Liputan6.com, Jakarta - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana menempatkan bintang buatan di orbit Bumi pada akhir dekade ini. Melansir laman Live Science pada Selasa (18/06/2024) misi luar angkasa yang disebut Landolt ini bertujuan mengirim satelit bintang buatan ke orbit untuk mengelilingi bumi awal tahun 2029.
Bintang buatan ini bertujuan untuk membantu memecahkan berbagai misteri terbesar alam semesta. Bintang buatan yang akan diluncurkan NASA memiliki ukuran serupa kotak roti.
Satelit bintang ini akan dilengkapi delapan laser yang memungkinkannya meniru hampir semua jenis bintang atau supernova dari seluruh kosmos, jika dilihat dengan teleskop berbasis darat. Misi Ini akan membantu para astronom meningkatkan cara mereka mempelajari bintang yang sebenarnya.
Advertisement
Baca Juga
Bintang palsu itu akan ditempatkan 35,785 kilometer di atas permukaan Bumi. Hal ini akan menempatkannya pada orbit geosynchronous, dengan kecepatan sesuai putaran bumi sehingga akan terlihat tetap di tempatnya di langit malam.
Namun bukan berarti semua orang bisa melihat bintang buatan ini di langit malam. Satelit bintang milik NASA ini akan 100 kali lebih redup untuk dilihat mata manusia, namun akan mudah dilihat oleh teleskop ukuran sedang yang dilengkapi kamera digital.
Nama misi baru ini diambil dari mendiang Arlo Landolt. Ia membantu menciptakan katalog kecerahan bintang.
NASA resmi memberi lampu hijau pada misi tersebut pada bulan Februari. Proyek ini kemungkinan akan memiliki tim sekitar 30 orang dan menelan biaya sekitar USD 19,5 juta.
Tujuan utama Landolt adalah membantu astronom menghitung kalibrasi fluks absolut bintang-bintang jauh. Hal ini adalah pengukuran laju partikel cahaya atau foton yang dipancarkan bintang.
Saat ini, para astronom kesulitan menentukan keceparakan cahaya yang di pancarkan sebuah bintang secara akurat. Para peneliti percaya kemampuan mengukur kecerahan dan jarak bintang dengan lebih akurat akan menghasilkan manfaat besar bagi astronomi.
Misalnya, teknologi ini dapat membantu mendeteksi lebih banyak eksoplanet di sekitar bintang, sekaligus menentukan usia sebuah bintang dan evolusinya. Sementara itu, akan ada empat teleskop dialokasikan untuk fokus pada bintang buatan ini yaitu teleskop 0,8 meter (2,6 kaki) Universitas George Mason, teleskop UH88 di Observatorium Mauna Kea di Hawaii, Teleskop Hale di Observatorium Palomar di California, dan Teleskop Vera.
(Tifani)