Kim Jong Un Perintahkan Persiapan Perang Korea Utara Dipercepat Termasuk Program Nuklir

Perintah percepatan persiapan perang muncul hanya sepekan setelah Kim Jong Un memperingatkan Korea Utara tidak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika diprovokasi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 28 Des 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 28 Des 2023, 15:00 WIB
Kim Jong-un
Pemimpin Korut, Kim Jong-un menggunakan teropong menyaksikan peluncuran balistik antarbenua Hwasong-14 Rudal, ICBM, di barat laut Korea Utara. Korea Utara mengklaim telah menguji rudal balistik antarbenua. (KRT via AP Video)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak partainya mempercepat persiapan perang termasuk program nuklirnya. Demikian laporan media pemerintah pada Kamis (28/12/2023).

Kim Jong Un melontarkan pernyataan tersebut pada pertemuan akhir tahun partai yang sedang berlangsung, di mana dia diperkirakan akan mengungkap keputusan-keputusan kebijakan penting untuk tahun 2024.

Pernyataan itu muncul hanya sepekan setelah Kim Jong Un memperingatkan Korea Utara tidak akan ragu melancarkan serangan nuklir jika diprovokasi.

Menurut laporan KCNA, seperti dilansir CNA, Kim Jong Un dilaporkan meminta partainya mempercepat persiapan perang di berbagai sektor, termasuk senjata nuklir dan pertahanan sipil. Dia juga menekankan bahwa situasi militer di semenanjung Korea telah menjadi ekstrem karena konfrontasi anti-Korea Utara dengan Amerika Serikat (AS) yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Korea Selatan, Jepang, dan AS telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi serangkaian uji coba senjata Korea Utara tahun ini. Ketiganya juga telah mengaktifkan sistem untuk berbagi data real-time mengenai peluncuran rudal Korea Utara.

Korea Utara Nilai AS Cs Provokatif

AS Terbangkan Pesawat Pengebom Berkemampuan Nuklir di Semenanjung Korea
Jet tempur F-22 AS meluncur setelah mendarat selama latihan udara bersama dengan Korea Selatan di Gunsan, Korea Selatan, 20 Desember 2022. Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan penyebaran pembom B-52 AS dan jet tempur siluman F-22 merupakan bagian dari kesepakatan untuk melindungi Korea Selatan dari yang dianggap sebagai latihan invasi. (South Korean Defense Ministry via AP)

Awal bulan ini, sebuah kapal selam bertenaga nuklir milik AS tiba di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan dan AS menerbangkan pesawat pengebom jarak jauhnya dalam latihan dengan Korea Selatan dan Jepang.

Korea Utara sebelumnya menggambarkan partisipasi aset strategis AS – seperti pesawat pengebom B-52 – dalam latihan bersama di Semenanjung Korea sebagai langkah provokatif perang nuklir yang disengaja oleh AS.

Tahun ini, Korea Utara berhasil meluncurkan satelit mata-mata, mengabadikan statusnya sebagai negara tenaga nuklir dalam konstitusinya dan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) tercanggih yang ada di gudang senjatanya.

Kim Jong Un pada awal pekan ini mendefinisikan tahun 2023 sebagai tahun perubahan besar.

Sementara itu, pekan lalu, badan atom PBB (IAEA) meyakini reaktor kedua di fasilitas nuklir Korea Utara, Yongbyon, telah beroperasi dan menyesalkannya.

"Korea Utara kemungkinan akan menyebarkan senjata nuklir taktis di daerah dekat perbatasan antar-Korea dan lebih memajukan program nuklirnya di tahun baru," tutur Ahn Chan-il, seorang pembelot yang kini menjadi peneliti yang menjalankan Institut Dunia untuk Studi Korea Utara.

"Pyongyang akan melakukan tindakan seperti itu untuk memberikan tekanan besar terhadap Korea Selatan dan AS, sambil menjaga hubungan dekat dengan sekutu tradisionalnya, Rusia dan China."

Pada pertemuan partai akhir tahun lalu, Kim Jong Un menyerukan peningkatan persenjataan nuklir negaranya secara eksponensial.

Peringatan AS Cs terhadap Korea Utara

Rudal Balistik Antarbenua Korea Utara
Korea Utara menindaklanjuti peluncuran tersebut dengan pernyataan berapi-api yang mengecam AS karena mengatur apa yang disebutnya pratinjau perang nuklir, termasuk dengan mendatangkan kapal selam bertenaga nuklir di Korea Selatan pada Minggu. (AP Photo/Ahn Young-joon)

AS dan Korea Selatan awal bulan ini mengadakan pertemuan kedua Kelompok Konsultatif Nuklir di Washington, di mana mereka membahas opsi pencegahan nuklir jika terjadi konflik dengan Korea Utara.

Mereka memperingatkan bahwa setiap serangan nuklir dari Pyongyang terhadap AS atau Korea Selatan akan mengakhiri rezim Kim Jong Un.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengecam rencana sekutu itu untuk memperluas latihan militer gabungan tahunan pada tahun depan dengan memasukkan latihan operasi nuklir. Dia menyebutnya sebagai deklarasi terbuka mengenai konfrontasi nuklir.

Korea Utara mendeklarasikan dirinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir yang tidak dapat diubah pada tahun lalu dan telah berulang kali menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah menghentikan program nuklirnya, yang dianggap penting bagi kelangsungan hidupnya.

Dewan Keamanan PBB sendiri sudah mengadopsi banyak resolusi yang menyerukan Korea Utara untuk menghentikan program nuklir dan rudal balistiknya, sejak negara tersebut pertama kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 2006.

infografis nuklir korea utara
Respon AS hadapi program senjata nuklir korea utara (abdillah/liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya