Rusia Luncurkan Misi ke Bulan Pertama Sejak Tahun 1976, Klaim Akan Ciptakan Sejarah

Presiden Vladimir Putin telah berjanji untuk melanjutkan program luar angkasa Rusia meskipun digempur sanksi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Agu 2023, 12:27 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2023, 12:27 WIB
Rusia Luncurkan Misi ke Bulan
Foto selebaran ini diambil dan dirilis oleh Badan Antariksa Rusia Roscosmos pada 7 Agustus 2023, menunjukkan para teknisi menyelesaikan perakitan roket Soyuz 2.1b yang membawa pendarat Luna-25 sebelum peluncurannya yang dijadwalkan pada 11 Agustus 2023 di Kosmodrom Vostochny, sekitar 180 km sebelah utara Blagoveschensk, di wilayah Amur. (Handout/Russian Space Agency Roscosmos/AFP)

Liputan6.com, Moskow - Rusia pada Jumat (11/8/2023), meluncurkan misi ke Bulan. Itu merupakan misi ke Bulan pertama Rusia sejak tahun 1976, ketika Uni Soviet menjadi pelopor penaklukan luar angkasa.

Peluncuran misi ke Bulan ini dinilai upaya untuk menghidupkan kembali sektor luar angkasa Rusia di tengah isolasi internasional.

Dilansir CNA, Jumat (11/8/2023), pesawat antariksa Luna-25 akan lepas landas pukul 02.10 waktu setempat dari Kosmodrom Vostochny.

Luna-25 disebut akan mencapai orbit Bulan dalam lima hari. Kemudian menghabiskan antara tiga dan tujuh hari untuk memilih tempat yang tepat sebelum mendarat di kutub selatan Bulan.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pendaratan di Bulan akan dilakukan di kutub selatan Bulan. Selama ini, pendaratan dilakukan di zona ekuator," ujar pejabat senior Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) Alexander Blokhin dalam wawancara baru-baru ini.

Sumber lain di Roscosmos memperkirakan bahwa Luna-25 akan mendarat di Bulan sekitar 21 Agustus.

Luna-25, yang dijadwalkan berada di Bulan selama satu tahun, akan bertugas mengambil (sampel) dan menganalisis tanah serta melakukan penelitian ilmiah jangka panjang.

Peluncuran ini adalah misi pertama dalam program baru Rusia terkait Bulan, yang berlangsung pada saat kemitraan Roscosmos dengan Barat dicabut menyusul perang Ukraina.

Pakar antariksa Rusia Vitali Iegorov menggarisbawahi misi ini adalah pertama kalinya Rusia pasca-Uni Soviet mencoba menempatkan perangkat di luar angkasa.

"Pertanyaan terbesarnya adalah: Bisakah itu mendarat?" katanya, seraya menekankan bahwa misi ini sangat penting bagi Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ambisi Nenek Moyang

Rusia Luncurkan Misi ke Bulan
Luna-25 akan diluncurkan dengan pendorong Soyuz-2 Fregat dan menjadi pendarat pertama yang tiba di Kutub Selatan Bulan, kata Roscosmos. (Handout/Russian Space Agency Roscosmos/AFP)

Presiden Vladimir Putin telah berjanji untuk melanjutkan program luar angkasa Rusia meskipun digempur sanksi. Dia merujuk pada pengiriman manusia pertama ke luar angkasa oleh Uni Soviet pada tahun 1961 saat ketegangan Timur-Barat meningkat.

"Kami dibimbing oleh ambisi nenek moyang kami untuk maju, meskipun ada kesulitan dan upaya eksternal untuk mencegah kami melakukannya," kata Putin di Kosmodrom Vostochny tahun lalu.

Misi ini penting bagi sektor luar angkasa Rusia, yang didera masalah pendanaan, skandal korupsi, dan meningkatnya persaingan dari Amerika Serikat dan China, serta inisiatif swasta seperti SpaceX.

infografis negara asgardia
Asgardia, Negara di Luar Angkasa
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya