IAF 2024 Ditargetkan Kesepakatan Bisnis Senilai Rp54,3 Triliun

IAF 2024 merupakan forum kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Sep 2024, 18:35 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 18:35 WIB
Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani dalam konferensi pers terkait Indonesia Africa Forum 2024 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 1-3 September 2024. (Tangkapan layar Youtube Kemlu RI)
Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani dalam konferensi pers terkait Indonesia Africa Forum 2024 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, 1-3 September 2024. (Tangkapan layar Youtube Kemlu RI)

Liputan6.com, Denpasar - Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan internasional, kali ini Indonesia-Africa Forum (IAF) 2024 yang dihelat di Nusa Dua, Bali, 1-3 September 2024.

Tujuan utama dari forum tersebut adalah memperkokoh kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika.

Lebih dari 1.400 peserta, terdiri dari perwakilan pemerintah, swasta, akademisi hingga konsul kehormatan Indonesia di negara Afrika, hadir dalam forum tersebut.

"Ide utama pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan IAF ini adalah suatu langkah yang cukup bagus, karena kita lakukan yang pertama kali tahun 2012, tujuan utamanya adalah bagaimana kita untuk melihat kembali bagaimana kebijakan luar negeri, hubungan internasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, juga melihat semua potensi dan kesempatan yang ada di benua Afrika," tutur Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).

Secara khusus, Kadir menyebut bahwa IAF tahun ini akan fokus pada sektor pangan, energi, kesehatan dan mineral.

"Dari sisi nilai, forum ini kita perkirakan akan menghasilkan kesepakatan bisnis paling tidak sebesar USD 3,5 miliar (sekitar Rp54,3 triliun)," lanjut dia.

Jika dibandingkan, IAF pertama yang diselenggarakan pada tahun 2012 menghasilkan kesepakatan bisnis senilai USD 568 juta atau sekitar Rp8,8 triliun.

"Maka capaian kerja sama yang kita peroleh di forum yang kedua pada tahun ini cukup signifikan yaitu naik lebih dari 600 persen. Menurut saya ini sesuatu yang cukup kita banggakan," tegas Kadir.

Forum Indonesia Afrika ini juga mengusung semangat Bandung Spirit, hasil dari Konferensi Asia-Afrika.

"Bandung Spirit di sini adalah tekad kita untuk mempererat solidaritas negara-negara Asia dan Afrika melalui penguatan kolaborasi ekonomi," imbuhnya.

Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Afrika

Wisata Edukasi di Museum Konferensi Asia-Afrika Bandung
Tak hanya menyimpan diorama masa lalu, Musem KAA menyimpan kisah bagaimana Indonesia berperan penting dalam perdamaian dunia.

Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Afrika telah meningkat dari waktu ke waktu.

Adapun sejumlah kerja sama yang telah terjalin selama ini termasuk: ekspor vaksin ke 41 negara Afrika, pembangunan pabrik mie instan di Nigeria, pengolahan minyak atsiri cengkeh di Zanzibar yang akan ditambah unit distilasinya di Afrika, dan selanjutnya adalah ekspor alat pertanian dan pupuk Indonesia ke beberapa negara Afrika.

Lewat IAF 2024, sejumlah MoU yang akan diteken adalah sebagai berikut:

  • MoU pengembangan geotermal antara PLN dengan TANESCO Tanzania
  • Master Agreement Kerjasama Transfer Teknologi Kesehatan antara Bio Farma dengan Atlantic Life Science Ghana
  • MoU Kerja sama Bidang Farmasi antara Bio Farma dengan Nat Farm Zimbabwe
  • Master Agreement Kerjasama Transfer Teknologi Vaksin antara Bio Farma dan Biofac Kenya
  • Letter of Intent antara PT Digatara Indonesia dan ADT Trade  tentang pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya