Liputan6.com, Beijing - Ekspor mobil China dilaporkan semakin populer dalam kurun waktu setahun terakhir. Media pemerintah China melaporkan bahwa ekspor kendaraan-kendaraan China sudah mencapai nomor dua di dunia.
Dilaporkan People's Daily, Rabu (10/5/2023), ekspor kendaraan pada kuartal pertama 2023 naik 70,6 persen year-on-year menjadi 994 ribu unit kendaraan. Data itu berasal dari China Association of Automobile Manufacturers.
Baca Juga
Tujuan utama dari ekspor kendaraan China adalah Belgia, Meksiko, dan Arab Saudi.
Advertisement
Pada 2022, pengiriman kendaraan-kendaraan China mencapai 3,11 juta unit. China pun menggeser posisi Jerman sebagai eksportir kendaraan nomor dua di dunia.
Posisi satu ekspor kendaraan masih dipegang oleh Jepang.
1 Juta Mobil Diekspor di Awal 2023
Cui Dongshu, sekretaris jenderal China Passenger Car Association (CPCA), menyebut prospek bagi ekspor kendaraan China terbilang cerah, terutama untuk kendaraan dengan energi jenis baru.
CPCA menyebut lebih dari 1,08 juta unit mobil yang diekspor dari China pada Januari-April 2023, naik 115 persen year-on-year.
Perusahaan pembuat mobil SUV dan truk pikap terbesar di China, yakni Great Wall Motors, berkata penjualan luar negeri mereka mencapai 21.814 unit pada April 2023. Angka itu naik 182,09 persen year-on-year.
Pada April 2023, Great Wall Motors melucurkan model terbaru dengan energi terbarukan di Filipina dan Brazil. Pada tahun ini, perusahaan ini akan mencoba masuk ke SIngapura, Kamboja, dan Vietnam.
CEO Volkswagen Group di Jerman, Oliver Blume, berkata ada peluang bagi brand China untuk sukses di seluruh dunia.
"Perjalanannya masih panjang, tetapi beberapa brand otomotif China sudah memiliki produk-produk yang sangat kompetitif," ujar Blume.
Indonesia Enggak Dilirik, BYD Pilih Bangun Pabrik Mobil Listrik di Vietnam
Sementara itu, Grup BYD, salah satu pabrikan terkemuka China di bidang mobil listrik (EV), berencana memperluas produksi dan perakitan kendaraan listrik di Vietnam. Demikian pernyataan pemerintah Vietnam, mengutip pimpinan perusahaan asal China tersebut, disitat dari Reuters, Senin (8/5/2023).
Sebelumnya, pada Januari 2023, secara eksklusif Reuters juga telah melaporkan bahwa BYD memiliki rencana untuk membuka pabrik di Vietnam untuk produksi suku cadang mobil.
Hal tersebut, bertujuan untuk melakukan ekspor komponen ke pabrik perakitan yang direncanakan di Thailand.
Dalam pernyataan pemerintah yang dirilis setelah pertemuan antara pendiri dan ketua BYD, Wang Chuanfu dan Wakil Perdana Menteri Tran Hong Ha, mengatakan berharap Vietnam menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi BYD, untuk menyelesaikan prosedur investasi.
Pernyataan ini tidak menyebutkan berapa banyak investasi baru BYD yang akan ditambahkan untuk ekspansi tersebut.
BYD yang saat ini menjalankan pabrik untuk merakit perangkat elektronik dan suku cadang di provinsi Phu Tho, Vietnam Utara juga mengusulkan pembentukan rantai pasokan lokal.
Kehadiran BYD akan menjadi tantangan langsung bagi VinFast, pembuat EV Vietnam yang mulai menjual mobilnya pada 2019, dan berencana melakukan ekspansi di Amerika Serikat dan Eropa.
Sementara itu, September lalu, BYD yang didukung Berkshire Hathaway dari Warren Buffet, mengumumkan akan membangun pabrik perakitan EV di Thailand dengan kapasitas tahunan 150 ribu unit mulai 2024.
Advertisement