Liputan6.com, Jakarta - Polisi Peru melakukan operasi penggerebekan narkoba dengan bantuan khusus Sinterklas di Huacal, dekat ibu kota Lima.
Video yang dirilis Sabtu lalu oleh Kepolisian Nasional Peru menunjukkan seorang petugas dari divisi taktis intelijen kota, dikenal sebagai Pasukan Hijau, berpakaian seperti Sinterklas. Ia tampak mendobrak pintu dengan palu godam dan membantu menahan tersangka.
Baca Juga
Kepala Pasukan Hijau Walter Palomino mengatakan tempat penjualan narkoba sulit diakses. Jadi, polisi menyamar sebagai Sinterklas untuk mendekati lokasi. Dengan begitu, penduduk tidak tahu apa yang akan dilakukan polisi, dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (26/12/2023).
Advertisement
“Strategi ini dilakukan oleh TERNA (polisi taktis intelijen kota) yang mumpuni. Kami memanfaatkan hari-hari sekitar Natal untuk membantu kami menyamar sebagai Sinterklas. Operasi ini tidak diketahui penduduk setempat. Itulah tempat penjualan narkoba yang sulit diakses,” ujar Palomino.
Media lokal melaporkan, dua laki-laki, usia 25 dan 32 tahun, telah ditangkap karena menjual narkoba.
Polisi Peru Gagalkan Transaksi Narkoba Usai Menyamar di Pesta Halloween
Sebelumnya, Kepolisian Nasional Peru merilis video operasi usai pihak memanfaatkan perayaan Halloween untuk menggagalkan aksi kriminal.
Beberapa petugas polisi menyamar dan melakukan penyitaan narkoba, dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (3/11/2023).
Kolonel Walter Palomino, Kepala Skuadron Hijau Kepolisian Nasional, mengatakan bahwa Montenegro di Lima, Peru tidak bisa diakses polisi.
Operasi tersebut memerlukan perencanaan matang, jauh sebelum operasi berlangsung.
"...Memanfaatkan pesta ini, kami menyamar dengan memakai kostum dan berhasil mendekati para penjahat yang menjual narkoba di daerah itu," ujar Palomino.
Pada Selasa (31/10) malam, setelah menggerebek sebuah rumah di Montenegro, mereka menangkap dua kakak beradik. Mereka membawa keduanya ke kantor polisi untuk difoto bersama uang dan narkoba yang disita.
Advertisement
Pengedar Narkotika Ditangkap di Kota Suci Madinah
Bicara soal narkoba, aparat di Arab Saudi pun menangkap pengedar yang beroperasi di kota suci Madinah.
Dilaporkan Arab News, dua orang warga pengedar narkotika jenis hashish itu ditangkap di Madinah. Mereka juga menjual obat-obatan terlarang lain. Barang bukti berupa uang tunai juga disita aparat.
Ini bukan pertama kalinya aparat Saudi menangkap pelaku narkotika di Madinah. Pada Juni 2023, polisi menyita 1,24 juta pil amfetamin. Pelakunya adalah tujuh orang, termasuk empat orang Mesir.
Hashish atau hasis merupakan produk narkotika turunan ganja. Beberapa waktu lalu, tiga warga Saudi juga ditangkap di Al-Aflaj, Provinsi Riyadh, karena hal menjual hashish.
Pemerintah Arab Saudi meminta agar warga yang punya informasi tentang penyelundupan atau penjualan narkoba untuk menelepon hotline 911 untuk wilayah Mekkah, Riyadh, dan wilayah Timur, dan nomor 999 untuk kawasan-kawasan lain di Kerajaan Arab Saudi.
Situs Kementerian Luar Negeri RI menegaskan bahwa hukuman bagi penjualan narkotika di Arab Saudi sangatlah berat, termasuk hukuman mati. Para Pekerja Migran Indonesia diminta agar menghindari kegiatan terkait obat-obatan terlarang.
"Bahwa siapapun yang terlibat di penyelundupan dan penggunaan drug akan terkena hukuman mulai dari denda, deportasi, pemenjaraan hingga hukuman mati," tulis situs Kemlu RI.