Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjalani operasi pengangkatan kanker basal dari dadanya pada bulan Februari dan tidak memerlukan perawatan lanjutan. Hal itu disampaikan oleh Dokter Gedung Putih, Kevin O’Connor.
Sel basal karsinoma adalah jenis kanker kulit yang paling umum.
Baca Juga
Laman VOA Indonesia yang dikutip Sabtu (4/3/2023), melansir dari Reuters yang mengutip surat dari dokter Gedung Putih, menyebut bahwa seluruh jaringan kulit yang bersifat kanker berhasil diangkat. Kendati demikian presiden AS itu akan terus berada di bawah pengawasan dokter kulit sebagai bagian dari perawatan kesehatan.
Advertisement
Sementara itu, bagian kulit bekas operasi dilaporkan sudah sembuh.
Bulan Februari lalu, para dokter menyatakan Presiden AS berusia 80 tahun itu, sehat dan “bugar untuk menjalani tugas” setelah menjalani tes kesehatan. Mereka mengatakan lesi kulit berukuran kecil sudah diangkat dari dadanya dan dikirim untuk tes biopsi.
O’Connor mengatakan dalam suratnya bahwa lesi sel basal karsinoma biasanya tidak menyebar atau bermetastasis.
Kesehatan Biden menjadi sorotan karena dia sedang bersiap untuk mencalonkan kembali dalam pemilihan presiden 2024. Istrinya, Jill Biden, sudah mengatakan bahwa dia berencana maju ke pilpres mendatang.
Meski demikian, sejauh ini Joe Biden belum menyampaikan pernyataan resmi mengenai pencalonannya sebagai presiden AS pada periode berikutnya.
Joe Biden Bakal Nyapres Lagi, tapi Tidak Akan Buat Pengumuman dalam Waktu Dekat
Sebelumnya pada Jumat 24 Februari 2023, Joe Biden memberi isyarat bahwa dia akan mengumumkan pencalonannya dalam Pilpres AS 2024, hanya saja tidak dalam waktu dekat.
Berbagai spekulasi telah mengganjal rencana Biden. Di usianya yang ke-80 saat ini, Biden merupakan orang tertua yang menjabat sebagai Presiden AS. Meski dia telah berulang kali mengutarakan niatnya untuk maju lagi dalam pilpres, hingga sekarang ia belum mengumumkan secara resmi pencalonannya.
Dalam wawancara dengan David Muir dari ABC News, Biden mengatakan bahwa sejak awal dia berniat maju lagi. Namun, Biden mengisyaratkan bahwa dia tidak terburu-buru.
"Ada terlalu banyak hal yang kami harus selesaikan dalam waktu dekat sebelum saya memulai sebuah kampanye," ujarnya seperti dilansir VOA Indonesia, Senin (27/2/2023).
Ketika ditanya apakah dia memperhitungkan faktor usia dalam memutuskan untuk maju atau tidak, Biden menjawab, "Tidak. Tapi sah-sah saja bagi orang lain untuk mempermasalahkan usia saya. Dan satu-satunya yang bisa saya katakan adalah… lihat saja."
Jika maju dan kembali terpilih maka Biden akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatannya yang kedua.
Awal bulan ini, hasil uji kesehatan ekstensif yang diambilnya menunjukkan bahwa dirinya "sehat, kuat" dan "layak untuk mengeksekusi dengan baik tugas-tugas seorang presiden".
Advertisement
Jill Biden: Dia (Joe Biden) Belum Selesai
Dalam wawancara eksklusif dengan Associated Press di Nairobi, Kenya pada hari yang sama, beberapa jam sebelum wawancara Joe Biden dengan ABC News, Ibu Negara Jill Biden berseloroh sebelum menjawab pertanyaan AP tentang kepastian pencapresan Biden.
"Berapa kali dia (Biden) harus mengatakannya agar Anda percaya? Dia mengatakan dia belum selesai. Dia belum menyelesaikan apa yang dia mulai. Dan itu penting," ungkap Jill.
Dan ketika ditanya apakah pengumuman pencapresan itu tinggal menunggu waktu dan tempat yang tepat, Jill menjawab, "Kurang lebih demikian."
Sejauh ini, baru dua politikus partai utama di AS yang telah mengumumkan pencapresan mereka. Keduanya berasal dari Partai Republik, yaitu mantan Presiden Donald Trump pada November dan mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pada pertengahan Februari lalu.
Selain keduanya, beberapa politikus Partai Republik lain yang mempertimbangkan untuk maju adalah tiga pria yang menjabat semasa pemerintahan Trump: mantan Wakil Presiden Mike Pence; mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo; dan mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.
Sosok lain yang juga diperkirakan berpotensi menjadi penantang Trump adalah Gubernur Florida Ron DeSantis.
Joe Biden Masih Bugar di Usia 80 Tahun, Dokter Kepresidenan Ungkap Rahasianya
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memiliki kondisi yang sehat dan prima di usia 80.
Dokter Kepresidenan Gedung Putih, Kevin O’Connor menyampaikan hal itu setelah kandidat presiden dari Partai Republik, Nikki Haley mengatakan, politisi berusia di atas 75 tahun seharusnya memiliki untuk mengikuti, Biden perlu tes kognitif mental.
"Presiden Biden kini berusia 80 tahun. Ia sehat dan bersemangat juga mampu menjalankan tugas kepresidenan dengan sukses," tulisnya dalam surat yang diterbitkan oleh Gedung Putih pada wartawan, dikutip BBC, Sabtu (18/2/2023).
Ia menambahkan bahwa presiden juga masih fit untuk bertugas, dan sepenuhnya akan melaksanakan semua tanggung jawabnya tanpa pengecualian.
Meski Biden sempat mengalami COVID-19 pada Juli lalu, dokter menyebut bahwa ia tidak memiliki gejala long COVID-19. Kondisinya bisa dikatakan tidak memburuk sejak November 2021.
Tes kesehatan dengan hasil yang baik tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa pertanyaan seputar usia dan sindiran yang memojokkan bahwa dia tidak kompeten secara fisik akan terus-menerus diajukan.
Dokter menunjukkan bahwa Biden tidak minum atau merokok dan berolahraga lima kali seminggu.
Joe Biden menjalani pemeriksaan fisik keduanya sebagai presiden di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, lebih dari setahun setelah pemeriksaan fisik pertamanya yang dilakukan pada 19 November 2021, sehari sebelum lang tahunnya yang ke-79.
O'Connor mengatakan pemeriksaan neurologis memperkuat fakta bahwa Biden tidak memiliki penyakit yang berhubungan dengan gangguan saraf otak kecil atau pusat lainnya, seperti stroke, parkinson atau sklerosis lateral.
Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa kondisi mental Biden masih baik walau usianya sudah tua, sementara sekitar setengah dari responden mengatakan dia fidak dapat memenuhi tuntutan fisik sebagai presiden.
Meski banyak yang mempertanyakan kesiapan fisiknya, O'Connor mengatakan, apabila Biden mencalonkan dirinya kembali di 2024, maka kesehatan fisik dan mental akan menjadi salah satu prioritas utamanya.
"Biden mengatakan dia mungkin akan menjabat lagi di periode kedua. Namun kesehatan fisik dan mentalnya pasti akan menjadi perhatian utama para pemilih jika dia mencalonkan diri lagi," tuturnya.
Advertisement