Kebakaran di Panti Jompo Italia, 6 Orang Meninggal dan 80 Warga Dirawat Akibat Asap

Kebakaran melanda sebuah bangunan panti jompo di Italia. Sejumlah penghuninya dilaporkan meninggal dunia.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Jul 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2023, 11:00 WIB
Rumah panti jompo di Italia ini dilaporkan menampung 167 orang ketika kebakaran terjadi (AFP/Gabriel Bouys)
Rumah panti jompo di Italia ini dilaporkan menampung 167 orang ketika kebakaran terjadi (AFP/Gabriel Bouys)

Liputan6.com, Milan - Kebakaran melanda sebuah bangunan panti jompo di Italia. Sejumlah penghuninya dilaporkan meninggal dunia.

"Kebakaran di panti jompo di Milan pada Jumat (7 Juli) menewaskan enam orang," kata petugas pemadam kebakaran seperti dikutip dari AFP, Sabtu (8/7/2023).

Petugas pemadam kebakaran juga mengatakan bahwa sekitar 80 warga lainnya dirawat di rumah sakit karena menghirup asap dari kebakaran.

Bangunan tiga lantai itu dilaporkan menampung 167 orang ketika kebakaran dimulai pada Jumat dini hari.

"Itu adalah pemandangan yang mengerikan," kata penduduk setempat bernama Lucia, yang dapat melihat bangunan panti jompo itu dari rumahnya, kepada wartawan.

"Kami melihat orang tua menutupi wajah mereka dengan kain basah," dan jendela pecah karena panas, katanya.

Penyebab kebakaran belum diketahui, kata pemadam kebakaran.

Lebih dari 10 ambulans, berbagai truk pemadam kebakaran, dan van kamar mayat berwarna perak terlihat berada di lokasi kebakaran di selatan kota Italia.

"Enam orang tewas, banyak (lainnya) yang menderita akibat menghirup asap (dari kebakaran) dirawat di rumah sakit. Puluhan orang diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran yang segera mengevakuasi gedung," kata petugas pemadam kebakaran di Twitter.

"Sekitar 80 orang dilarikan ke rumah sakit, dua di antaranya berjuang untuk hidup mereka," kata kepala pemadam kebakaran Milan Nicola Micele.

Sementara itu, 15 orang lainnya dilaporkan dalam kondisi serius.

Lima dari korban adalah wanita berusia antara 69 dan 87 tahun, sedangkan yang keenam adalah pria berusia 73 tahun, kata laporan media.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengucapkan dukacita melalui Twitter. "Belasungkawa yang tulus kepada keluarga para korban dan pemulihan yang cepat bagi mereka yang berada di rumah sakit," tulisnya.

 

Teka-Teki Penyebab Kebakaran

Ilustrasi Kebakaran. (Freepik/ArthurHidden)
Ilustrasi Kebakaran. (Freepik/ArthurHidden)

Wali Kota Milan Giuseppe Sala mengatakan api "mulai dari satu kamar yang menampung dua penghuni wanita", keduanya tewas akibat kobaran api.

"Api tidak menyebar, bahkan ke kamar tetangga, tapi asapnya sama mematikannya dan empat korban lainnya meninggal karena menghirup asap", imbuh Wali Kota Milan Giuseppe Sala.

"Itu (kebakaran) bisa saja lebih buruk, tetapi enam korban adalah korban yang sangat banyak", kata Wali Kota Giuseppe Sala.

Juru bicara pemadam kebakaran nasional Luca Cari mengatakan kepada AFP bahwa hipotesis paling kredibel saat ini tentang penyebab kebakaran adalah korsleting.

Seorang staf membunyikan alarm pada pukul 01.20 setelah melihat asap, kata pihak berwenang.

"Empat tim pemadam kebakaran segera dikirim. Mereka dihadapkan pada jarak pandang yang sangat rendah di koridor di dalam satu bagian gedung dan api di satu ruangan. Mereka fokus memadamkan api, kemudian mengevakuasi para tamu," papar keterangan pihak berwenang.

"Itu adalah evakuasi yang sangat rumit baik karena asap maupun karena beberapa tamu tidak dapat berjalan".

"Beberapa warga dievakuasi dengan dilakukan, hampir satu waktu," kata Wali Kota Sala.

Mereka diberi gelang pengenal dan selimut darurat termal.

 

Dipindahkan ke Panti Jompo Lain

Lansia (iStock)
Ilustrasi lansia (iStockphoto)

Dewan bekerja untuk segera menampung orang-orang di panti jompo lain yang cocok.

"Casa per Coniugi" yang dikelola secara pribadi melayani orang lanjut usia yang tidak mandiri tetapi tidak membutuhkan perawatan rumah sakit.

Seperti banyak rumah jompo serupa lainnya, rumah itu terpukul keras oleh pandemi Virus Corona COVID-19, dengan 53 penghuninya dilaporkan meninggal akibat virus itu pada April 2020, kata harian Corriere della Sera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya