Fenomena Kejutan Oktober di Pilpres AS, Apa Itu?

Sebulan sebelum pilpres AS 2024, dunia menunggu “October Surprise” atau “Kejutan Oktober” yang dapat memengaruhi hasil pilpres. Tapi, apa itu Kejutan Oktober?

oleh Siti Syafania Kose diperbarui 30 Okt 2024, 19:40 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 19:40 WIB
Trump dan Harris
Wakil Presiden AS dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris (kanan) berjabat tangan dengan mantan presiden AS dan kandidat dari Partai Republik Donald Trump pada awal debat mereka di Philadelphia, Pennsylvania pada 10 September 2024 (AFP/SAUL LOEB)

Liputan6.com, Washington, DC - Memang wajar jika sebulan sebelum pemilihan presiden membuat masyarakat Amerika Serikat (AS) gugup dan gelisah. Namun, waktu pemilihan yang semakin dekat bukanlah satu-satunya alasan untuk suasana ini karena minggu-minggu sebelum hari pemilihan, seperti yang telah ditunjukkan oleh riwayat pilpres AS sebelumnya, cenderung mengubah arus pemilihan pada menit-menit terakhir.

Pada bulan kesepuluh ini, seringkali terjadi satu atau lebih peristiwa tidak terduga, yang terkadang mengubah jalannya pemilihan secara total. Fenomena ini dikenal sebagai “October Surprise” atau “Kejutan Oktober” dan telah mengubah arah sejumlah pemilihan di Amerika Serikat, hanya sedikit pilpres di AS yang berhasil mencapai hari pemilihan tanpa mengalami ini selama 50 tahun terakhir.

Melansir dari France24 pada Rabu (30/10/2024), seorang spesialis dalam bidang politik AS di Turku Institute for Advanced Studies di Finlandia, Oscar Winberg mengatakan, "Pada dasarnya (Kejutan Oktober) adalah sesuatu yang tidak terduga yang terjadi sangat terlambat, biasanya pada bulan Oktober, dalam fase kampanye untuk mempengaruhi hasil.”

Secara umum, Kejutan Oktober pertama dianggap terjadi pada pemilihan presiden AS tahun 1972 di mana kandidat incumben dari Partai Republik, Richard Nixon bersaing dengan George McGovern, calon dari Partai Demokrat. 

Pada tanggal 26 Oktober 1972, hanya beberapa hari sebelum rakyat Amerika memberikan suara mereka, penasihat keamanan Presiden Richard Nixon, Henry Kissinger, tiba-tiba menyatakan bahwa perdamaian sudah “di depan mata” dalam operasi perang Amerika yang mahal dan kontroversial di Vietnam. 

Meskipun Nixon telah secara luas diprediksi akan menang, dan perundingan perdamaian awal akan berantakan kurang dari dua bulan kemudian, prospek perdamaian yang tiba-tiba itu memberikan kemenangan mutlak bagi Nixon. Dia akhirnya memenangkan suara populer nasional dengan telak, mengalahkan lawannya dengan 18 juta suara. 

Setelah peristiwa tersebut, istilah "October Surprise" mulai digunakan oleh media dan politisi AS pada awal 1980-an.

Tiga Jenis Kejutan Oktober

Donald Trump dan Hillary Clinton, dua calon presiden AS yang akan bertarung pada 8 November mendatang
Donald Trump dan Hillary Clinton, dua kandidat pilpres AS 2016 (CNN)

Winberg mengatakan bahwa “Kejutan Oktober” dibagi menjadi tiga kategori umum, yaitu: 

  1. Perkembangan diplomatik AS di panggung internasional yang tiba-tiba, 
  2. Skandal politik dari masa lalu yang terungkap melalui kebocoran informasi, atau 
  3. Peristiwa besar dalam negeri seperti bencana alam, pandemi, atau pembukaan investigasi kriminal.

Salah satu Kejutan Oktober yang paling signifikan dan menentukan terjadi pada tahun 2016. Persaingan Hillary Clinton versus Donald Trump dipengaruhi oleh tidak kurang dari empat peristiwa berita mengejutkan dalam kurun waktu 28 hari.

Tahun itu, bulan Oktober dimulai dengan New York Times mempublikasikan laporan pajak Trump pada tahun 1995, yang menunjukkan bahwa kerugian sebesar $900 juta yang diklaimnya pada saat itu mungkin telah memungkinkannya untuk menghindari pajak federal selama hampir dua dekade berikutnya.

Seminggu kemudian, situs web whistleblower yang dikelola Julian Assange, WikiLeaks, mulai mempublikasikan email-email yang telah diretas dari tim kampanye Clinton. Di antaranya, email-email tersebut berisi sejumlah kutipan pidato berbayar yang diberikan Clinton kepada perusahaan-perusahaan keuangan elit AS. 

Pidato-pidato yang tidak ingin diungkapkan kepada publik oleh Clinton tersebut berisi komentar-komentar yang menunjukkan bahwa ia mendukung banyak nilai yang dianut oleh kaum ultra-kaya. 

Clinton juga memuji rencana anggaran yang akan mengakibatkan pemotongan jaminan sosial dan mengakui bahwa ia merasa “jauh” dari kelas menengah dan kesulitan-kesulitan mereka, meskipun ia mengaku bahwa ia berjuang untuk mereka ketika ia masih dalam masa kampanye.

Sehari setelahnya, pada tanggal 8 Oktober, sebuah guncangan baru muncul: sebuah rekaman tahun 2005 di mana Trump tertangkap basah sedang meraba-raba wanita dan mengatakan bahwa “ketika Anda adalah seorang bintang, mereka akan membiarkan Anda melakukannya”.

Tepat di akhir bulan, pada tanggal 28 Oktober, giliran Clinton lagi yang terkena Kejutan Oktober. Kali ini, direktur FBI saat itu, James Comey, secara tak terduga mengumumkan bahwa badan tersebut akan melanjutkan penyelidikan atas penggunaan server pribadi oleh Clinton saat mengirim email.

Devlin Barrett, seorang reporter di Washington Post, menulis dalam bukunya yang terbit pada tahun 2020, “October Surprise”, bahwa meskipun Comey tidak mengatakan apa pun tentang isi email Clinton, berita tentang penyelidikan yang berlanjut itu “membuatnya kalah dalam pemilihan”.

Kejutan Oktober Menyebabkan Kegelisahan yang Berujung Persiapan

Ronald Reagan dan Jimmy Carter
Jimmy Carter dan Ronald Reagan, dua kandidat pilpres AS 1980. (Wikimedia Commons)

Kejutan Oktober tidak selalu memutarbalikkan arus pilpres AS atau memberikan kemenangan yang telak. Misalnya, pada tahun 2000, George W. Bush selamat dari terungkapnya fakta bahwa ia pernah ditangkap karena mengemudi sambil mabuk di tahun 1970-an.

Meskipun ada banyak kasus di mana Kejutan Oktober tidak terlalu memengaruhi hasil pilpres, fenomena ini telah menjadi faktor gejolak pemilihan yang ditakuti oleh banyak kandidat. 

Pada tahun 1980, kandidat dari Partai Republik, Ronald Reagan, bahkan sampai mengingatkan para pemilih bahwa lawannya, presiden saat itu, Jimmy Carter, memiliki potensi Kejutan Oktober. Reagan dan tim kampanyenya mengklaim bahwa presiden AS tersebut akan mencoba mengatur waktu negosiasi pembebasan 52 warga AS yang disandera di Iran selama setahun terakhir untuk mencoba mempengaruhi pemilihan presiden demi kepentingannya.

Namun, kejutan itu tidak pernah terwujud. Para sandera malah dibebaskan pada tanggal 20 Januari 1981, pada hari yang sama ketika Reagan yang memenangkan pilpres 1980 dilantik sebagai presiden AS.

Spesialis dalam bidang politik AS di Turku Institute for Advanced Studies di Finlandia, Oscar Winberg mengatakan bahwa Kejutan Oktober kini telah menjadi sangat umum sehingga mereka telah diantisipasi oleh tim kampanye.

“Mereka menanggapi potensi kejutan ini dengan sangat serius,” katanya, seraya menambahkan bahwa tim-tim kampanye telah memiliki rencana manajemen krisis jika mereka harus menghadapi Kejutan Oktober. Selain itu, mereka juga mencoba mengungkap potensi Kejutan Oktober yang akan menguntungkan mereka.

“Dalam politik Amerika, banyak sekali waktu dan uang yang diinvestasikan untuk apa yang dikenal sebagai 'penelitian oposisi', di mana Anda menginvestigasi lawan untuk mencoba menemukan rahasia-rahasianya,” ujar Winberg. 

Tidak hanya lawan mereka, mereka juga menyelidiki diri mereka sendiri untuk berjaga-jaga. Winberg mengatakan, “Merupakan praktik yang normal bagi seorang kandidat untuk menyewa seorang penyelidik untuk menggali latar belakang mereka sendiri demi mencoba menemukan hal-hal yang mungkin tidak mereka ketahui, tetapi hal itu akan terlihat buruk di mata khalayak Amerika yang lebih luas jika terungkap."

Kejutan Semakin Tidak Berpengaruh?

Ilustrasi politik dinasti
Ilustrasi pemilu. (Pixabay/Mohamed Hassan)

Meskipun Kejutan Oktober mungkin telah menjadi lebih umum dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena campur tangan pemilu asing dan berbagai kampanye disinformasi, spesialis dalam bidang politik AS di Turku Institute for Advanced Studies di Finlandia, Oscar Winberg mengatakan bahwa kejutan ini telah kehilangan sebagian dari kekuatannya yang dulu.

“(Kejutan-kejutan tersebut) tidak terlalu signifikan dibandingkan sebelumnya,” katanya, menekankan bahwa saat ini ada jauh lebih sedikit pemilih yang ragu-ragu untuk dipengaruhi, karena sebagian besar pemilih saat ini tetap setia pada partai yang selalu mereka pilih.

“Dalam sistem dua partai yang terpolarisasi di AS saat ini, masing-masing pihak menikmati dukungan antara 45-47 persen, sehingga tidak banyak lagi pemilih yang harus diyakinkan. Namun pada saat yang sama, hal itu berarti bahwa perubahan kecil dapat membuat perbedaan.”

Kecenderungan lainnya, katanya, adalah semakin banyak orang Amerika yang memberikan suara mereka lebih awal, melalui pemungutan suara lewat pos. Tren ini terutama didorong oleh pandemi COVID-19.

Winberg menambahkan, “Oleh karena itu, perkembangan berita di menit-menit terakhir yang sebelumnya dianggap sebagai penentu hasil pemilu, kini tidak lagi menjadi hal yang penting.”

Pertanyaan mengenai apakah akan ada satu atau lebih Kejutan Oktober untuk pilpres kali ini dan apakah kejutan tersebut akan berpengaruh secara signifikan atau tidak, hanya dapat dijawab di hari-hari mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya