Liputan6.com, Abuja - Setidaknya 287 anak sekolah, beberapa di antaranya berusia delapan tahun, diculik oleh orang-orang bersenjata yang menggerebek sekolah mereka di Negara Bagian Kaduna, Nigeria, pada Kamis (7/3/2024) pagi.
"Lebih dari 300 siswa diculik pada Kamis pagi oleh bandit bersenjata bersepeda motor yang menyerbu Sekolah Dasar dan Menengah LEA di Desa Kuriga, Distrik Chikun, Kaduna," kata juru bicara kepolisian negara bagian Mansur Hassan pada Jumat (8/3), seperti dilansir CNN, Sabtu (9/3).
Baca Juga
Beberapa pelajar berhasil diselamatkan, namun 287 di antaranya masih bersama para penculik.
Advertisement
"Penculikan siswa dari lingkungan sekolah terjadi pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 (waktu setempat). Sekitar 287 siswa masih berada di tangan para bandit, 100 dari sekolah dasar dan 187 dari sekolah menengah," ujar Hassan.
Gubernur Negara Bagian Kaduna Uba Sani mengatakan pada Kamis bahwa pemerintahnya melakukan segala kemungkinan untuk memastikan kembalinya murid-murid yang diculik dengan selamat.
Sani menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang anggota masyarakat yang menghadapi para penculik selama serangan itu tewas. Dia menambahkan presiden Nigeria dan penasihat keamanan nasional mengetahui situasi tersebut serta komite keamanan dan pangkalan militer akan didirikan di Kuriga untuk memperkuat keamanan di daerah tersebut.
Tragedi Berulang
Negara Bagian Kaduna telah bergulat dengan insiden penculikan yang berulang kali dilakukan oleh bandit untuk meminta tebusan.
Pada tahun 2021, setidaknya 140 siswa diculik oleh orang-orang bersenjata dari sebuah sekolah menengah swasta. Insiden itu terjadi hanya beberapa bulan setelah sekitar 20 mahasiswa dari sebuah universitas swasta di Desa Kasarami, Chikun, diculik oleh orang-orang bersenjata, di mana lima di antaranya dibunuh setelah tenggat waktu tebusan tidak dipenuhi.
Kantor Amnesty International di Nigeria mengutuk penculikan tersebut dan mendesak pihak berwenang segera mengambil tindakan untuk mencegah serangan terhadap sekolah, untuk melindungi kehidupan anak-anak dan hak mereka atas pendidikan.
Advertisement