Liputan6.com, Singapura - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Minggu (2/6/2024) menuduh China membantu Rusia mengganggu konferensi perdamaian yang akan diselenggarakannya di Swiss pada 15-16 Juni 2024.
Berbicara saat menghadiri Shangri-La Dialogue di Singapura, Zelenskyy mengatakan bahwa China menekan negara-negara lain dan para pemimpin mereka untuk tidak menghadiri konferensi mendatang. Dia tidak menyebutkan negara-negara mana yang dimaksudnya.
Baca Juga
"Rusia, menggunakan pengaruh China di kawasan dan juga diplomat China, melakukan segalanya untuk mengganggu konferensi perdamaian," kata Zelenskyy, seperti dilansir kantor berita AP, Senin (3/6). "Sangat disayangkan bahwa negara besar yang independen dan kuat seperti China justru menjadi instrumen di tangan (pemimpin Rusia Vladimir) Putin."
Advertisement
Perdagangannya China-Rusia dilaporkan telah meningkat, mengurangi dampak ekonomi dari sanksi-sanksi Barat. Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS), Ukraina, dan lainnya menyebutkan ada bukti bahwa suku cadang China dimasukkan ke dalam persenjataan Rusia, meskipun China tidak secara langsung mempersenjatai tetangganya.
Swiss sebagai tuan rumah konferensi perdamaian berharap China akan hadir dalam forum tersebut, namun juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning memberi isyarat pada hari Jumat (31/5) bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. China pun menyerukan konferensi perdamaian dengan partisipasi yang setara dari semua pihak, termasuk Rusia, yang tidak diundang dalam pertemuan di Swiss.
"Masih ada kesenjangan yang jelas antara pengaturan pertemuan dan tuntutan pihak China, serta harapan umum masyarakat internasional," kata Mao Ning. "Hal ini mempersulit China untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut."
Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan Zelenskyy.
Zelenskyy dalam pernyataannya mengenai tekanan China terhadap negara lain menambahkan, "Itu bukan hanya dukungan terhadap Rusia, itu pada dasarnya adalah dukungan terhadap perang."
Dalam Shangri-La Dialogue, Zelenskyy turut mendesak para pejabat tinggi pertahanan untuk hadir di Swiss. Dia terus terang kecewa dengan kegagalan beberapa negara berkomitmen untuk bergabung.
Zelenskyy menjelaskan bahwa Ukraina memiliki proposal yang akan diajukan pada pertemuan tersebut sebagai dasar perdamaian, mengatasi keamanan nuklir, ketahanan pangan, pembebasan tawanan perang, dan kembalinya anak-anak Ukraina yang diculik oleh Rusia.
"Waktu hampir habis, dan anak-anak tumbuh di tanah Putin di mana mereka diajari untuk membenci tanah air mereka," ujarnya.
Menhan China Tak Singgung Konferensi Perdamaian Ukraina
Pada saat yang sama, Zelenskyy menyatakan pihaknya siap mendengarkan berbagai usulan dan pemikiran yang membawa perang Ukraina menuju akhir serta perdamaian yang berkelanjutan dan adil.
"Semakin besar partisipasinya, semakin besar kemungkinan Rusia akan mendengarkannya," ujar Zelenskyy. "Mayoritas global dapat memastikan dengan keterlibatan mereka bahwa apa yang disepakati benar-benar dilaksanakan."
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) China Dong Jun yang juga hadir dalam Shangri-La Dialogue tidak secara spesifik menyinggung konferensi perdamaian di Swiss dalam pidatonya di forum tersebut, namun dia mengatakan, "Mengenai krisis Ukraina, China telah mendorong perundingan perdamaian dengan sikap yang bertanggung jawab."
Dia menambahkan China tidak memberikan senjata kepada kedua pihak yang berkonflik.
"Kami tidak pernah melakukan apa pun untuk mengipasi api," ujarnya. "Kami berdiri teguh di sisi perdamaian dan dialog."
Advertisement