Indonesia-AS Sepakati Kemitraan Strategis Komprehensif, Ini 6 Fokus Kerja Samanya

Peningkatan status hubungan Indonesia dan Amerika Serikat menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik keduanya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Nov 2023, 17:34 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2023, 17:34 WIB
Pertemuan Jokowi dan Joe Biden
Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengajak Presiden Biden untuk turut menghentikan konflik dan kekejaman yang terjadi di Gaza, Palestina. "Hal ini merupakan sebuah hal yang sangat menyakitkan bagi umat manusia," ujar Jokowi. (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Washington - Hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) resmi meningkat menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif (CSP), ditandai dengan pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden AS Joe Biden di Washington, Senin (13/11/2023) sore waktu setempat.

Peningkatan status hubungan tersebut bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia.

"Di bawah kerangka yang ditingkatkan dari Kemitraan Strategis Komprehensif, Presiden Biden dan Presiden Widodo bermaksud untuk memperluas kerja sama dalam semua isu yang menjadi perhatian bersama," demikian dikutip dari pernyataan resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, Rabu (15/11).

Maka dari itu, Jokowi dan Biden menyepakati enam fokus kerja sama dalam kerangka status hubungan tersebut:

1. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif melalui Inovasi, Pembangunan Berkelanjutan, Kesehatan Masyarakat, dan Transformasi Digital

Dalam hal ini, Jokowi dan Biden sepakat untuk bekerja sama terkait kebijakan ekonomi, termasuk melalui Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (TIFA) AS-Indonesia dan platform lainnya, serta dengan menyiapkan langkah-langkah regulasi secara terbuka dan transparan.

"Presiden Widodo dan Presiden Biden menyatakan niat yang kuat untuk mendukung reformasi ekonomi berbasis pasar yang mendorong pekerjaan yang layak, keadilan sosial, kebebasan berserikat, dan perundingan bersama, serta menegaskan keterlibatan bilateral yang luas, suportif, dan konstruktif untuk memastikan hubungan perdagangan dan investasi yang dibangun di atas standar-standar yang tinggi," sambung pernyataan tersebut.

Komitmen kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan dalam bidang jasa, kekayaan intelektual, ketenagakerjaan, investasi, pertanian dan barang-barang industri, dan untuk memfasilitasi pertukaran dan dialog di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

Biden juga menyampaikan dukungannya terhadap Indonesia yang memulai proses aksesi menjadi anggota penuh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

"Amerika Serikat berharap dapat bekerja sama dengan seluruh anggota OECD untuk memastikan Indonesia berhasil memenuhi seluruh komitmennya dalam peta jalan aksesi OECD, termasuk semua reformasi ekonomi, perdagangan, ketenagakerjaan, dan ketenagakerjaan yang diperlukan," lanjut pernyataan itu.

 

2. Memperkuat Transisi Energi Bersih

Pertemuan Jokowi dan Joe Biden
"Termasuk di dalamnya adalah memperluas kerja sama kita dalam membangun rantai pasokan yang aman. Termasuk pula kolaborasi kita yang lebih dalam untuk menanggulangi krisis iklim," ucap Biden. (AP Photo/Andrew Harnik)

Komitmen kerja sama ini dilandasi fakta bahwa krisis iklim merupakan ancaman nyata bagi dunia. Maka dari itu, baik Jokowi maupun Biden, keduanya menegaskan komitmen negara masing-masing untuk mengambil tindakan yang mendesak dalam upaya membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

"Mereka memutuskan untuk memperluas kolaborasi produksi energi bersih dan terbarukan untuk mempercepat transisi energi bersih sambil berupaya memastikan penyediaan energi bersih yang terjangkau, mudah diakses, dan transparan bagi warga negaranya," seperti tertulis dalam pernyataan itu.

Dalam bidang energi, Indonesia dan Amerika Serikat terus menjalin kerja sama erat, salah satunya dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) senilai 20 miliar dolar AS untuk mewujudkan percepatan penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi di Indonesia dalam jenjang waktu yang disepakati dalam Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP).

Terkait hal ini, Biden memuji komitmen iklim Indonesia yang ambisius di bawah JETP, termasuk penggunaan energi terbarukan yang kuat serta target emisi sektor ketenagalistrikan. Sebaliknya, Jokowi juga menyambut baik kontribusi AS terhadap JETP dan menantikan upaya lebih lanjut untuk memberikan pembiayaan pemerintah dan swasta untuk transisi energi bersih Indonesia.

"Amerika Serikat dan Indonesia bermaksud untuk mengupayakan program kerja sama yang ambisius di bidang energi angin, surya, nuklir untuk keperluan sipil, dan panas bumi, sekaligus meningkatkan kerja sama dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor mineral, limbah, dan transportasi," lanjut pernyataan tersebut.

3. Memperdalam Hubungan Antar Masyarakat, Pertukaran Budaya, dan Pariwisata

Pertemuan Jokowi dan Joe Biden
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan bahwa Amerika Serikat merupakan salah satu mitra terpenting bagi Indonesia. Oleh sebab itu, kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kemitraan antarkedua negara menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP). (AP Photo/Andrew Harnik)

Dalam mengeratkan kerja sama dalam bidang people-to-people, kedua pemimpin berencana untuk membina hubungan antar masyarakat dan pertukaran budaya yang lebih kuat sekaligus memperdalam kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan.

Selain itu, para pemimpin ini berkomitmen untuk menumbuhkan pertukaran pendidikan, profesional, dan budaya, termasuk melalui Beasiswa Seni Budaya Indonesia, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Beasiswa Darmasiswa, Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI), dan program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study (KL-YES).

Sementara dalam bidang pariwisata, Jokowi dan Biden juga mengumumkan Kemitraan Pariwisata AS-Indonesia yang memperkuat peluang perjalanan dan pariwisata antara kedua negara.

4. Memelihara Perdamaian dan Stabilitas di Indo-Pasifik dan Sekitarnya

Pertemuan Jokowi dan Joe Biden
Lebih lanjut, Presiden Biden menyebut, hal lainnya yang menjadi perhatian kedua negara dalam hal membangun rantai pasok yang aman hingga penanggulangan krisis iklim. (AP Photo/Andrew Harnik)

Dalam konteks ASEAN, Jokowi menyambut baik komitmen AS terhadap ASEAN, sebagaimana tercermin dalam peningkatan hubungan AS-ASEAN pada November 2022 menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif serta KTT Khusus ASEAN-AS 2022 di Washington, D.C.

Lebih jauh, Biden juga menyatakan dukungannya terhadap upaya ASEAN dalam menyelesaikan krisis di Myanmar.

"Para pemimpin terus menyerukan rezim untuk mengakhiri kekerasan yang mengerikan, memberikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, membebaskan semua orang yang ditahan secara tidak adil, dan membangun kembali jalan Myanmar menuju demokrasi inklusif," bunyi pernyataan itu.

Jokowi juga menyambut baik dukungan AS terhadap sentralitas ASEAN dan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik.

Terkait Laut China Selatan, kedua pemimpin menggarisbawahi dukungan teguh terhadap kebebasan navigasi dan penerbangan di atas Laut China Selatan dan penghormatan terhadap kedaulatan dan hak kedaulatan sesuai dengan hukum laut internasional, sebagaimana tercermin dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

Sementara terkait konflik antara Israel dan Hamas, kedua pemimpin menyatakan posisi negaranya masing-masing. Jokowi menyampaikan hasil pertemuan KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pekan lalu.

Walaupun memiliki pandangan berbeda, para pemimpin sepakat bahwa mereka harus bekerja sama dan dengan para mitra regional lainnya untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng melalui solusi dua negara.

Mengenai isu Rusia-Ukraina, keduanya sepakat bahwa Rusia harus sepenuhnya menarik diri dari wilayah Ukraina, menggarisbawahi perlunya mencapai perdamaian yang adil dan abadi berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB, termasuk integritas wilayah, kedaulatan, dan kemerdekaan politik Ukraina.

5. Kerja Sama Pertahanan

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (13/11) waktu setempat. Salah satu yang dibahas mengenai gencatan senjata di jalur Gaza Palestina
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (13/11) waktu setempat. Salah satu yang dibahas mengenai gencatan senjata di jalur Gaza Palestina (dok: IG @jokowi)

Jokowi dan Biden berkomitmen berupaya menegakkan hukum internasional, memperkuat kapasitas pemeliharaan perdamaian, dan meningkatkan kemampuan keamanan dan pertahanan bersama.

"Para pemimpin ini mengumumkan niat mereka untuk meningkatkan kemitraan pertahanan kedua negara melalui Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (DCA) yang baru," tulis pernyataan tersebut.

Selain itu, keduanya juga sepakat untuk menentang terorisme dan ekstremisme berbasis kekerasan dalam segala bentuknya dan berkomitmen untuk bekerja sama dalam mencegah dan melawan terorisme.

6. Membina Kemitraan Jangka Panjang

Jokowi dan Joe Biden di Gedung Putih, Selasa (14/11/2023).
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat melangsungkan pertemuan bilateral di Gedung Putih, Selasa (14/11/2023). (Dok. Instagram/@jokowi)

Kedua pemimpin juga menggarisbawahi perlunya untuk terus memperdalam hubungan melalui pertukaran secara teratur di semua tingkat pemerintahan dan masyarakat sipil serta meningkatkan mekanisme dialog saat ini, termasuk Dialog Strategis Komprehensif antara Menteri Luar Negeri AS dan Menteri Luar Negeri Indonesia.

Infografis Kunjungan Jokowi ke AS, Bawa Misi Perdamaian Hamas-Israel? (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Kunjungan Jokowi ke AS, Bawa Misi Perdamaian Hamas-Israel? (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya