Mesir Bela Somalia soal Somaliland dan Kirim Peringatan ke Ethiopia

Presiden Mesir menegaskan tidak akan membiarkan siapa pun mengancam Somalia atau memengaruhi keamanannya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Jan 2024, 09:03 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2024, 09:03 WIB
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi (Dok. AFP Photo)

Liputan6.com, Kairo - Mesir tidak akan membiarkan ancaman apa pun terhadap Somalia. Hal tersebut disampaikan Presiden Abdel Fattah El-Sisi pada Minggu (21/1/2024), setelah Ethiopia mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan untuk mengakui klaim kemerdekaan Somaliland dalam kesepakatan yang akan memberinya akses ke pelabuhan.

Pernyataan tersebut merupakan pernyataan terkuat Mesir, yang sudah memiliki hubungan dingin dengan Ethiopia, dan merupakan tanda bahwa Kairo mungkin terlibat dalam perselisihan yang telah meningkatkan ketegangan baru di Tanduk Afrika yang bergejolak.

Somaliland mendeklarasikan kemerdekaan dari Somalia pada tahun 1991, namun belum mendapat pengakuan dari negara mana pun. Kesepakatan sewa pelabuhan, yang disepakati awal bulan ini namun belum selesai, akan menjadi keuntungan bagi Ethiopia yang tidak memiliki daratan dan telah membuat marah Somalia.

"Mesir tidak akan membiarkan siapa pun mengancam Somalia atau memengaruhi keamanannya," kata Sisi dalam konferensi pers dengan Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud yang sedang berkunjung, seperti dilansir Reuters, Selasa (23/1).

"Jangan menguji Mesir atau mencoba mengancam saudara-saudaranya terutama jika mereka memintanya untuk campur tangan."

Pesan Sisi

Peta Somalia dan Ethiopia
Peta Somalia dan Ethiopia (Dok. Google Maps)

Dalam nota kesepahaman 1 Januari, Ethiopia mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengakui kemerdekaan Somaliland dengan imbalan akses pelabuhan. Mereka akan menyewa 20 km wilayah pantai di sekitar Pelabuhan Berbera di Teluk Aden selama 50 tahun untuk tujuan militer dan komersial.

Pelabuhan utama ekspor maritim Ethiopia saat ini berada di negara tetangga, Djibouti.

"Pesan saya kepada Ethiopia adalah … mencoba merebut sebidang tanah untuk menguasainya adalah sesuatu yang tidak akan disetujui oleh siapa pun," tutur Sisi, seraya mengatakan kerja sama dalam pembangunan adalah strategi yang lebih baik.

Penjelasan Ethiopia

Warga melintas di depan replika raksasa bendera Ethiopia
Warga melintas di depan replika raksasa bendera Ethiopia (AFP/Jose Cendon)

Ethiopia pada Minggu menolak kritik Mesir atas perjanjian tersebut. Mereka mengatakan bahwa nota kesepahaman tersebut hanyalah perjanjian komersial yang bertujuan mengamankan akses ke laut dan bukan upaya untuk mencaplok daratan.

"Ini bukan aneksasi atau asumsi kedaulatan atas wilayah negara mana pun," kata penasihat keamanan nasional untuk Ethiopia Redwan Hussien via X alias Twitter.

Sementara itu, menteri luar negeri Mesir pekan lalu menyebut Ethiopia sebagai sumber ketidakstabilan di kawasan. Hubungan antara Mesir dan Ethiopia, yang sama-sama bergantung pada Sungai Nil, telah tegang selama bertahun-tahun karena bendungan besar yang dibangun Ethiopia di Sungai Nil Biru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya