Liputan6.com, Washington - Donald Trump dikenai tujuh dakwaan di bawah Undang-Undang Spionase dalam penyelidikan dokumen rahasia negara yang diduga dibawanya ke kediaman pribadinya setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Hal tersebut dikonfirmasi pengacaranya Jim Trusty.
Trump menulis di media sosialnya, Truth Social, dia telah diberitahu oleh Kementerian Kehakiman bahwa dia didakwa dan dipanggil untuk hadir di Gedung Pengadilan Federal Miami pada Selasa (13/6) sore.
Baca Juga
"Pemerintahan Joe Biden yang korup memberi tahu pengacara saya bahwa saya telah didakwa, tampaknya karena Boxes Hoax," tulis Trump seperti dilansir CNN, Jumat (9/6).
Advertisement
Trusty mengaku bahwa pihaknya menerima kabar dakwaan terhadap Trump melalui email dari Kementerian Kehakiman AS pada Kamis (8/6), namun belum melihatnya secara rinci. Dia menyebutkan, dakwaan di bawah Undang-Undang Spionase menggelikan.
Hingga berita ini diturunkan, penasihat khusus Jack Smith yang menyelidiki kasus dokumen rahasia negara dan Kementerian Kehakiman AS belum membuat pernyataan publik.
Ini adalah kedua kalinya Trump didakwa secara pidana tahun ini. Pada April 2023, jaksa wilayah Manhattan mendakwa Trump dengan 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis.
Dakwaan kedua ini muncul di tengah perlombaan yang ketat antara sejumlah kandidat di Partai Republik untuk mendapatkan tiket sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres AS 2024. Sejauh ini, Trump merupakan kandidat terfavorit.
Trump: Saya Tidak Bersalah
Trump mengecam penyelidikan oleh penasihat khusus juga kasus hukum lain yang melibatkannya. Pada Kamis malam, Trump merilis video berdurasi empat menit yang mengulang banyak klaimnya di masa lalu, termasuk bahwa penyelidikan terhadap dirinya adalah campur tangan dalam pemilu.
"Saya tidak bersalah. Saya tidak melakukan kesalahan apapun," ungkap Trump dalam video tersebut.
Selain dua dakwaan yang telah terungkap, Trump juga terancam menghadapi dua dakwaan lainnya. Salah satunya dugaan upaya membatalkan pemilu AS 2020 di Georgia.
Pasca kabar dakwaan terkait dokumen rahasia negara mengemuka di publik, sekutu Trump menunjukkan dukungan mereka.
Ketua DPR Kevin McCarthy men-twit bahwa ini adalah "hari yang gelap bagi Amerika Serikat."
"Tidak masuk akal bagi seorang presiden untuk mendakwa kandidat utama yang menentangnya. Joe Biden menyimpan dokumen rahasia selama beberapa dekade," kata Republikan asal California itu.
Republikan lainnya Elise Stefanik mengatakan, "Kiri Jauh yang radikal tidak akan berhenti mengganggu Pemilu 2024..."
Advertisement