Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Antar Benua Pasca Ancam Tembak Jatuh Pesawat Mata-mata AS

Rudal balistik antar benua yang ditembakkan Korea Utara pada Rabu (12/7/2023), mendarat di perairan dekat Jepang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Jul 2023, 16:09 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 16:08 WIB
Korea Utara Luncurkan Rudal Jarak Jauh Usai Ancam AS
Peluncuran pada hari Rabu, yang merupakan penembakan senjata pertama Korut dalam waktu sekitar satu bulan, dilakukan setelah Korea Utara pada awal pekan ini mengeluarkan serangkaian pernyataan yang menuduh Amerika Serikat menerbangkan pesawat militer di dekat Korea Utara untuk memata-matai Korut. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Tokyo - Korea Utara pada Rabu (12/7/2023), menembakkan rudal balistik antar benua (ICBM) yang terbang selama lebih dari 70 menit. Hal tersebut diungkapkan Kementerian Pertahanan Jepang.

Waktu terbang 74 menit menunjukkan kemajuan dari rudal yang diuji Korea Utara pada Maret dan April tahun ini, keduanya juga merupakan ICBM.

Rudal yang ditembakkan pada Rabu mendarat di perairan dekat Jepang. Peluncuran terjadi setelah pada awal pekan ini Korea Utara mengancam akan menembak jatuh pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) yang diklaimnya melakukan kegiatan spionase permusuhan di dekat wilayahnya.

Selain itu, peluncuran ICBM juga dilakukan di tengah KTT NATO yang berlangsung di Vilnius, Lithuania, di mana para pemimpin AS, Korea Selatan, dan Jepang bertemu untuk membahas isu keamanan, termasuk ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara.

"Rudal terbaru, yang pertama ditembakkan Korea Utara dalam tiga bulan, terbang sejauh 1.000 kilometer dan pada ketinggian lebih dari 6.000 kilometer," ungkap Kementerian Pertahanan Jepang seperti dilansir CNN.

Penjaga Pantai Jepang mengutip Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan sebelumnya bahwa rudal itu diluncurkan pada pukul 09.59 waktu setempat dan jatuh ke Laut Jepang atau juga dikenal sebagai Laut Timur pada pukul 11.15 waktu setempat

Sejumlah ahli mengatakan, Korea Utara kemungkinan menguji ICBM Hwasong-18. Kim Jong Un sebelumnya menyebut Hwasong-18 sebagai senjata nuklirnya yang paling kuat, meskipun tidak ada indikasi bahwa rudal tersebut dapat berhasil mengirimkan muatan nuklir.

"Peluncuran Korea Utara tampaknya merupakan uji coba kedua dari ICBM Hwasong-18 yang pertama kali ditembakkan pada 13 April. Korea Utara tampaknya terus mengembangkan teknologi rudal berdasarkan hasil uji peluncuran pertama," ujar profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul Kim Dong Yub.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


NATO Desak Korea Utara Kembali Berdialog

Korea Utara Luncurkan Rudal Jarak Jauh Usai Ancam AS
Seseorang menonton TV yang menayangkan program berita tentang peluncuran rudal Korea Utara, di Tokyo, Jepang, Rabu (12/7/2023). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebuah komunike dari KTT NATO pada Selasa mendesak Korea Utara meninggalkan program rudal balistik dan senjata nuklirnya, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Kami meminta (Korea Utara) untuk menerima tawaran dialog berulang yang diajukan oleh semua pihak terkait, termasuk Jepang, AS, dan Korea Selatan," ujar komunike tersebut.

Namun, sejauh ini Korea Utara dilaporkan tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia untuk kembali terlibat dalam negosiasi dengan AS atau Seoul.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya