Badai Trami Menerjang Filipina, 26 Orang Tewas

Filipina biasanya mencatat rata-rata 20 badai tropis setiap tahun, yang sering mengakibatkan hujan lebat, angin kencang, dan tanah longsor yang mematikan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 24 Okt 2024, 15:19 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2024, 15:11 WIB
Ilustrasi badai.
Ilustrasi badai. (Dok. AP/Berau of Meterorology)

Liputan6.com, Manila - Badai tropis Trami menewaskan sedikitnya 26 orang dan memaksa lebih dari 150.000 orang mengungsi dari rumah mereka di Filipina. Hal tersebut dikonfirmasi pejabat setempat.

Trami, yang secara lokal dikenal sebagai badai tropis Kristine, menumpahkan hujan lebat di pulau utama Luzon yang memicu banjir dan tanah longsor yang meluas.

"Dengan kecepatan angin maksimum 95 km/jam, badai tersebut bergerak ke arah barat melintasi wilayah pegunungan utara Cordillera menuju Laut China Selatan," kata badan cuaca dalam buletinnya pukul 11.00 ​​waktu setempat seperti dilansir CNA, Kamis (24/10/2024), seraya menambahkan peringatan tentang hujan lebat hingga sangat lebat, banjir, tanah longsor, dan gelombang badai untuk beberapa provinsi utara.

Sebagian besar kematian akibat badai selama beberapa hari terakhir disebabkan oleh tenggelam dan tanah longsor di wilayah Bicol bagian tengah, termasuk Kota Naga di mana 14 orang dilaporkan tewas pada hari Kamis.

Pemerintah memerintahkan bisnis dan sekolah yang berada di jalur badai untuk tutup guna mengantisipasi hujan lebat dan banjir.

Lebih dari 163.000 orang berlindung di pusat-pusat evakuasi, kata kantor pertahanan sipil, sebagian besar dari mereka berada di Bicol, di mana penduduk mengungsi setelah banjir mencapai ketinggian atap rumah.

Pengatur penerbangan sipil mengatakan pada hari Kamis sedikitnya selusin penerbangan di seluruh negeri telah dibatalkan karena Badai Trami.

Bank sentral membatalkan perdagangan valuta asing dan operasi moneter untuk hari kedua berturut-turut.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya