PBB: Israel Masuk Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

Daftar hitam PBB sebelumnya mencakup negara-negara seperti Arab Saudi, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Sudan, Suriah, dan Yaman.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 13:00 WIB
Operasi Darat Israel di Jalur Gaza
Pasukan darat Israel memasuki Gaza pada akhir Oktober dan dengan cepat mengepung Kota Gaza, pemukiman utama di utara. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Liputan6.com, New York - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menambahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke dalam daftar global pelaku pelanggaran terhadap anak-anak. Demikian dikonfirmasi juru bicaranya pada hari Jumat (7/6/2024).

"Israel telah diberitahu bahwa negaranya dimasukkan dalam daftar laporan tahunan Sekretaris Jenderal PBB tentang anak-anak dalam konflik bersenjata, yang akan dikirim ke Dewan Keamanan PBB pada Jumat depan," kata Stephane Dujarric, seperti dilansir CNN, Selasa (11/6).

Bersama dengan IDF, kelompok militan Hamas dan Jihad Islam Palestina juga dimasukkan dalam daftar tersebut.

Dujarric menambahkan bahwa misi Israel di PBB telah dipanggil oleh kepala staf Guterres pada hari Jumat.

"Hal ini dilakukan untuk memberikan peringatan kepada negara tersebut dan menghindari kebocoran," tutur Dujarric.

Namun, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan justru merekam video dirinya melakukan panggilan telepon dari kantornya, di mana dia mengungkapkan kemarahannya atas keputusan PBB dan menyebut IDF sebagai tentara paling bermoral di dunia.

"Satu-satunya orang yang masuk daftar hitam saat ini adalah sekretaris jenderal, yang keputusannya sejak perang dimulai dan bahkan sebelumnya, memberikan penghargaan kepada teroris dan memberikan insentif kepada mereka menggunakan anak-anak untuk aksi terror … Sungguh memalukan!" sebut Erdan.

Dujarric menyatakan apa yang dilakukan Erdan mengejutkan dan tidak dapat diterima bahwa dia rupanya mempublikasikan panggilan pribadi tersebut.

"Ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat selama 24 tahun saya mengabdi di organisasi ini," tutur Dujarric.

Apa Konsekuensinya bagi Israel?

Potret Anak-anak dan Pengungsi Palestina Rela Antre untuk Dapatkan Makanan Berbuka Puasa
Anak-anak menunggu sambil memegang panci kosong bersama pengungsi Palestina lainnya untuk mendapatkan makanan menjelang berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan, di Rafah di Jalur Gaza Selatan pada 16 Maret 2024. (SAID KHATIB/AFP)

Dimasukkannya Israel ke dalam daftar tersebut terjadi setelah delapan bulan perang di Jalur Gaza, yang menurut otoritas Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 15.500 anak.

Perang Israel Vs Hamas yang terbaru dipicu oleh serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang diklaim Israel menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera. 

Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan keputusan untuk menambahkan Israel ke dalam daftar tersebut tidak akan mengembalikan puluhan ribu anak-anak Palestina yang dibunuh oleh Israel selama beberapa dekade dan tidak akan mengembalikan kehidupan normal bagi anak-anak yang cacat permanen oleh tindakan Israel.

"Namun, ini adalah langkah penting ke arah yang benar untuk mengakhiri standar ganda dan budaya impunitas yang sudah terlalu lama dinikmati Israel dan membuat anak-anak kita rentan terhadap konsekuensinya," tegas Mansour.

Setelah diserahkan ke Dewan Keamanan PBB pada 14 Juni, selanjutnya laporan tahunan resmi akan dipublikasikan pada 18 Juni. Laporan tersebut akan dibahas pada debat di Dewan Keamanan PBB pada 26 Juni.

Ketika ditanya mengenai dampaknya, juru bicara PBB mengatakan keputusan tindakan apa pun akan bergantung pada anggota Dewan Keamanan PBB.

Hubungan Israel-PBB pada Titik Nadir

Seorang pekerja PBB menyiapkan bantuan untuk didistribusikan kepada warga Palestina di gudang UNRWA di Deir Al-Balah, Jalur Gaza, pada 23 Oktober 2023. (AP)
Seorang pekerja PBB menyiapkan bantuan untuk didistribusikan kepada warga Palestina di gudang UNRWA di Deir Al-Balah, Jalur Gaza, pada 23 Oktober 2023. (AP)

Perang terbaru di Jalur Gaza telah menyebabkan hubungan Israel-PBB mencapai titik terendah dalam sejarah. Para diplomat Israel di PBB terang-terangan mengecam badan dunia tersebut.

Pertengkaran Israel dengan PBB tidak hanya terjadi dengan sekretaris jenderal. Para pejabat Israel juga mengkritik Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UN Women, dan Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina Francesca Albanese.

Sementara itu, puluhan staf PBB telah dibunuh di Jalur Gaza sejak perang dimulai, menandai kerugian terbesar dalam sejarah badan dunia tersebut.

Israel telah lama menuduh UNRWA melakukan hasutan anti-Israel, namun berulang kali dibantah oleh UNRWA, dan pada tahun 2017, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha membubarkan badan PBB tersebut. Netanyahu mengatakan bahwa badan tersebut harus digabungkan dengan badan utama pengungsi PBB.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, jurnalis dan media Israel telah memfokuskan kembali perhatian mereka pada UNRWA dan memperkuat cerita yang mempertanyakan perannya dalam perang tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya