Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Kota Gaza menjadi target serangan yang dialamatkan kepada kepada Israel. Padahal di dalamnya banyak warga Palestina yang mencari perlindungan di bangunan tersebut.
Berbagai reaksi kecaman dari pemimpin dunia terus bergulir.
Baca Juga
Presiden Amerika Serikat Joe Biden hingga Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres menggambarkan insiden tersebut "ngeri", dan menekankan bahwa rumah sakit dilindungi di bawah hukum internasional.
Advertisement
Kendati demikian, pihak Palestina justru kecewa dan menilai bahwa komunitas internasional hanya berdiam diri menanggapi insiden tersebut.
"Faktanya, sangat memalukan jika komunitas internasional tetap bungkam mengenai apa yang terjadi di Palestina,"ujar Konsuler Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia Ahmad Metani dalam pernyataan pers di Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
"Hal ini sangat mengecewakan bagi rakyat Palestina. Dengan mereka menyerang rumah sakit di depan seluruh komunitas internasional, jadi kita perlu melindungi rakyat kita," sambungnya.
Kendati para pemimpin dunia telah mengecam dan mengutuk aksi serangan terhadap rumah sakit tersebut, Metani menekankan bahwa Palestina menginginkan aksi nyata dari mereka.
"Walaupun Eropa dan Amerika telah mengutuk kejadian ini, tapi kami di sini juga meminta masyarakat dunia untuk menyelesaikan permasalahan ini, bukan hanya sekadar omongan saja namun juga tindakan nyata," tegas Metani.
Metani mengaku Palestina semakin merasa kecewa dengan diamnya komunitas internasional, bahkan setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak bantuan dari dunia.
"Israel terus menerus meluncurkan bom dan misil ke Gaza, bahkan presiden kami telah menyuarakan ke komunitas internasional bahwa kami menginginkan perdamaian dan ingin menyelesaikan ini secara damai," terangnya.
"Tapi tampaknya masyarakat internasional hanya diam saja dan selain itu Israel tampaknya juga tidak ingin berdamai dengan kami," katanya lagi.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa serangan yang diklaim Hamas dilakukan oleh Israel itu, telah menewaskan sekitar 500 orang.
Beberapa rumah sakit di Kota Gaza telah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan orang, dengan harapan agar terhindar dari pengeboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya mengungsi ke selatan Jalur Gaza.
Desak Dunia Bersuara
Desakan agar negara-negara di dunia bersuara dan melakukan tindakan nyata pasca-serangan tersebut juga disampaikan oleh organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C).
Lembaga medis yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan itu menggambarkan betapa sulitnya kondisi rumah sakit Indonesia di Gaza saat ini. Sebelum RS Al-Ahli Arabi Baptist, Rumah Sakit Indonesia di Gaza juga turut menjadi sasaran konflik.
"Dalam kondisi normal saja, Gaza atau Palestina itu seperti penjara di mana masuk ke sana susah, keluar juga susah. Maka di saat-saat seperti ini, bisa dibayangkan kondisinya jauh lebih susah lagi," kata Presidium MER-C Henry Hidayatullah dalam kesempatan yang sama.
Melihat kondisi itu, Henry turut mendesak dunia agar melakukan tindakan nyata untuk mengatasi isu kemanusiaan di wilayah konflik.
"Bisa dikatakan ini genosida, di mana terjadi blokade, bantuan disetop dan tidak boleh masuk, apa yang lebih tepat kalau bukan genosida," ujar Henry.
"Kami mengutuk dengan keras tindakan ini dan tentunya dunia harus bersuara terkait apa yang dilakukan oleh Israel terhadap bangsa Palestina khususnya di Gaza," sambungnya.
Advertisement
Israel dan Hamas Saling Tuduh
Terkait serangan terhadap rumah sakit tersebut, pihak Israel dan Hamas justru saling tuduh.
Pihak Israel menuding bahwa rumah sakit itu diserang roket Hamas yang salah sasaran, sementara Hamas menyebutnya "pembunuhan massal mengerikan" yang disebabkan serangan udara Israel.
Militer Israel secara spesifik menyalahkan kelompok bernama Jihad Islam yang merupakan grup militan yang kerap bekerja sama dengan Hamas.
Menurut militer Israel, kelompok tersebut menembak roket dengan rumah sakit itu dan intelijen Israel berkata roketnya menyerang rumah sakit tersebut.
Namun kemudian, BBC melaporkan bahwa kelompok Jihad membantah pihaknya ada di balik serangan roket tersebut.
Joe Biden Batal Bertemu Para Pemimpin Arab
Imbas serangan tersebut pula, Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan para pemimpin Arab batal. Pasalnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menarik diri dari rencana pertemuan dengan Biden di Yordania.
AS sendiri telah secara halus mengubah nada pesannya selama sepekan terakhir, dengan tetap memberikan dukungan penuh terhadap Israel sambil perlahan-lahan mengeraskan suara tentang bantuan kemanusiaan yang mendesak di Gaza.
Para mediator terus berjuang memecah kebuntuan dalam penyediaan pasokan bagi warga sipil, kelompok bantuan, dan rumah sakit.
Advertisement