluruh Ukraina selatan dan timur. Serangan besar baru diprediksi akan terjadi menjelang peringatan pertama invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Fokus Rusia saat ini disebut-sebut adalah Kota Bakhmut di Donetsk, salah satu dari dua wilayah yang membentuk Donbas, pusat industri Ukraina yang sekarang sebagian ditempati oleh Rusia.
Dalam pertempuran yang dipimpin oleh kelompok tentara bayaran Wagner, Rusia telah berbulan-bulan menggempur dan berusaha mengepung Bakhmut. Sebagian besar populasi sebelum perang -sekitar 70.000 orang- telah pergi, menyisakan tentara Ukraina yang bertahan.
Perebutan Bakhmut kelak akan memberi Rusia batu loncatan untuk maju ke dua kota besar Donetsk lainnya, Kramatorsk dan Sloviansk.
Wagner: Bakhmut Akan Jatuh pada April
Dalam sebuah wawancara dengan seorang blogger militer pro-perang, pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin memperkirakan bahwa Bakhmut akan jatuh pada April, tergantung pada berapa banyak orang yang diutus Ukraina ke dalam pertempuran dan seberapa baik pasukannya disuplai.
"Untuk merebut Bakhmut, Anda harus memangkas semua jalur suplai. Ini adalah tugas yang signifikan," katanya seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (17/2/2023).
Dia menambahkan, "Kemajuan tidak berjalan secepat yang kami inginkan. Bakhmut akan direbut sebelum Tahun Baru, jika bukan karena birokrasi militer kita yang mengerikan."
Prigozhin sebelumnya menuduh militer Rusia berusaha mencuri kemenangan dari Wagner, hal yang kemudian dilihat sebagai pertanda meningkatnya pengaruh Prigozhin dan potensi keretakan yang berbahaya di Moskow.
Advertisement
Ukraina dapat Bantuan
Saat Ukraina membakar amunisi dengan cepat dan meminta senjata yang lebih berat, termasuk tank dan jet tempur, anggota NATO dilaporkan meningkatkan produksi dan menjanjikan lebih banyak bantuan selama pertemuan di Brussel pekan ini.
Ukraina telah menerima bantuan dalam jumlah besar dari sekutu Barat. Komitmen bantuan Amerika Serikat saja senilai US$ 27,4 miliar sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu.
Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus" terhadap ancaman keamanannya. Sementara Kyiv dan sekutunya menyebut tindakan Rusia sebagai agresi.