Perang Saudara Sudan: Arab Saudi dan AS Desak SAF dan RSF Capai Gencatan Senjata Baru

Sudan jatuh ke jurang kekacauan pada pertengahan April 2023 setelah perang pecah antara SAF dan kelompok paramiliter RSF yang saling berebut kuasa atas negara itu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Jun 2023, 10:01 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2023, 10:01 WIB
Badan-badan PBB Peringatkan Risiko Kelaparan di Sudan, Haiti, Burkina Faso, dan Mali
Di luar sembilan negara yang memberi peringkat tingkat perhatian tertinggi, badan tersebut mengatakan 22 negara diidentifikasi sebagai “hotspot” yang mempertaruhkan kerawanan pangan akut. (AP Photo/Ariana Cubillos)

Liputan6.com, Khartoum - Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) pada Minggu (4/6/2023) mendesak pihak-pihak yang terlibat perang saudara Sudan untuk menyetujui dan secara efektif menerapkan gencatan senjata baru di tengah pertempuran yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Sudan jatuh ke jurang kekacauan pada pertengahan April 2023 setelah perang pecah antara militer (SAF) yang dipimpin oleh Jenderal Abdel-Fattah Burhan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo. Keduanya saling berebut kuasa atas negara itu.

Selama berminggu-minggu, Arab Saudi dan AS berupaya menengahi kedua pihak. Pada 21 Mei, kedua negara berhasil menggiring SAF dan RSF untuk menyepakati perjanjian gencatan senjata sementara demi memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan. Namun, pada Rabu (31/5), SAF menyatakan tidak akan lagi berpartisipasi dalam pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata.

AS pun memberlakukan sanksi terhadap perusahaan pertahanan utama Sudan yang dijalankan militer dan RSF serta orang-orang yang mereka cap melanggengkan kekerasan di Sudan.

Dalam pernyataannya pada Minggu, Riyadh dan Washington mengungkapkan mereka masih akan terus melibatkan perwakilan SAF dan RSF yang masih berada di Jeddah, yang menjadi lokasi pembicaraan. Diskusi difokuskan pada memfasilitas bantuan kemanusiaan dan mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah jangka pendek yang harus diambil kedua belah pihak sebelum melanjutkan pembicaraan. Demikian seperti dilansir AP, Senin (5/6).

Perang saudara Sudan telah mengubah ibu kota negara itu dan sejumlah kota lainnya menjadi medan perang, mengakibatkan penjarahan dan penghancuran yang meluas. Konflik juga telah membuat lebih dari 1,65 juta orang mengungsi, baik ke wilayah yang lebih aman di dalam negeri maupun ke sejumlah negara tetangga.

Kekerasan Seksual

Konflik Sudan
Warga Sudan mengungkap pada Minggu, 28 Mei 2023, bentrokan terdengar sepanjang malam di Ibu Kota Khartoum. Sedangkan sejumlah pemantau dari lembaga-lembaga HAM melaporkan telah terjadi pertempuran mematikan di El Fashir, yakni salah satu Ibu Kota di barat Darfur. (AFP)

Terdapat laporan kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan perempuan dan anak perempuan di Khartoum dan wilayah Darfur barat, selama perang saudara Sudan berlangsung. Hampir semua kasus serangan seksual diarahkan ke RSF dan hingga saat ini kelompok itu disebut belum memberi respons apapun.

Penduduk melaporkan pertempuran sengit selama tiga hari terakhir di Khartoum, Omdurman, dan Bahri. Pertempuran juga dilaporkan terjadi di bagian utara Darfur.

Dalam bentrokan yang meningkat di Kota Kutum, Provinsi Darfur Utara, penduduk melaporkan bahwa pasar, banyak rumah, dan kamp pengungsi dibakar. Ada laporan puluhan korban di antara warga sipil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya