4 Agustus 2020: Ledakan Dahsyat di Beirut Lebanon Dipicu 2.750 Ton Amonium Nitrat, 218 Orang Tewas

Video menunjukkan asap mengepul dari api, kemudian awan jamur muncul usai ledakan di pelabuhan Kota Beirut, Lebanon. Para pejabat menyalahkan bahan-bahan yang sangat mudah meledak seperti Amonium Nitrat yang disimpan di gudang selama enam tahun.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 04 Agu 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2024, 06:00 WIB
Ledakan Besar Guncang Kota Beirut Lebanon
Suasana setelah ledakan besar di Beirut, Lebanon, Selasa, (4/8/2020). Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, menghancurkan bangunan dan mengirimkan asap besar mengepul ke langit. (AFP Photo/Layal Abou Rahal)

Liputan6.com, Beirut - Hari ini empat tahun yang lalu, terjadi ledakan dahsyat di Kota Beirut Lebanon.

"Ledakan besar di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020 telah menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang lainnya," kata menteri kesehatan dalam laporan awal seperti dikutip dari BBC.

Video menunjukkan asap mengepul dari api, kemudian awan jamur muncul usai ledakan di pelabuhan kota tersebut. Para pejabat menyalahkan bahan-bahan yang sangat mudah meledak yang disimpan di gudang selama enam tahun.

Presiden Lebanon Michel Aoun mencuit bahwa "tidak dapat diterima" bahwa 2.750 ton amonium nitrat disimpan dengan tidak aman.

Investigasi kemudian dilakukan untuk menemukan pemicu pasti ledakan tersebut. Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi "hukuman maksimal" yang mungkin.

Rumah sakit dikatakan kewalahan dan banyak bangunan telah hancur.

Presiden Aoun mengumumkan masa berkabung tiga hari, dan mengatakan pemerintah akan mengeluarkan dana darurat sebesar 100 miliar lira (£50,5 juta; $66 juta). Seorang jurnalis BBC di lokasi kejadian melaporkan adanya mayat dan kerusakan parah, yang cukup untuk melumpuhkan pelabuhan Beirut.

Perdana Menteri Hassan Diab menyebutnya sebagai bencana dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban. Ia berbicara tentang "gudang berbahaya" yang telah ada di sana sejak 2014, tetapi mengatakan ia tidak akan mendahului penyelidikan.

Media lokal menunjukkan orang-orang terperangkap di bawah reruntuhan. Seorang saksi mata menggambarkan ledakan pertama sebagai ledakan yang memekakkan telinga, dan rekaman video menunjukkan mobil-mobil yang hancur dan bangunan-bangunan yang rusak akibat ledakan.

"Semua bangunan di sekitar sini runtuh. Saya berjalan melalui kaca dan puing-puing di mana-mana, dalam kegelapan," kata seorang saksi mata di dekat pelabuhan kepada kantor berita AFP.

Ledakan itu terdengar sejauh 240 km (150 mil) di Pulau Siprus di Mediterania timur. Ledakan itu terjadi pada saat yang sensitif bagi Lebanon, dengan krisis ekonomi yang memicu kembali perpecahan lama. Ketegangan juga meningkat menjelang putusan Jumat 7 Agustus 2024 dalam persidangan atas pembunuhan mantan Perdana Menteri Rafik Hariri pada tahun 2005.

Laporan VOA News menyebut kabinet Lebanon telah mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu dan memerintahkan militer untuk menahan siapa pun yang terlibat dalam penyimpanan bahan peledak yang meledak di pelabuhan.

Pihak berwenang sedang menyelidiki apa yang menyebabkan ledakan itu dan para pemimpin telah memusatkan perhatian pada apa yang mereka katakan sebagai berton-ton amonium nitrat yang telah disimpan di gudang-gudang pelabuhan selama enam tahun terakhir.

Presiden Michel Aoun telah berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi "hukuman paling berat."

Adapun mengutip Al Jazeera, belakangan diketahui jumlah korban melonjak, menewaskan 218 orang, melukai 7.000 orang, dan menyebabkan 300.000 orang mengungsi.

 

Ledakan Menghancurkan Area Vital Pelabuhan di Beirut

Ledakan Besar Guncang Kota Beirut Lebanon
Seorang pria terluka menunggu bantuan di lokasi ledakan yang menghantam pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa, (4/8/2020). Ledakan besar mengguncang pusat kota Beirut, menghancurkan bangunan yang terletak beberapa ratus kaki jauhnya dari lokasi ledakan. (AP Photo/Hussein Malla)

Ledakan itu menghancurkan area pelabuhan yang vital dan begitu kuatnya sehingga meledakkan pintu dan jendela yang jauh dari pelabuhan dan merusak banyak bangunan.

Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan pada hari Rabu bahwa "situasi apokaliptik" telah menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Setelah kejadian tersebut, rumah sakit dibanjiri oleh orang-orang yang mencari perawatan. Para korban selamat dengan wajah dan pakaian berlumuran darah berjalan di jalan-jalan.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Rabu bahwa tiga rumah sakit di Beirut rusak parah akibat ledakan tersebut dan saat ini tidak berfungsi. WHO mengatakan dua rumah sakit lainnya hanya beroperasi sebagian.

Masyarakat internasional telah menanggapi dengan belasungkawa bagi para korban tewas dan menawarkan bantuan kepada masyarakat Beirut dengan upaya pemulihan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Beirut pada hari Kamis untuk bertemu dengan para pemimpin politik. Prancis, bekas kekuatan kolonial di Lebanon, mengirimkan dokter darurat dan beberapa ton peralatan medis.

Rusia mengirimkan rumah sakit militer beserta 50 pekerja medis, sementara Qatar mengirimkan rumah sakit lapangan dan bantuan medis. Irak mengirimkan kru pekerja medisnya sendiri beserta truk-truk berisi perlengkapan medis.

Ledakan Beirut Getarkan Tanah dengan Kekuatan M 3,3 hingga Seperti Bom Nuklir

Kerusakan Akibat Ledakan Besar di Beirut Lebanon
Asap hitam mengepul dari lokasi ledakan yang menghantam pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). Ledakan dahsyat yang sedikitnya 73 orang dan ribuannya lainnya terluka itu meratakan hampir seluruh bangunan di sekitar Pelabuhan dan menyebabkan bangunan luluh lantak. (AP Photo/Hussein Malla)

Selain suara menggelegar menyakitkan telinga, api berkobar, dan asap membumbung membentuk kepala jamur besar, ledakan itu juga menggetarkan tanah seperti gempa bumi dengan magnitudo 3,3.

Orang-orang terluka tergeletak di tanah dekat pelabuhan Beirut, yang jadi lokasi tragedi. Bangunan di sekitarnya hancur, rata dengan tanah. Mobil-mobil terbalik, dan jalanan dipenuhi puing-puing.

"Aku tidak percaya aku masih hidup," ujar Nada Hamza, salah seorang warga Beirut yang berada di tempat ledakan.

"Saya berada beberapa meter dari pusat listrik di Lebanon, yang sejajar dengan pelabuhan," imbuhnya, seperti dikutip dari Al Jazeera. 

Editor Sky News Timur Tengah, Zein Ja'far, yang berada di pusat kota Beirut saat insiden pada Selasa 4 Agustus sore, mengatakan ledakan besar menyebabkan jendela runtuh dan membentuk seperti gua.

"Ledakan ini merobek fasad bangunan tempat kami berada, dan begitu debu mereda, kami dan orang lain di blok ini bergegas ke luar. Benar-benar pemandangan yang mengkhawatirkan," kata Ja'far.

"Suara sirene brigade pemadam kebakaran, ambulans, polisi dan juga militer telah cukup gencar selama 45 menit terakhir dan sejumlah besar layanan darurat dan pasukan keamanan bergegas ke daerah itu sekarang," ungkap dia.

Ja'far menyaksikan banyak orang yang sangat linglung, dengan berlumuran darah berjalan-jalan mencoba mengumpulkan sisa tenaga mereka.

Seorang warga setempat bernama Fady Roumieh, berdiri di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan sekitar 2 km dari timur ledakan. Dia berkata, "(Ledakan itu) seperti bom nuklir. Kerusakan begitu luas dan parah di seluruh kota".

"Beberapa bangunan sejauh 2 km sebagian runtuh. Ini seperti zona perang. Kerusakannya ekstrem. Tidak ada satu pun jendela kaca yang utuh," tutur Fady.

Gubernur Beirut Marwan Abboud tak bisa menahan tangisnya ketika memantau lokasi ledakan. Ia mengaku tak pernah melihat bencana seperti ini seumur hidupnya. 

"Saya tak pernah melihat kehancuran seperti ini. Ini adalah petaka nasional. Ini adalah bencana bagi Lebanon," ujar Abboud saat diwawancara Sky News Arabia. 

Ledakan di Beirut, Lebanon, mengakibatkan terjadinya kepulan asap tinggi, sehingga pengguna media sosial menyebutnya mirip dengan bom Hiroshima. 

Marwan Abboud juga ikut berpikir demikian. "(Ini) mirip dengan apa yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki," ucapnya. 

 

 

 

Sumber Ledakan 2.750 Ton Amonium

Ledakan Besar Guncang Kota Beirut Lebanon
Petugas memadamkan api setelah ledakan besar di Beirut, Lebanon, Selasa, (4/8/2020). Dua ledakan besar mengguncang ibukota Lebanon, Beirut, melukai puluhan orang, menghancurkan gedung-gedung dan mengirimkan asap besar mengepul ke langit. (AFP/STR)

Presiden Lebanon Michel Aoun mengaku telah mengetahui sumber penyebab ledakan. Dalam akun Twitter Kepresidenan Lebanon, Aoun mengungkap penyebab ledakan di Beirut itu berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika.

Ia menyatakan, penimbunan ribuan ton amonium nitrat di sebuah gudang tanpa langkah keamanan seperti itu tidak dapat diterima.

Aoun menekankan, mereka yang bertanggung jawab atas tragedi ledakan di Beirut tersebut harus diganjar hukuman paling berat, seperti dikutip dari kantor berita Anadolu Agency.

Otoritas Lebanon langsung menyatakan Beirut sebagai "daerah bencana" akibat peristiwa itu. Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon menyatakan status darurat di Ibu Kota Beirut selama dua pekan ke depan.

Komite investigasi juga telah dibentuk guna menyiapkan laporan mengenai ledakan.

Apa itu amonium nitrat?

Mengutip BBC, amonium nitrat memiliki sejumlah kegunaan yang berbeda, tetapi dua yang paling umum adalah sebagai pupuk pertanian dan sebagai bahan peledak. Amonium nitrat sangat mudah meledak jika terkena api - dan ketika meledak, amonium nitrat dapat melepaskan gas beracun termasuk nitrogen oksida dan gas amonia.

Karena sangat mudah terbakar, ada aturan ketat tentang cara menyimpan amonium nitrat dengan aman - tetapi di antara persyaratannya adalah tempat penyimpanan harus benar-benar tahan api, dan tidak boleh ada saluran pembuangan, pipa, atau saluran lain tempat amonium nitrat dapat menumpuk, yang menciptakan bahaya ledakan tambahan.

Infografis Dahsyatnya Ledakan di Beirut Lebanon
Infografis Dahsyatnya Ledakan di Beirut Lebanon (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya