Liputan6.com, Washington - Militer Amerika Serikat (AS) pada Minggu (9/7/2023), mengatakan bahwa pihaknya melancarkan serangan drone yang menewaskan Usamah al-Muhajir, pemimpin ISIS di Suriah timur.
"Serangan pada Jumat (7/7) dilakukan oleh MQ-9 Reaper yang sama, yang pada hari sebelumnya, diganggu oleh pesawat Rusia dalam pertemuan yang berlangsung hampir dua jam," ungkap pernyataan dari Komando Pusat AS seperti dilansir The Guardian, Senin (10/7).
Baca Juga
Dalam pernyataannya, militer AS menuturkan bahwa tidak ada indikasi warga sipil tewas dalam serangan itu. Militer AS tengah mengkaji laporan korban luka.
Advertisement
"Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen mengalahkan ISIS di seluruh wilayah," ujar Komandan Komando Pusat AS Jenderal Erik Kurilla dalam pernyataan tersebut.
Washington telah meningkatkan serangan dan operasi terhadap ISIS di Suriah, membunuh dan menangkap para pemimpin kelompok teroris itu yang berlindung di daerah-daerah yang berada dikendalikan pemberontak. ISIS kehilangan wilayah terakhirnya di Suriah pada tahun 2019.
Banyak pemimpin ISIS yang masih hidup diperkirakan telah merencanakan serangan di luar negeri.
Komandan militer AS mengungkapkan bahwa ISIS tetap menjadi ancaman signifikan di kawasan, meski kapalitasnya telah menurun dan kemampuannya untuk membangun kembali jaringannya melemah.
Pada puncaknya tahun 2014, ISIS menguasai sepertiga wilayah Irak dan Suriah. Meskipun dipukul mundur di kedua negara, militannya terus berontak.
Rusia Sebut AS Lakukan Pelanggaran Sistematis
Angkatan udara AS sebelumnya merilis rekaman video yang diklaimnya menunjukkan pertemuan antara drone-nya dengan jet tempur Rusia pada Rabu (5/7), yang memaksa MQ-9 Reaper mengambil tindakan mengelak.
Terkait peristiwa tersebut, Pusat Angkatan Udara AS mengatakan, "Peristiwa ini mewakili tingkat baru tindakan tidak profesional dan tidak aman oleh Angkatan Udara Rusia yang beroperasi di Suriah."
Komandan Angkatan Udara ke-9 di Timur Tengah Letnan Jenderal Alex Grynkewich mengungkapkan bahwa salah satu pilot Rusia memindahkan jet mereka di depan drone, mengurangi kemampuan operator drone untuk mengoperasikan pesawat dengan aman.
Sementara itu, Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah Laksamana Muda Oleg Gurinov menuturkan militer Rusia dan Suriah telah memulai pelatihan bersama selama enam hari yang akan berakhir pada Senin.
Dalam komentar yang disampaikan media pemerintah Suriah, Gurinov menyebutkan bahwa Rusia prihatin dengan penerbangan drone oleh koalisi pimpinan AS di Suriah utara. Menurutnya, AS melakukan pelanggaran sistematis atas protokol yang dirancang untuk menghindari bentrokan antara kedua militer.
Advertisement