Liputan6.com, Lima - Mantan Presiden Peru Alberto Fujimori, yang menjabat dari tahun 1990 hingga 2000 dibebaskan dari penjara Barbadillo pada Rabu 6 Desember 2023. Demikian dikutip dari AFP, Kamis (7/12).
Alberto Fujimori dikirim ke penjara pada tahun 2009 atas pembantaian yang dilakukan oleh pasukan militer rahasia, tentara death squads pada tahun 1991 dan 1992 di mana 25 orang, termasuk seorang anak, terbunuh dalam operasi anti-teroris.
Baca Juga
Pada hari Selasa (5/12), Mahkamah Konstitusi memerintahkan pembebasannya karena alasan kemanusiaan, dan mengembalikan pengampunan yang pertama kali diberikan pada tahun 2017 tetapi dicabut oleh Mahkamah Agung dua tahun kemudian.
Advertisement
Fujimori, mantan presiden Peru merupakan keturunan Jepang, dianggap telah memecah belah rakyat Peru seperti beberapa mantan pemimpin lainnya.
Bagi sebagian orang, ia dianggap mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan ekonomi neo-liberalnya, dan patut mendapat pujian karena berhasil menumpas pemberontakan sayap kiri, termasuk pemberontak Shining Path. Sementara yang lain ingat dengan kebencian terhadap gaya pemerintahannya yang kejam dan otoriter.
Sebelumnya pada hari Rabu, Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika yang berbasis di Kosta Rika mendesak pihak berwenang untuk tidak segera membebaskannya, dan mencari waktu untuk menilai keputusan pengadilan Peru.
Sejatinya Mahkamah Konstitusi Peru telah memerintahkan pembebasan Fujimori tahun lalu atas dasar kemanusiaan, namun pengadilan Inter-Amerika kemudian juga mendesak agar tindakan tersebut tidak dilakukan, dan pemerintah di Lima memperhatikannya.
Kali ini pemerintah mengabaikan pengadilan Inter-Amerika dan membebaskan mantan presiden yang sudah lanjut usia. Mahkamah Konstitusi beralasan bahwa selain alasan kemanusiaan untuk membebaskannya, Fujimori telah menjalani sekitar dua pertiga hukumannya.
Fujimori didakwa pada bulan November 2000 atas dasar "ketidakmampuan moral" dan juga dituduh melakukan korupsi.
Sehari sebelumnya ia sempat kabur ke Jepang, tanah air orang tuanya, dan mengundurkan diri melalui fax. Dia kemudian pergi ke Chile dan diekstradisi pada tahun 2007.
Dalam kondisi kesehatan yang buruk, Fujimori meninggalkan penjara Barbadillo di Lima dan disambut oleh anak-anaknya Keiko, calon presiden yang gagal tiga kali, dan Kenji seorang pengusaha. Fujimori yang sudah sepuh mengenakan selang hidung yang memberinya oksigen dari tangki.
Menurut laporan Associated Pres (AP), lusinan pendukung menunggunya di luar penjara dan mengerumuni kendaraan saat hendak bergerak. Mobil itu bergerak perlahan melalui jalan-jalan di lingkungan penjara ketika orang-orang berteriak dan menggedor-gedor jendela.
Fujimori diperkirakan akan tinggal di rumah putrinya, Keiko.
Pria Berusia 85 tahun itu Menderita Sakit Maag hingga Kanker Lidah
Di mata para pendukungnya, mantan Presiden Peru Alberto Fujimori menyelamatkan Peru dari terorisme dan keruntuhan ekonomi, sementara para pengkritiknya memandangnya sebagai seorang otoriter yang melakukan kekejaman dan menyalahgunakan demokrasi selama pemerintahannya yang berlangsung selama satu dekade pada tahun 1990an, ketika pemerintahannya melawan gerilyawan Shining Path.
Putra seorang imigran Jepang yang dijatuhi hukuman 25 tahun penjara pada tahun 2009 atas pembantaian, dibebaskan dari penjara pada Rabu (6 Desember) atas pemulihan pengampunan pada Malam Natal tahun 2017, meskipun ada kritik dari keluarga korban dan pengadilan hak asasi manusia regional.
Laporan Channel News Asia (CNA) menyebut dokter dan kerabat Fujimori mengatakan pria berusia 85 tahun itu menderita sakit maag, penurunan berat badan, hipertensi. Sementara AFP menyebut saat ini dia menderita masalah pernapasan, neurologis, dan kanker lidah.
"Tolong jangan bunuh saya. Jika saya kembali ke penjara, hati saya tidak akan tahan, terlalu lemah untuk mengalami hal yang sama lagi. Jangan hukum aku ke kematian," kata Fujimori pada Oktober 2018, beberapa bulan sebelum dia kembali ke penjara setelah masa pengampunan awal.
Advertisement
Habiskan Waktu di Penjara dengan Melukis dan Berkebun
Menurut CNA, ketika pembebasan Alberto Fujimori, yang menghabiskan waktunya di penjara dengan berkebun dan melukis, dua mantan presiden Peru justru ada di penjara: Alejandro Toledo, sedang diselidiki karena korupsi, dan Pedro Castillo, yang secara ilegal mencoba membubarkan Kongres setahun yang lalu.
Fujimori meraih kemenangan mengejutkan atas penulis pemenang Hadiah Nobel Mario Vargas Llosa pada tahun 1990, dan lima tahun kemudian memenangkan pemilihan kembali atas mantan Sekretaris Jenderal PBB Javier Perez de Cuellar.
Dua tahun kemudian, ia mengirimkan tank ke jalan-jalan dan menutup Kongres, mengklaim bahwa anggota parlemen menghalangi upaya stabilisasinya, dan pada tahun 1997 Fujimori mendapat pujian atas penyelamatan 71 sandera yang ditahan di Lima selama lebih dari 100 hari.
Dia dicopot oleh Kongres pada tahun 2000 setelah sebuah video dirilis yang menunjukkan kepala intelijennya menyuap seorang legislator, dan mengasingkan diri di Jepang hingga tahun 2005, ketika dia terbang ke Chili dan kemudian diekstradisi ke Peru.
Fujimori memiliki empat anak, termasuk Keiko Fujimori, yang kalah dari Castillo dalam pencalonan ketiganya sebagai presiden.
Putri Fujimori juga menghadapi masalah hukum, dengan keputusan pengadilan pekan lalu bahwa dia diadili atas tuduhan pencucian uang.
Kasus Lain yang Menjerat Alberto Fujimori
Keputusan Mahkamah Konstitusi Peru pada Selasa 5 Desember 2023 untuk mengembalikan pengampunan atas Alberto Fujimori tidak dapat diajukan banding.
Dalam permasalahan hukum lainnya, Alberto Fujimori telah mengaku bersalah karena menyuap anggota parlemen dan memata-matai saingannya saat berkuasa. Dia juga diselidiki atas sterilisasi paksa terhadap ratusan ribu orang miskin, sebagian besar perempuan Pribumi selama empat tahun terakhir kekuasaannya.
Diperkirakan 270.000 warga Peru, banyak dari mereka adalah penduduk asli yang tidak bisa berbahasa Spanyol, menjalani operasi untuk mengikat saluran tuba mereka sebagai bagian dari program keluarga berencana yang dilaksanakan di bawah Fujimori.
Pada tahun 2021, hakim memutuskan bahwa Fujimori, pada saat itu, tidak dapat dituntut atas kasus tersebut karena alasan hukum teknis.
Keiko Fujimori mengatakan tahun lalu dia akan mengampuni hukuman ayahnya jika terpilih, namun dia dikalahkan oleh Pedro Castillo dari sayap kiri -- yang kemudian digulingkan dan dipenjarakan di penjara yang sama dengan Fujimori yang sudah sepuh.
Advertisement