Liputan6.com, Jakarta - Alnilam adalah bintang super raksasa biru yang terletak di tengah asterisma Sabuk Orion. Dikenal juga sebagai Epsilon Orionis, bintang ini merupakan bintang tercerah ke-30 di langit malam sekaligus merupakan bintang tercerah keempat di rasi bintang Orion.
Keindahan dan kecerahannya membuatnya menjadi salah satu objek langit yang paling menarik untuk diamati. Diperkirakan Alnilam akan mengakhiri hidupnya dalam ledakan supernova yang dahsyat dalam beberapa juta tahun mendatang.
Melansir laman Space pada Selasa (09/07/2024), berikut fakta menarik bintang Alnilam.
Advertisement
Baca Juga
1. Terletak di Tengah Sabuk Orion
Bintang Alnilam terletak di tengah sabuk Orion, salah satu asterisme paling populer di langit malam. Bintang ini ditemani oleh dua bintang lain di sisi kiri dan kanannya, yaitu Alnitak dan Mintaka.
Alnilam merupakan bintang paling terang, besar, dan jauh daripada Alnitak dan Mintaka. Selain itu, bintang yang jaraknya 1.977 tahun cahaya dari Bumi ini adalah satu-satunya bintang tunggal di sabuk Orion.
Alnilam bukan hanya yang paling terang di antara ketiganya, tapi juga merupakan bintang super raksasa biru yang sangat panas dan bercahaya. Bintang ini sekitar 40 kali lebih besar dari Matahari dan 375.000 kali lebih terang.
Keberadaan Alnilam di tengah Sabuk Orion menjadikannya sebagai salah satu landmark langit malam yang paling ikonik dan mudah diingat.
2. Bintang Biru
Alnilam diklasifikasikan sebagai bintang super raksasa biru di konstelasi Orion. Hal ini karena bintang tersebut termasuk ke dalam bintang tipe spektral B0 Ia.
Bintang jenis ini memancarkan cahaya putih-biru yang sangat panas. Alnilam memiliki magnitudo tampak sebesar 1,69.
Bintang ini juga termasuk ke dalam klasifikasi bintang variabel dari kelas Alpha Cygny. Hal itu menyebabkan kecerahan Alnilam bisa berubah-ubah dari 1,69 menjadi -1,74.
Â
Meledak Menjadi Supernova
3. Meledak Menjadi Supernova
Beberapa ahli meyakini Alnilam akan mengakhiri hidupnya sebagai supernova, yaitu ledakan bintang super besar. Namun, sebelum memasuki fase akhir tersebut, bintang ini bakal berubah menjadi raksasa merah terlebih dahulu.
Tidak hanya supernova, Alnilam juga akan menciptakan lubang hitam atau black hole di fase akhir nanti. Namun, meskipun Alnilam memang merupakan bintang superraksasa biru, jenis bintang ini tidak selalu berakhir dengan ledakan supernova.
Bintang-bintang superraksasa biru dengan massa sekitar 8 hingga 20 kali massa Matahari biasanya berevolusi menjadi bintang neutron, bukan supernova. Alnilam diperkirakan memiliki massa sekitar 37 kali massa Matahari.
Hal ini berarti Alnilam kemungkinan besar termasuk dalam kategori bintang yang terlalu besar untuk menjadi bintang neutron, tetapi terlalu kecil untuk meledak menjadi supernova. Bintang-bintang dengan massa seperti Alnilam umumnya diyakini akan mengalami akhir hidup yang berbeda, di mana mereka kehilangan sebagian besar massanya melalui angin kencang dan kemudian runtuh menjadi lubang hitam tanpa ledakan dahsyat.
Perlu diingat bahwa penelitian tentang evolusi bintang masih berlangsung, dan para ilmuwan terus mempelajari lebih lanjut tentang nasib akhir bintang-bintang superraksasa biru.
4. Bintang Navigasi
Alnilam termasuk ke dalam daftar bintang navigasi, yaitu bintang paling terang dan mudah untuk dikenali. Bintang ini adalah salah satu bintang paling terang di langit malam, tepatnya menduduki posisi ke-29.
Sementara itu, di konstelasi Orion, Alnilam menjadi bintang paling terang ke 4 setelah Rigel, Betelgeuse, dan Bellatrix. Ditambah, Epsilon Orionis ini menghuni asterisme sabuk Orion yang mudah dikenali di langit malam.
(Tifani)
Advertisement