Putin Pamer Kedekatan dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian

Barat telah lama menyebut bahwa Iran menyokong persenjataan Rusia dalam perang melawan Ukraina.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 12 Okt 2024, 07:08 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2024, 07:08 WIB
Presiden Iran Presiden Masoud Pezeshkian dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu di Ashgabat, ibu kota Turkmenistan, pada Jumat (11/10/2024).
Presiden Iran Presiden Masoud Pezeshkian dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu di Ashgabat, ibu kota Turkmenistan, pada Jumat (11/10/2024). (Dok. Alexander Shcherback, Sputnik, Kremlin pool photo via AP)

Liputan6.com, Ashgabat - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia memiliki pandangan yang "sangat dekat" dengan mitranya dari Iran, Presiden Masoud Pezeshkian. Hal tersebut diungkapkannya saat keduanya mengadakan pertemuan perdana di sebuah forum di Ashgabat, ibu kota Turkmenistan, pada Jumat (11/10/2024).

Iran dilaporkan telah memasok ribuan drone serang "Shahed" ke Rusia dan menurut pejabat Amerika Serikat (AS), membangun pabrik drone di Rusia. Laporan CNN menyebutkan, Iran baru-baru ini juga mentransfer rudal balistik jarak pendek ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina, menandai peningkatan signifikan dalam dukungan negara tersebut terhadap Rusia.

"Kami bekerja sama secara aktif di arena internasional dan penilaian kami terhadap berbagai peristiwa yang terjadi di dunia sering kali sangat dekat," kata Putin selama pertemuan penting tersebut, menurut media pemerintah Rusia TASS, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (12/10).

Rusia dan Iran memiliki aliansi militer de facto di kawasan ntuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Para analis mengatakan kedua negara telah menemukan titik temu lebih lanjut karena mereka semakin terisolasi oleh sanksi global.

"Ada persepsi di Moskow bahwa Iran dapat mengajari Rusia tentang berbagai alat untuk menghindari sanksi," kata analis senior Chatham House Aniseh Bassiri Tabrizi, seraya menambahkan, "Saya pikir itu secara keseluruhan merupakan tujuan dari pihak Iran, jadi itu telah menjadi bagian dari pembicaraan yang lebih luas tentang menjadi bagian dari BRICS."

Pezeshkian, seorang reformis yang memenangkan Pilpres Iran pada bulan Juli setelah kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter, telah menekankan keinginannya untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan Rusia untuk melawan sanksi kejam dari Barat.

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin di Teheran pekan lalu, pemimpin Iran menyerukan percepatan proyek bersama. Sementara itu, Rusia menyatakan minatnya untuk memperluas perdagangan dan kerja sama ekonomi serta mendiversifikasi perdagangan bilateralnya dengan Iran.

Perdana menteri Rusia juga mengundang Pezeshkian untuk menghadiri KTT BRICS bulan Oktober di Rusia, di mana kedua negara diharapkan untuk menandatangani perjanjian strategis yang komprehensif.

Menurut TASS, Kementerian Luar Negeri Rusia memuji pertemuan-pertemuan tersebut sebagai bukti bahwa hubungan Rusia-Iran berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

Ada juga laporan keterlibatan Rusia dalam transfer senjata ke Houthi yang didukung Iran. Viktor Bout, pedagang senjata Rusia yang ditukar dalam pertukaran tahanan dengan bintang basket Amerika Brittney Griner, diduga kembali memasuki perdagangan senjata untuk menjadi perantara penjualan senjata otomatis senilai USD 10 juta kepada pemberontak yang bermarkas di Yaman, The Wall Street Journal dan media Barat lainnya melaporkan minggu ini, mengutip pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya. Bout membantahnya.

Bagaimanapun, Bassiri Tabrizi mencatat, perkembangan di Timur Tengah sendiri belum tentu memperkuat hubungan Iran-Rusia dan beberapa analis berpendapat bahwa Rusia akan mendapat keuntungan dari konflik yang melibatkan proksi Iran yang mengalihkan perhatian dari perang Ukraina di panggung internasional.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya