Partai Pro-China Menangkan Pemilu Maladewa, Hubungan dengan India Kian Renggang?

Kemenangan Kongres Nasional Rakyat (PNC) melalui pemungutan suara yang digelar pada hari Minggu (21/4/2024) diartikan sejumlah pihak sebagai dukungan bagi kebijakan Presiden Mohamed Muizzu yang pro China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Apr 2024, 11:27 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2024, 11:27 WIB
Mohamed Muizzu
Presiden Maladewa Mohamed Muizzu (Dok. AFP).

Liputan6.com, Male - Partai Presiden Maladewa Mohamed Muizzu menang telak dalam pemilihan parlemen, memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan. Hasil sementara menunjukkan Kongres Nasional Rakyat (PNC) memenangkan 66 kursi dari 93 anggota DPR.

Para analis memandang kemenangan ini sebagai dukungan kuat bagi kebijakan Muizzu untuk menjalin hubungan dekat dengan China.

Muizzu, yang secara luas dianggap pro-China, ingin mengurangi pengaruh India yang sudah lama ada di negaranya.

Media lokal menggambarkan kemenangan PNC, yang akan diratifikasi dalam waktu beberapa hari, sebagai "mayoritas super". Mereka telah mencapai dua per tiga suara di parlemen yang diperlukan untuk mengamendemen konstitusi. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (22/4/2024).

Oposisi utama Partai Demokrat Maladewa (MDP) hanya berhasil memenangkan 15 kursi. Sebelum pemungutan suara yang berlangsung pada hari Minggu (21/4), partai ini memperoleh mayoritas kursi di parlemen.

"Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Muizzu," kata Azim Zahir, seorang analis Maladewa dan dosen di University of Western Australia.

"Dari sudut pandang kelembagaan politik, Muizzu kini secara efektif mengendalikan segalanya. Secara teoritis, dia juga bisa mengendalikan sistem peradilan karena dia memiliki cukup banyak anggota di parlemen."

Pro China

Ilustrasi bendera Maladewa
Ilustrasi bendera Maladewa. (Dok. Gabriel Schumacher on Unsplash)

Muizzu mulai berkuasa akhir tahun lalu dan kampanyenya dipusatkan untuk mengakhiri kebijakan "India first" yang diadopsi oleh pemerintahan sebelumnya. Dia bahkan belum memulai kunjungan resmi ke New Delhi.

Selain itu, Muizzu berjanji akan memulangkan seluruh pasukan India yang berbasis di Maladewa demi mengurangi pengaruh Negeri Hindustan.

Sekitar 85 personel militer India berpangkalan di Maladewa untuk memelihara dan mengoperasikan dua helikopter dan sebuah pesawat terbang yang diperuntukkan bagi pekerjaan penyelamatan dan pengintaian. Pesawat itu disumbangkan oleh India beberapa tahun lalu.

Dua angkatan personel militer India telah meninggalkan Maladewa dan mereka digantikan oleh staf teknis sipil India. Pasukan yang tersisa diperkirakan akan meninggalkan Maladewa pada 10 Mei.

Keputusan Muizzi memulangkan pasukan India disebut telah memperburuk hubungan Male dengan New Delhi dan China dikabarkan ingin mengeksploitasi hal tersebut.

Muizzu melakukan kunjungan kenegaraan ke Beijing pada Januari dan menandatangani beberapa perjanjian investasi.

Pada Maret, Male menandatangani perjanjian "bantuan militer" dengan China untuk senjata tidak mematikan secara gratis serta pelatihan pasukan keamanan Maladewa. India dan Amerika Serikat sebelumnya pernah melatih militer Maladewa.

"Sekarang ada lebih banyak ruang untuk menciptakan ruang kebijakan luar negeri yang seimbang. Namun, jika New Delhi tidak mengelola hubungan dengan baik dan menolak membantunya, jelas Male akan semakin bergantung pada Beijing," tutur Zahir.

Respons Oposisi

Ilustrasi Maladewa
Ilustrasi Maladewa. (Dok. Mohamed Thasneem on Unsplash)

Ratifikasi resmi hasil pemilu hari Minggu diperkirakan akan memakan waktu seminggu.

Komisi Pemilihan Umum Maladewa mengatakan jumlah pemilih dalam pemungutan suara hari Minggu adalah sekitar 73 persen, lebih rendah dari 82 persen pada tahun 2019.

Seorang pemimpin senior MDP dengan cepat mengucapkan selamat kepada Muizzu atas hasil yang diperolehnya.

"Anggota parlemen MDP akan siap bekerja sama dengan pemerintah demi kemajuan nilai-nilai demokrasi kita dan meminta pertanggungjawaban pemerintah sebagai oposisi yang bertanggung jawab," tulis Fayyaz Ismail, ketua partai tersebut di X alias Twitter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya