Liputan6.com, Washington, DC - Perwakilan Rusia di Amerika Serikat mendamprat hasil negosiasi damai Rusia-Ukraina yang digelar di Jeddah, Arab Saudi. Negosiasi itu dianggap tidak menanggapi kepentingan nasional Rusia.
Invasi Rusia di Ukraina masih berlanjut sejak Februari 2022. Salah satu tuntutan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah supaya Rusia angkat kaki dari semua wilayah kedaulatan Ukraina.
Baca Juga
Cek Fakta: Tidak Benar Video Cristiano Ronaldo Nonton Langsung di Stadion Laga Arab Saudi Vs Timnas Indonesia
Terinspirasi Suporter Jepang, Fans Timnas Indonesia Bersihkan Sampah di GBK Usai Laga Lawan Arab Saudi
Top 3 Berita Bola: Shin Tae-yong Ungkap Strategi Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Arab Saudi
Menurut laporan media pemerintah Ukraina, Ukrinform, Presiden Zelensky ingin hal-hal seperti keamanan pangan dan energi, pelepasan semua tahanan, mendapatkan kembali semua wilayah Ukraina, melawan kerusakan lingkungan, hingga mencari jalan mengakhiri perang.
Advertisement
Pertemuan di Jeddah itu berlangsung pada 5 hingga 6 Agustus lalu. Amerika Serikat, India, dan China juga terlibat.
Namun, Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov mengkritik keras forum perdamaian di Jeddah. Antonov menganggap forum itu tidak berhasil sama sekali.
Antonov juga menuding bahwa AS menggalang dukungan negara-negara selatan dunia (Global South) untuk mengisolasi Rusia.
"Tidak ada keberhasilan diplomatik di Jeddah. Washington mencoba menampilkan gambar indah dukungan Global South kepada AS untuk mengisolasi Rusia," ujarnya seperti dilansir media pemerintah Rusia, TASS.
"Kami ingin memahami bagaimana mungkin mendiskusikan isu-isu terkait keamanan Rusia tanpa mempertimbangkan kepentingan-kepentingan nasional kami," lanjut Antonov.
Dubes Antonov turut berkata bahwa konflik di timur Eropa, yang notabene dimulai karena invasi Rusia yang merebut wilayah Ukraina, merupakan perang yang dipicu oleh AS.
Arab Saudi Tidak Pro-Rusia
Dalam tulisan opininya, pemimpin redaksi Arab News Faisal J. Abbas menegaskan bahwa Arab Saudi tidak pro-Rusia. Justru Arab Saudi ikut voting di PBB yang mengecam serangan Rusia di Ukraina.
Posisi Arab Saudi yang di tengah-tengah juga dinilai positif karena bisa membawa banyak negara untuk ikut perbincangan damai ini, termasuk China.
"Selama lebih dari 18 bulan sekarang, kami hanya mendengar retorika kemarahan dari semua sisi, yang tidak membantu mengurangi tensi dan hanya menambah api. Ya, Rusia harusnya tak boleh diberikan hadiah atas agresinya, tetapi sudah sangat jelas dari awal bahwa solusi militer tidak akan menyelesaikan konflik ini," tulis Abbas dalam kolom opininya.
Pertemuan di Jeddah dinilai Abbas akan berbeda dari sebelumnya, karena Arab Saudi tidak memihak di perang ini, sehingga "lebih adil sebagai mediator".
Selain itu, Arab Saudi juga didengarkan oleh Rusia karena memiliki keuntungan bersama. Dan ketiga, Arab Saudi bisa bicara dengan China yang tidak hadir di pertemuan damai Ukraina-Rusia di Denmark.
Untuk hasilnya, Abbas berkata itu tergantung Rusia. Pihak Rusia tidak datang di pertemuan Jeddah, tetapi wakil menlu Rusia Sergey Ryabkov berkata akan membahas hasil perbincangan di Jeddah pada forum BRICS.
Advertisement
Formula 10 Poin untuk Perdamaian Perang Rusia
Sebuah sumber dari delegasi Ukraina mengatakan kepada Al-Arabiya dan Al-Hadath bahwa proposal 10 poin tersebut "didukung oleh beberapa negara", demikian seperti dikutip dari Eurasia Review, Senin (7/8/2023).
Pertemuan dua hari itu merupakan bagian dari dorongan diplomatik oleh Ukraina untuk membangun dukungan di luar komunitas negara-negara Barat, dengan menjangkau negara-negara Global South untuk membantu mencapai solusi atas konflik, yang telah memukul ekonomi global.
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pekan ini bahwa pertemuan itu akan berfokus pada formula perdamaian 10 poin yang menyerukan penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah Ukraina.
Pertemuan Jeddah Arab Saudi mengikuti pembicaraan di Kopenhagen pada Juni 2023 yang dirancang untuk menjadi informal dan tidak menghasilkan pernyataan resmi, dan sumber Ukraina mengatakan formula perdamaian 10 poin "menerima lebih banyak dukungan daripada di Kopenhagen."
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan memimpin delegasi Washington ke kota Saudi, kata seorang pejabat senior Gedung Putih.
Pertemuan itu menyoroti "kesiapan Arab Saudi untuk mengerahkan kantor-kantornya yang baik untuk berkontribusi mencapai solusi yang akan menghasilkan perdamaian permanen", kata kantor berita resmi Saudi Press Agency pada Jumat 4 Agustus.
Utusan Khusus China untuk Urusan Eurasia Li Hui juga berpartisipasi di Jeddah.
Ukraina Tangkap Seorang Perempuan atas Tuduhan Rencana Pembunuhan Volodymyr Zelensky
Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengklaim telah menggagalkan plot pembunuhan Volodymyr Zelensky. Seorang perempuan yang diduga mengumpulkan intelijen tentang gerakan sang presiden berhasil ditangkap.
Perempuan yang tidak diungkapkan identitasnya itu, sebut SBU, mengumpulkan informasi tentang kunjungan Zelensky ke wilayah Mykolaiv selatan, di mana Rusia berencana melancarkan serangan udara besar-besaran. Demikian seperti dilansir The Guardian, Selasa (8/8).
Melansir BBC, Zelensky mengunjungi Mykolaiv pada Juni 2023 untuk melihat langsung kerusakan yang disebabkan oleh jebolnya Bendungan Kakhovka dan dia kembali ke wilayah itu pada Juli 2023 pasca pengeboman besar-besaran Rusia.
SBU lebih lanjut menjelaskan bahwa meskipun individu tersebut mencoba menetapkan waktu dan daftar lokasi perkiraan rute Zelensky, pihaknya telah memperoleh informasi tentang kegiatan subversif tersangka dan kemudian menerapkan langkah-langkah keamanan tambahan.
Melalui saluran Telegram-nya, Zelensky mengatakan bahwa pemimpin SBU telah menginformasikan kepadanya tentang perang melawan para pengkhianat.
Serangan drone ke Moskow pada awal tahun ini, yang dikaitkan dengan militer Ukraina, telah digambarkan Rusia sebagai upaya untuk membunuh Vladimir Putin. Rusia pun mengklaim akan ada pembalasan.
Pada awal perang Ukraina sendiri, Zelensky mengaku bahwa dia sadar Putin menginginkan dia mati. Lebih dari 400 tentara bayaran Rusia dari kelompok Wagner dilaporkan berada di Kyiv pada Februari 2022 dengan perintah untuk membunuh Zelensky sebagai bagian dari strategi militer pemenggalan kepala.
Para ajudan Zelensky mengklaim pada Maret tahun lalu bahwa presiden Ukraina itu telah selamat dari tiga percobaan pembunuhan dalam sepekan dan lusinan plot lainnya.
Advertisement