Israel Ogah Gencatan Senjata Sekalipun Didesak AS, Korban Jiwa di Gaza Capai 9.227 Orang

Perbedaan tampak jelas dalam sikap AS dan Israel. Ketika AS menyerukan bantuan kemanusiaan yang mencakup bahan bakar dikirimkan ke Gaza melalui penerapan mekanisme yang dapat menjamin bahwa bantuan benar-benar sampai ke rumah sakit-rumah sakit, PM Israel bersikeras tidak mengizinkan itu terjadi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 04 Nov 2023, 18:47 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2023, 18:35 WIB
Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken kembali menyambangi Israel pada Jumat (3/11/2023). Kedatangannya disebut bagian dari upaya menyerukan Israel agar menerapkan jeda kemanusiaan demi memungkinkan bantuan menjangkau masyarakat Gaza yang sekarat.

Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bergeming. Sesaat sebelum Blinken menggelar konferensi pers, Netanyahu tegas menolak gencatan sementara perang Hamas Vs Israel selama itu tidak mencakup kesepakatan pembebasan sandera. Demikian seperti dilansir The Times of Israel, Sabtu (4/11).

Perbedaan pun tampak jelas dalam sikap AS dan Israel. Ketika Blinken menyerukan bantuan kemanusiaan yang mencakup bahan bakar dikirimkan ke Gaza melalui penerapan mekanisme yang dapat menjamin bahwa bantuan benar-benar sampai ke rumah sakit-rumah sakit, Netanyahu bersikeras tidak mengizinkan itu terjadi.

Dari hari-hari sebelumnya, Israel menuduh bahwa bantuan bahan bakar, khususnya, yang dikirimkan ke Gaza dapat dimanfaatkan oleh kelompok Hamas untuk kepentingan operasi mereka.

"Selama ada AS, Israel tidak akan berdiri sendiri," ungkap Blinken dalam konferensi persnya di Israel.

Dia menegaskan kembali bahwa Israel punya hak dan kewajiban untuk membela diri dan melakukan segala yang bisa dilakukan demi memastikan bahwa peristiwa seperti serangan Hamas pada 7 Oktober tidak akan terjadi lagi.

Namun, pada saat yang sama, Blinken mengatakan, "Cara Israel melakukan hal tersebut sangatlah penting ... Kita perlu berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil Palestina."

"Tidak ada negara yang boleh atau bisa menoleransi pembantaian terhadap orang-orang yang tidak bersalah."

Blinken menyatakan bahwa pemerintah Israel memperlihatkannya gambar dan rekaman tambahan terkait serangan Hamas pada 7 Oktober. Menurutnya, mengejutkan bahwa kebrutalan Hamas dapat dilupakan begitu cepat oleh banyak orang, tapi tidak dengan AS dan Israel.

Terdapat 33 warga AS, ujar Blinken, yang tewas dalam serangan Hamas.

Di lain sisi dia menekankan bahwa melindungi warga Palestina ketika Israel mengobarkan perang adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Otoritas kesehatan Gaza pada Jumat mengumumkan bahwa warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 9.227 orang, di mana 3.826 di antaranya adalah anak-anak.

Sementara korban di sisi Israel sedikitnya 1.400 orang dan terdapat lebih dari 200 orang yang disandera Hamas.

Nasihat Sahabat Terbaik

Antony Blinken
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. (Dok. Alex Edelman/POOL/AFP/File)

Blinken menuturkan bahwa dia telah berdiskusi dengan Israel mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk berperang dalam kondisi ini.

"Nasihat yang hanya dapat diberikan oleh sahabat terbaik," ujar Blinken.

Dia menekankan perlunya meningkatkan aliran bantuan ke warga sipil Gaza – 100 truk sehari tidaklah cukup – dan langkah-langkah lebih lanjut untuk membantu mengeluarkan lebih banyak warga asing. Selain itu, Blinken menyinggung pentingnya langkah nyata untuk memenuhi makanan, air, obat-obatan, bahan bakar dan kebutuhan mendesak lainnya.

Blinken mengakui bahwa ada pertanyaan wajar yang diajukan pihak Israel tentang cara terbaik memanfaatkan jeda kemanusiaan demi memungkinkan lebih banyak bantuan dan membantu menjamin pembebasan para sandera, sekaligus mencegah Hamas menggunakan gencatan senjata sementara demi keuntungannya.

Namun, dia menggarisbawahi bahwa menolak bantuan semacam itu datang akan membuat calon mitra perdamaian marah. Pernyataannya merujuk pada normalisasi hubungan Israel dengan sejumlah negara Arab.

"Tidak akan ada mitra perdamaian jika mereka termakan oleh (kekhawatiran terhadap) bencana kemanusiaan (di kalangan warga Gaza) dan diasingkan oleh anggapan ketidakpedulian (Israel) terhadap penderitaan mereka (warga sipil Palestina)," ungkap Blinken.

Jeda kemanusiaan, menurut Blinken, dapat meningkatkan keamanan bagi warga sipil Gaza dan memberikan bantuan yang lebih efektif. Dia mengaku telah berdiskusi dengan para pemimpin Israel "bagaimana, kapan dan di mana" jeda ini bisa terjadi.

Blinken mengungkapkan bahwa dia merasakan kesedihan yang sama saat menyaksikan bagaimana pembantaian tidak hanya berdampak pada anak-anak Israel tapi juga Palestina, yang ditarik dari puing-puing bangunan yang dibom Israel.

"Saat melihat mereka, saat menatap mata mereka dari layar TV, saya melihat anak-anak saya sendiri," kata Blinken. "Bagaimana mungkin tidak?"

Blinken lantas menyebut bahwa Hamas tidak peduli dengan warga Palestina dan dengan kejam menggunakan mereka sebagai perisai manusia, menempatkan infrastruktur dan pasukannya di bangunan tempat tinggal, sekolah, masjid, dan rumah sakit.

"Warga sipil tidak boleh menanggung akibat dari ketidakmanusiawian dan kebrutalan (mereka)," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa AS tanpa henti fokus pada pembebasan ratusan sandera yang ditahan oleh Hamas, termasuk warga AS.

Perang Hamas Vs Israel Bakal Panjang?

Pemandangan Langit Gaza
Kota di bagian utara Jalur Gaza itu telah menjadi fokus serangan Israel, yang telah bersumpah untuk menghancurkan struktur komando Hamas dan telah meminta warga sipil untuk mengungsi ke bagian selatan. (FADEL SENNA/AFP)

Blinken tidak memberikan indikasi bahwa AS berusaha memberi batasan waktu pada perang Hamas Vs Israel. Dia menuturkan tujuan perang tidak hanya untuk mengalahkan Hamas, melainkan juga untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah yang mencakup solusi dua negara.

"Ini soal menghadapi Hamas dalam hal mengalahkannya secara fisik, yaitu memastikan agar Hamas tidak mengulangi apa yang dilakukannya pada 7 Oktober. Tapi ini juga tentang mengalahkan sebuah ide – ide yang menyimpang … yang harus kita lawan dengan ide yang lebih baik … dengan visi yang lebih baik tentang masa depan dan menunjukkan bahwa kita berkomitmen untuk mencapainya," tutur Blinken.

Dia mengatakan solusi dua negara dapat memberikan harapan kepada masyarakat serta terdapat koalisi yang luas dan kuat di seluruh kawasan yang mendukung opsi tersebut.

"Kami juga tahu bahwa Israel tidak dapat mengambil kembali kendali dan tanggung jawab atas Gaza. Dan penting untuk dicatat bahwa Israel telah menjelaskan dengan jelas bahwa mereka tidak mempunyai niat atau keinginan untuk melakukan hal itu," sebut Blinken.

Dia berjanji akan melakukan diskusi dengan mitra-mitra di seluruh kawasan dan sekitarnya mengenai apa yang akan terjadi setelah Hamas dikalahkan.

Eskalasi terjadi pula di Tepi Barat, yang dilakukan oleh para pemukim Yahudi. Blinken mengaku para pemimpin Israel telah meyakinkannya bahwa mereka akan mengutuk serangan terhadap warga sipil Palestina dan mengambil tindakan untuk mengekang fenomena itu serta meminta pertanggungjawaban para pelakunya.

"Kekerasan ekstremis terhadap warga Palestina harus dihentikan," tekan Blinken. "Kami akan mencermati untuk memastikan bahwa teman-teman kami memenuhi komitmen tersebut."

Kunjungan Blinken ke Israel adalah yang ketiga sejak dimulainya perang Hamas Vs Israel. Selepas dari Israel dia bertolak ke Yordania untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara Arab.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya