Inggris Rogoh Kocek Rp2,3 Triliun untuk Melindungi Masjid dan Situs Islam Lain

Komitmen Kantor Urusan Dalam Negeri Inggris itu disampaikan di tengah lonjakan insiden kebencian anti-muslim di Inggris sejak pecahnya perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza Oktober lalu.

oleh Tim Global diperbarui 11 Mar 2024, 16:46 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2024, 16:46 WIB
Ilustrasi umat muslim
Ilustrasi umat muslim. (Dok. Masjid Pogung Raya/Unsplash)

Liputan6.com, London - Pemerintah Inggris, pada Minggu (10/3/2024), mengatakan akan menyiapkan anggaran senilai 117 juta poundsterling atau sekitar Rp2,3 triliun untuk meningkatkan keamanan di masjid-masjid dan situs-situs muslim lainnya, termasuk sekolah dan tempat kegiatan masyarakat di seantero negeri selama empat tahun ke depan.

Komitmen Kantor Urusan Dalam Negeri Inggris itu disampaikan di tengah lonjakan insiden kebencian anti-muslim di Inggris sejak pecahnya perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza Oktober lalu.

"Kebencian anti-muslim tidak akan diterima di masyarakat kita," kata Menteri Dalam Negeri Inggris James Cleverly, seperti dilansir VOA Indonesia, Senin (11/3).

"Kami tidak akan membiarkan peristiwa di Timur Tengah dijadikan sebagai alasan untuk membenarkan kekejaman terhadap warga muslim Inggris."

Langkah keamanan yang akan diambil di antaranya pemasangan kamera CCTV, sistem alarm, hingga pagar.

Peningkatan Kasus Anti-Muslim Signifikan

Ilustrasi perempuan muslim.
Ilustrasi perempuan muslim. (AFP)

Selain anggaran perlindungan bagi tempat-tempat umat Islam, pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar 31 juta poundsterling atau sekitar Rp619 miliar untuk menjamin perlindungan proses dan institusi demokrasi dari meningkatnya ancaman ekstremis.

Tell MAMA, kelompok yang memantau kasus kejahatan atas dasar kebencian terhadap komunitas muslim, mengatakan bulan lalu bahwa mereka mencatat 2.010 insiden kebencian selama empat bulan semenjak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Menurut kelompok itu, jumlah tersebut adalah yang terbanyak yang pernah tercatat dalam kurun waktu empat bulan. Sebelumnya, terdapat 600 insiden pada periode yang sama tahun 2022-2023, atau meningkat 335 persen.

Bentuk kejahatan yang dilakukan antara lain penyiksaan, ancaman, vandalisme, diskriminasi, ujaran kebencian, dan tulisan anti-muslim.

Dari jumlah tadi, Tell MAMA mengatakan 1.109 di antaranya terjadi di dunia maya.

"Perempuan menjadi target dalam 65 persen laporan kasus," tambahnya.

Perilaku Antisemitisme Juga Meningkat

Ilustrasi Yahudi
Ilustrasi Yahudi (AP/Giannis Papanikos)

Lembaga amal Yahudi The Community Security Trust (CST) juga melaporkan lonjakan tajam insiden antisemitisme di Inggris sejak serangan Hamas.

Lembaga yang memantau antisemitisme di Inggris itu mencatat 4.103 insiden kebencian anti-Yahudi tahun lalu, yang tertinggi yang pernah dicatatnya sejak 1984.

Angka itu naik 147 persen dari 1.662 insiden yang terekam selama 2022.

Pada Februari, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menjanjikan anggaran senilai lebih dari 70 juta poundsterling atau sekitar Rp1,3 triliun selama empat tahun ke depan untuk melindungi tempat-tempat komunitas Yahudi.

Serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober yang memicu kembali pecahnya perang diklaim menewaskan sekitar 1.160 orang di sisi Israel.

Sementara itu, otoritas kesehatan Gaza menyebutkan bahwa serangan balasan Israel untuk menghabisi Hamas telah menewaskan lebih dari 31.000 orang di Jalur Gaza, di mana sebagian besarnya perempuan dan anak-anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya