Liputan6.com, Ramallah - Militer Israel menyerbu kamp pengungsi di Tepi Barat pada Senin (19/6/2023), memicu pertempuran sengit dengan militan Palestina. Kelompok bersenjata dilaporkan meledakkan bom pinggir jalan atau Improvised Explosive Device (IED) dan helikopter Israel menyerang mereka untuk menyelamatkan pasukan yang terjebak dalam baku tembak selama berjam-jam.
Pejabat kesehatan Palestina seperti dilansir AP, Selasa (20/6) melaporkan, setidaknya lima warga Palestina tewas, termasuk seorang remaja laki-laki usia 15 tahun. Sementara itu, lebih dari 90 orang lainnya terluka.
Baca Juga
Israel Umumkan Wajib Militer 7.000 Orang Yahudi Ultra-Ortodoks, Akan Ikut Perang di Gaza dan Lebanon?
Hamas Kasih Syarat Ke Donald Trump untuk Gencatan Senjata Gaza, Perang Israel Vs Hamas Bakal Berakhir?
Kisah Malang Mazyouna di Gaza, Wajahnya Hancur oleh Roket Israel dan Dilarang Mendapat Perawatan
Kelompok Jihad Islam mengakui bahwa tiga dari korban jiwa adalah anggotanya. Militer Israel juga mengatakan bahwa delapan anggotanya ikut terluka dalam peristiwa tersebut.
Advertisement
Israel mengklaim bahwa pasukannya menyerbu kamp pengungsi Jenin pada Senin pagi untuk menangkap dua anggota kelompok militan. Mereka menghadapi perlawanan sengit.
Militan Palestina menuturkan bahwa mereka menyergap kendaraan lapis baja Israel dengan alat peledak, melumpuhkan beberapa di antaranya.
Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Richard Hecht menggambarkan penggunaan bom pinggir jalan oleh militan Palestina sangat tidak biasa dan dramatis. Dengan lima kendaraan terjebak dalam baku tembak selama berjam-jam, militer diharuskan mengirimkan helikopter sebagai bagian dari operasi evakuasi.
Media Israel melaporkan bahwa itu merupakan penggunaan helikopter tempur pertama di Tepi Barat yang diduduki sejak sekitar dua dekade lalu.
Satu helikopter Apache, sebut militer Israel, menembakkan rudal ke sejumlah anggota kelompok militan, sementara pasukan keamanan bekerja untuk mengeluarkan kendaraan yang terjebak.
Jihad Islam yang berbasis di Jenin mengklaim pihaknya membombardir helikopter tempur sekaligus memperingatkan Israel untuk mempertimbangkan kembali sebelum menginjakkan kaki di tanah Jenin.
Militer Israel mengungkapkan bahwa tembakan kelompok militan Palestina menyebabkan kerusakan kecil pada baling-baling helikopter.
Para saksi menggambarkan pertempuran yang hampir berlangsung selama 10 jam itu dipenuhi tembakan dan ledakan.
"Mereka (militer Israel) menembaki apa saja dan segala sesuatu yang bergerak," tutur direktur rumah sakit Tawfik al-Shobaki.
Setelah Israel berhasil mengevakuasi kendaraan militernya yang rusak pada sore hari, warga Palestina baru memberanikan diri menguburkan korban tewas.
Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi korban tewas sebagai Khaled Asasa (21); Qassam Abu Sariya (29); Qais Jabarin (21); Ahmed Daraghmeh (19); dan Ahmed Saqr (15). Dari 91 warga Palestina yang terluka, setidaknya 12 berada dalam kondisi kritis.
Direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin Wissam Bakar mengatakan bahwa seorang remaja perempuan usia 15 tahun termasuk di antara yang terluka parah.
Jihad Islam mengklaim tiga anggotanya yang tewas adalah Qais Jabarin, Qassam Abu Sariya, dan Ahmed Daraghmeh.
Seorang juru kamera Palestina, Hazem Nasser, yang mengenakan rompi pers, termasuk di antara mereka yang terluka parah dalam pertempuran itu. Rekan-rekannya mengatakan dia ditembak ketika sebuah bangunan -tempat wartawan berkemah untuk meliput pertempuran- diserang Israel.
"Tentu ada banyak penembakan dan ledakan, tapi semua orang tahu kami adalah jurnalis," kata jurnalis lepas Alaa Badarneh. "Tiba-tiba kami dikepung dan tentara mulai menembak ke arah kami."
Jurnalis Associated Press di tempat kejadian mengaku melihat militer menembak langsung ke arah Nasser.
Ketika ditanya tentang penembakan itu, militer Israel mengklaim tidak mengetahui adanya tembakan yang ditujukan kepada petugas medis dan jurnalis dan sedang menyelidiki insiden tersebut. Militer Israel menegaskan bahwa penggunakan tembakan langsung merupakan upaya terakhir untuk menghadapi ancaman di depan mereka.
Delapan korban luka di pihak Israel adalah anggota polisi perbatasan paramiliter dan tentara. Mereka disebut menderita luka ringan dan sedang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengunjungi pasukan terluka di rumah sakit memuji mereka. Dia mengatakan bahwa Israel menyerang teror dengan kekuatan dan kebulatan tekad.
Perang Sengit dan Terbuka terhadap Rakyat Palestina
Palestina dan negara-negara Arab mengutuk keras serangan Israel. Pejabat senior Palestina Hussein al-Sheikh menuduh Israel mengobarkan perang sengit dan terbuka terhadap rakyat Palestina.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam apa yang disebutnya sebagai eskalasi berkelanjutan Israel terhadap Palestina, dengan mengatakan kekerasan itu merusak upaya untuk mengurangi ketegangan regional.
Eskalasi itu adalah yang terbaru dalam lebih dari satu tahun kekerasan yang hampir setiap hari melanda Tepi Barat.
Kemudian pada Senin, militer Israel mengatakan bahwa dua tersangka penyerang Palestina menabrakkan mobil mereka ke pasukan yang berjaga di pos pemeriksaan dekat Jenin, menimbulkan luka ringan pada dua tentara.
Pejabat kesehatan Palestina mengungkapkan bahwa pasukan Israel menembaki kendaraan itu, melukai dua warga Palestina. Salah satu pria dalam kondisi kritis.
Israel dan Palestina telah dicengkeram oleh kekerasan selama berbulan-bulan, terutama di Tepi Barat, di mana lebih dari 120 warga Palestina tewas tahun ini. Kota Jenin sendiri disebut menjadi sarang militansi Palestina.
Israel merebut Tepi Barat dalam Perang 1967, bersama dengan Yerusalem timur dan Jalur Gaza. Palestina menginginkan wilayah itu untuk negara merdeka di masa depan.
Serangan Palestina terhadap Israel menewaskan sedikitnya 20 orang tahun ini.
Â
Advertisement