Korban Tewas Akibat Jembatan Ambruk di China Bertambah Menjadi 25 Orang

Hujan lebat selama berhari-hari membuat sungai yang mengalir melalui desa Xinhua di daerah Hanyuan meluap. Air menyapu 40 rumah di tepi sungai.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 22 Jul 2024, 19:40 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 19:40 WIB
Jembatan Darurat Sambung Wilayah Jiangxi yang Terendam Banjir
Jembatan ini dibangun untuk mengatasi gangguan aktivitas warga akibat banjir yang melanda wilayah Maying, Jiujiang, di provinsi Jiangxi Tengah, China. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Beijing - Sedikitnya 25 orang dinyatakan tewas dalam insiden ambruknya jembatan di China yang disebabkan oleh hujan lebat dan banjir.

Kini, tim penyelamat masih berupaya mencari puluhan orang yang masih dinyatakan hilang, dikutip dari laman Japan Today, Senin (22/7/2024).

Banjir bandang melanda sebuah desa di provinsi Sichuan barat daya pada tengah malam hari Sabtu (19/7) dan tim penyelamat mengatakan kala itu baru menemukan 10 orang yang tewas.

Hujan lebat selama berhari-hari membuat sungai yang mengalir melalui desa Xinhua di daerah Hanyuan meluap. Air menyapu 40 rumah di tepi sungai, menurut media lokal, sementara juga merusak jembatan dan memutus jalan.

Di provinsi Shaanxi barat laut, kendaraan jatuh ke sungai yang deras ketika bagian dari jembatan jalan raya runtuh pada Jumat malam, dan penyiar negara CCTV melaporkan sedikitnya 15 kematian dikonfirmasi.

Sebuah foto yang dirilis oleh kantor berita Tiongkok Xinhua menunjukkan bagian jembatan patah dan terlipat pada sudut hampir 90 derajat ke dalam air cokelat yang deras di bawahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Banyak Barang yang Hanyut

Jembatan Darurat Sambung Wilayah Jiangxi yang Terendam Banjir
Foto ini menunjukkan pemandangan udara dari orang-orang yang melintasi jalan setapak yang dibangun di atas air banjir di sebuah jalan di kota Maying di Jiujiang, di provinsi Jiangxi Tengah, China, pada 3 Juli 2024. (Foto: AFP)

Tim penyelamat mengatakan, sekitar 20 mobil dan 30 orang hilang.

Keruntuhan tersebut menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang keamanan infrastruktur jalan dan jembatan Tiongkok, yang dibangun dengan cepat dalam beberapa dekade terakhir. Keruntuhan serupa pada bulan Mei di provinsi Guangdong menewaskan 36 orang.

Hujan lebat dan banjir menimbulkan risiko khusus bagi jalan pegunungan dan jembatan jalan raya karena erosi, aliran puing, dan tanah longsor.

Dengan perubahan iklim, dunia kemungkinan akan menghadapi cuaca dan peristiwa iklim yang lebih ekstrem seperti rekor panas dan curah hujan. Tahun ini, hanya dalam lima hari pertama bulan Mei, 70 negara atau wilayah memecahkan rekor panas.

Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya