Kematian 3 Mahasiswa India yang Tenggelam di Pusat Pembelajaran Picu Ribuan Orang Demo

Ribuan orang turun ke jalan-jalan setelah tiga mahasiswa meninggal akibat tenggelam, setelah luapan air masuk ke basemen sebuah pusat pembelajaran di India.

oleh Tim Global diperbarui 30 Jul 2024, 13:10 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 13:10 WIB
Ilustrasi yang menunjukkan polisi menangkap seorang mahasiswa yang ikut serta dalam aksi protes di New Delhi, India. . (Foto: AP/Altaf Qadri)
Ilustrasi yang menunjukkan polisi menangkap seorang mahasiswa yang ikut serta dalam aksi protes di New Delhi, India. . (Foto: AP/Altaf Qadri)

Liputan6.com, New Delhi - Sebuah gelombang baru protes terjadi di India. Kali ini pemicunya adalah kematian tiga orang mahasiswa di sebuah basemen sebuah pusat pembelajaran.

Laporan VOA Indonesia yang dikutip Selasa (30/7/2024) menyebut bahwa protes meletus di New Delhi, India, pada Minggu (28/7). Ribuan orang turun ke jalan-jalan setelah tiga mahasiswa meninggal akibat tenggelam, setelah luapan air masuk ke basemen sebuah pusat pembelajaran.

Insiden terjadi pada Sabtu (27/7) ketika sejumlah mahasiswa sedang belajar di perpustakaan yang ada di pusat pembelajaran itu. "Insiden tersebut menewaskan dua mahasiswi dan satu mahasiswa," kata para pejabat pemadam kebakaran membenarkan.

Hujan deras pada sore hari itu menyebabkan genangan air di jalan-jalan di luar pusat pembelajaran tersebut. Air kemudian masuk ke basemen.

"Perpustakaan itu berada di basemen gedung dan para mahasiswa keluar dari tempat itu. Kami menemukan jasad tiga mahasiswa, terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki. Kami menerima informasi tentang ketiga orang itu dan kami membawa jasad mereka keluar,” papar Atul Garg selaku direktur layanan pemadam kebakaran Delhi.

Adapun teman-teman mahasiswa itu menggelar protes di luar pusat studi itu, menuntut tindakan tegas terhadap para pelanggar.

"Tuntutan kami adalah bahwa pihak berwenang menyembunyikan jumlah korban meninggal yang sebenarnya. Mereka mengatakan ada sekitar tiga orang yang meninggal, tetapi anggota Pasukan Tanggap Bencana Nasional mengatakan lebih dari sembilan orang tewas kemarin malam," kata Aman Kumar, seorang mahasiswa yang turut serta dalam aksi protes.

"Tidak ada pejabat senior yang datang ke lokasi bencana, Perusahaan Daerah Kota Delhi tidak bertanggung jawab atas insiden ini," imbuh Aman Kumar.

Sementara itu, sekelompok pengunjuk rasa lain memblokade jalan di luar sebuah stasiun kereta api di kota itu, memaksa polisi menahan beberapa dari mereka.

Selain demo, para demonstran juga menggelar acara penyalaan lilin pada malam harinya. Hal itu dilakukan guna menuntut keadilan bagi para korban.   

Bangladesh: Demo Pelajar Memanas, Siaran TV dan Komunikasi Terganggu

Militer Bangladesh Turun Tangan Atasi Kerusuhan
Personel militer Bangladesh berjaga di sepanjang jalan di tengah protes anti-kuota PNS, Dhaka, 23 Juli 2024. (Munir UZ ZAMAN/AFP)

Di negara lain, aksi demo mahasiswa dilaporkan tengah terjadi di Bangladesh.

Sejumlah saluran berita televisi di Bangladesh menghentikan siaran dan layanan komunikasi mengalami gangguan pada Jumat (19/7) di tengah demonstrasi para pelajar terhadap kuota lowongan kerja di pemerintahan. Demo yang disertai kekerasan itu sudah menewaskan puluhan orang pekan ini.

Kantor berita Prancis, AFP, melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam kekerasan pada Kamis (18/7) telah meningkat menjadi 32 orang. Reuters melaporkan bahwa 13 orang tewas, menambah enam orang tewas pada awal pekan ini, dan tidak dapat segera memverifikasi angka kematian yang lebih tinggi tersebut.

Surat kabar Economic Times India melaporkan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina “terpaksa” memanggil tentara pada Kamis (18/7) malam untuk membantu “menjaga ketertiban.” Reuters tidak dapat memverifikasi informasi tersebut secara independen.

Pihak berwenang telah menghentikan sejumlah layanan seluler pada Kamis untuk meredam kerusuhan, tetapi gangguan tersebut menyebar ke seluruh negeri pada Jumat (19/7) pagi, kata saksi mata Reuters di Dhaka dan New Delhi.

Panggilan telepon dari luar negeri sebagian besar tidak tersambung dan panggilan melalui internet tidak dapat dilakukan.

Mengutip VOA Indonesia, situs web beberapa surat kabar yang berbasis di Bangladesh tidak diperbarui pada Jumat pagi dan akun media sosial mereka juga tidak aktif.

Hanya beberapa panggilan suara yang berfungsi di negara tersebut dan tidak ada data seluler atau broadband pada Jumat pagi, kata seorang fotografer Reuters di Dhaka. Bahkan SMS atau pesan teks antar ponsel tidak terkirim, tambahnya.

Saluran televisi berita dan lembaga penyiaran negara BTV tidak mengudara, sedangkan saluran hiburan masih menyiarkan siaran dengan normal, kata seorang saksi mata Reuters.

Menurut saksi, sejumlah saluran berita TV menampilkan pesan yang mengatakan mereka tidak dapat mengudara karena alasan teknis dan program akan segera ditayangkan kembali.

Jalan-jalan di Dhaka, ibu kota Bangladesh, tampak lengang pada Jumat (19/7), yang merupakan hari libur mingguan di negara tersebut. Menurut saksi itu, lalu lintas sepi dan sangat sedikit penarik becak di jalan-jalan dan kerumunan kecil di dekat pasar sayur dan ikan, katanya, seraya menambahkan bahwa panggilan untuk berunjuk rasa telah diumumkan di masjid utama sekitar pukul 08.00 GMT.

Kerusuhan nasional, yang terbesar sejak Hasina terpilih kembali pada awal tahun ini, dipicu oleh tingginya tingkat pengangguran di kalangan kaum muda. Hampir seperlima dari 170 juta penduduk negara ini kehilangan pekerjaan dan pendidikan.

Para pengunjuk rasa menuntut negara berhenti menyisihkan 30 persen pekerjaan di pemerintahan untuk keluarga orang-orang yang berjuang dalam perang kemerdekaan dari Pakistan pada 1971.

Pemerintahan Hasina telah menghapus sistem kuota pada 2018, tetapi pengadilan tinggi menerapkannya kembali bulan lalu. Pemerintah mengajukan banding atas putusan tersebut dan Mahkamah Agung menangguhkan perintah pengadilan tinggi tersebut, sambil menunggu sidang banding pemerintah pada 7 Agustus. 

Demo Tuntut Rektor Dicopot, Mahasiswa Universitas Pancasila Blokade Jalan

Ratusan Mahasiswa Universitas Pancasila blokade ruas Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Selasa (27/2/2024) sore.
Ratusan Mahasiswa Universitas Pancasila blokade ruas Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Selasa (27/2/2024) sore. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Di Tanah Air, ratusan Mahasiswa Universitas Pancasila blokade ruas Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Selasa (27/2/2024) sore.

Unjuk rasa yang dilakukan elemen mahasiswa dari pelbagai fakultas menuntut Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) mencopot ETH dari jabatan sebagai rektor.

Tak puas berdemontrasi di dalam, koordinator aksi kemudian mengarahkan mahasiswa untuk berorasi di jalanan.

Massa menutup ruas jalan dari arah Jalan Raya Lenteng Agung, Jaksel menuju ke Pasar Minggu. Imbasnya, arus lalu lintas pun menjadi terganggu. Kemacetan pun tak terhindarkan karena baik kendaraan roda dua maupun roda empat dilarang melintas.

Sementara itu, sejumlah mahasiwa lain juga ikut membakar ban di tengah-tengah jalan. Melihat aksi massa, pihak Universitas dengan sigap melanukan rekayasa lalu lintas. Kendaraan yang menuju ke Pasar Minggu diarahkan melewati area dalam kampus.

Hingga berita ini ditulis, situasi di depan Universitas Pancasila, Jalan Raya Lenteng Agung terpantau kosong. Massa pun terlihat duduk-duduk di tengah jalan.

Demo ricuh, baca sambungannya di sini...

6 Demo Mahasiswa Terbesar yang Pernah Terjadi di Dunia

Ilustrasi Demo Anarkistis. (Liputan6.com/Abdillah)
Ilustrasi Demo Anarkistis. (Liputan6.com/Abdillah)

Selain aksi mahasiswa yang terjadi di Indonesia, ternyata di berbagai belahan dunia pun juga terdapat demo besar mahasiswa yang pernah terekam sejarah.

Berikut adalah enam demo terbesar yang pernah dilakukan mahasiswa di seluruh dunia, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com, Rabu (25/9/2019) dari berbagai sumber:  

Demo Hong Kong

Didominasi mahasiswa dan pelajar, demonstrasi pro-demokrasi sudah berlangsung hingga pekan ke-16. Protes di seluruh kota, yang awalnya dipicu RUU yang memungkinkan Beijing untuk mengekstradisi penduduk ke daratan, sering berakhir dengan kekerasan, biasanya antara demonstran pro-demokrasi dan polisi, serta pro-demokrasi dengan pendukung China.

Bentrokan-bentrokan itu menjadi lebih ganas dalam beberapa pekan terakhir, dengan polisi anti huru hara menembakkan gas air mata ketika para demonstran merusak stasiun kereta bawah tanah, membakar dan memblokir lalu lintas.

Selengkapnya klik di sini...

Infografis Demo 11 April 2022 dan Tuntutan Mahasiswa. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Demo 11 April 2022 dan Tuntutan Mahasiswa. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya