Liputan6.com, Taipei - Taiwan kembali diguncang gempa bumi. Bukan satu kali, melainkan serangkaian lindu.
Channel News Asia yang dikutip Selasa (23/4/2024) melaporkan lebih dari 80 gempa bumi, yang terkuat berkekuatan magnitudo 6,3 melanda pantai timur Taiwan mulai Senin (22 April) malam hingga Selasa (23 April) dini hari. Beberapa di antaranya menyebabkan guncangan pada gedung-gedung di ibu kota Taipei, kata badan cuaca di pulau itu.
Baca Juga
Gempa Taiwan tersebut berpusat di daerah pedesaan di bagian timur Hualien, di mana pada 3 April sedikitnya 17 orang tewas setelah gempa bermagnitudo 7,2 mengguncang. Pasangan warga Singapura Sim Hwee Kok dan Neo Siew Choo adalah satu-satunya orang yang masih belum ditemukan. Mereka diyakini hilang di sepanjang Jalur Shakadang.
Advertisement
Taiwan telah diguncang oleh ratusan gempa susulan sejak saat itu.
Pemadam kebakaran di Hualien mengatakan pada Selasa (23/4) pagi bahwa sebuah hotel yang telah rusak pada 3 April dan tidak lagi beroperasi kini sedikit miring. Namun, tidak ada laporan adanya korban jiwa akibat gempa bumi Taiwan terkini itu.
Gempa kuat pertama - berkekuatan magnitudo 5,5 - terjadi pada hari Senin sekitar pukul 17.08, menurut Badan Cuaca Pusat. Getarannya bisa dirasakan juga di ibu kota Taipei.
Serangkaian gempa susulan dengan dua guncangan hebat terjadi pada hari Selasa (23/4) sekitar pukul 02.30, menurut wartawan AFP dan saksi mata di Taipei.
"Saya sedang mencuci tangan, dan tiba-tiba merasakan apa yang saya kira sebagai vertigo," kata Olivier Bonifacio, seorang turis yang tinggal di distrik Da'an di Taipei, kepada AFP.
"Saya masuk ke kamar dan melihat gedung itu berguncang dan mendengar meja berderit," katanya, seraya menambahkan bahwa saat itulah dia menyadari bahwa itu adalah gempa susulan lagi."
Puluhan Gempa Lebih Kecil Dicatat oleh Badan Cuaca Pusat Sepanjang Sisa Malam
Central Weather Administration (Badan Cuaca Pusat) Taiwan mengatakan gempa berkekuatan 6,0 terjadi pada hari Selasa (23/4) pukul 02.26 dini hari, diikuti enam menit kemudian oleh gempa bermagnitudo 6,3.
Survei Geologi AS menyebutkan gempa pertama bermagnitudo 6,1, disusul gempa bermagnitudo 6,0.
Puluhan gempa yang lebih kecil dicatat oleh Badan Cuaca Pusat sepanjang sisa malam itu, dan gempa baru terjadi setiap beberapa menit, menurut situs webnya – semuanya terjadi di wilayah Hualien.
Adapun sepanjang Senin (22/4), wartawan AFP dapat merasakan gedung-gedung bergoyang saat terjadi gempa hebat, sementara salah satu wartawan mengatakan "panel kaca di kamar mandi dan jendela mengeluarkan suara" saat pulau tersebut berguncang.
Taiwan terletak di dekat persimpangan dua lempeng tektonik dan rentan terhadap gempa bumi.
Adapun lebih dari 100 orang tewas dalam gempa di Taiwan selatan pada tahun 2016, sementara gempa bermagnitudo 7,3 menewaskan lebih dari 2.000 orang pada tahun 1999.
Advertisement
Respons RI Soal Gempa Sebelumnya M 5,5
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan pihaknya dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei terus memantau dampak gempa susulan di Huelien, Taiwan.
"Gempa susulan masih terus terjadi sejak gempa tanggal 3 April dengan titik yang sama di Hualien. Sore ini sudah terjadi 13 kali aftershock berskala paling kuat 5.5," ujar Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemlu RI Judha Nugraha dalam pesan singkatnya pada Senin (22/4) malam.
"Berdasarkan koordinasi KDEI dengan pihak terkait dan masyarakat, tidak ada WNI yg terdampak gempa susulan tersebut."
Hualien merupakan pusat gempa magnitudo 7,4 yang melanda pada 3 April, menyebabkan tanah longsor di sekitar wilayah pegunungan yang menutup jalan raya, sementara bangunan di kota utama Hualien rusak parah.
Melansir CNA, setidaknya 17 orang tewas dalam gempa Taiwan tersebut, dengan jenazah terakhir ditemukan pada 13 April di sebuah tambang.