Minyak Goreng Bekas di Malaysia dan Kamerun 'Disulap' Jadi Sabun dan Produk Pembersih, Begini Caranya

Sabun yang didaur ulang dari minyak goreng bekas dapat digunakan untuk mencuci piring, pakaian, dan lain-lain.

oleh Siti Syafania Kose diperbarui 11 Nov 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2024, 20:40 WIB
bawang putih tips membuat resep
Ilustrasi minyak goreng bekas. (Unsplash/Brayden Lakselvhaug)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah dipakai memasak, minyak goreng bekas masih bisa didaur ulang menjadi barang yang berguna. Hal ini dipraktikan oleh seorang guru Bahasa Melayu asal Malaysia yang alih-alih membuang minyak jelantah, ia menggunakannya sebagai bahan produk pembersih berupa sabun serbaguna.

Melansir dari BERNAMA pada Senin (11/11/2024), guru berusia 50 tahun bernama Nor Halimah Sa'diah Awang@Abdullah bercerita bahwa ia mulai membuat sabun ini tiga tahun yang lalu untuk mencuci piring, mencuci pakaian, dan menjaga kebersihan diri. Ia membuat sabun itu untuk digunakan oleh keluarganya.

"Sabun ini hanya membutuhkan minyak jelantah, air, dan natrium hidroksida. Tidak perlu dimasak. Hanya perlu diaduk hingga larut dengan menggunakan blender tangan dan kemudian dituangkan ke dalam cetakan yang diinginkan."

“Namun, sabun ini harus didiamkan selama empat minggu agar benar-benar aman sebelum digunakan sebagai sabun untuk mandi, mencuci piring, mencuci pakaian, dan banyak keperluan lainnya,” ungkapnya saat ditemui di acara Lokakarya Peningkatan Keterampilan Daur Ulang Minyak Jelantah yang diselenggarakan oleh Petronas dan Majlis Perbandaran Kemaman (MPK).

Menurut guru tersebut, ia termotivasi untuk menciptakan inovasi ini setelah terlibat aktif dalam program daur ulang sejak tahun 2012.

Ia mengatakan bahwa praktik daur ulang, termasuk minyak goreng bekas, dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan di lingkungan dan mampu menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat.

Meskipun sabun buatannya belum teruji secara klinis, ia percaya bahwa produknya tidak berbahaya bagi pengguna karena mengandung gliserin alami yang lembut di kulit.

“Awalnya memang sulit meyakinkan masyarakat untuk menggunakan sabun ini karena menggunakan minyak jelantah."

"Namun, setelah menjelaskan dan memberikan sampel untuk dicoba, banyak yang tertarik untuk membelinya, tetapi karena keterbatasan waktu, saya hanya bisa memproduksi sekitar 15 kilogram per bulan, yang saya jual hanya kepada pemilik restoran dan toko kelontong karena keterbatasan waktu," ujar sang guru yang juga aktif dalam menyelenggarakan lokakarya daur ulang untuk siswa sekolah.

Sementara itu, manajer senior Petronas Eastern Region Office, Mohd Munawir Mahdun, mengatakan bahwa Lokakarya Peningkatan Keterampilan Daur Ulang Minyak Goreng merupakan salah satu kegiatan di bawah proyek percontohan dampak sosial Petronas yang berkolaborasi dengan Yayasan Hijau Malaysia dan MPK.

Mohd Munawir Mahdun mengatakan sebanyak 40 perempuan dipilih untuk berpartisipasi dalam program ini yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan sampingan bagi masyarakat setempat, terutama dari kelompok B40.

“Selain membantu menghasilkan pendapatan bagi masyarakat, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan praktik pengelolaan sampah yang benar dan sistematis," ujar Mohd Munawir Mahdun.

“Praktik daur ulang perlu diterapkan di seluruh lapisan masyarakat demi kelestarian lingkungan," jelas Mohd Munawir Mahdun.

Ahli Kimia Asal Kamerun Daur Ulang Minyak Goreng Bekas Jadi Produk Pembersih

Ilustrasi sabun cuci tangan.
Ilustrasi sabun batangan. (Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Penggunaan minyak goreng bekas dalam pembuatan produk pembersih tidak hanya dilakukan di Malaysia, tetapi juga di Kamerun.

Dilansir dari Intelligent Living (11/11), kimiawan Martial Gervais Oden-Bella mengembangkan sebuah metode untuk mendaur ulang minyak jelantah dengan mengubahnya menjadi sabun. Dengan upaya daur ulangnya, ia tidak hanya membantu lingkungan, tetapi juga menghasilkan bisnis yang menguntungkan.

Di Kamerun, orang-orang membuang minyak bekas ke saluran pembuangan, yang dapat mencemari sistem pengolahan air dan lingkungan. Ketika minyak tersebut dibuang ke lingkungan sekitar, maka akan berbahaya dan beracun bagi satwa liar. 

Kini, para pelaku bisnis dari berbagai restoran dan hotel di Kota Douala menyimpan minyak bekas untuk diberikan kepada Oden-Bella, yang kemudian mengubahnya menjadi sabun dan produk pembersih lainnya.

Oden-Bella terinspirasi untuk menemukan solusi bagi masalah minyak setelah para pengurus hotel berkonsultasi dengannya tentang banyaknya minyak yang digunakan dan dibuang secara tidak tepat oleh bisnis mereka. Mereka mengakui bahwa mereka telah membuang limbah minyak goreng ke lingkungan, tetapi mereka khawatir dengan dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh tindakan mereka.

Sebagai seorang ahli kimia, dia mulai bereksperimen dengan cara-cara yang memungkinkan untuk menggunakan minyak tersebut atau mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna. Begitulah cara dia mengembangkan cara untuk membuat produk pembersih dari limbah tersebut. 

setelah menyempurnakan sistemnya, ia meluncurkan produknya pada tahun 2014. Kini, bisnisnya sudah beroperasi penuh, memproduksi 165 kilogram sabun dan dua ton deterjen cair setiap bulannya. 

Sistem daur ulang minyak yang ia terapkan bahkan telah menjangkau usaha kecil seperti penjual donat jalanan. Contohnya, Adeline Monkam menjual donat di pinggir jalan di Douala, dan ia tidak tahu bahwa ia telah merusak lingkungan dengan membuang minyaknya. Sekarang, ia menyimpannya sehingga Oden-Bella dapat mendaur ulang minyak tersebut. 

Dia bukan satu-satunya orang yang melakukan hal ini. Semua orang ikut serta. Banyak orang yang tidak tahu bahwa hal ini berdampak buruk bagi lingkungan, tetapi setelah mengetahui bahwa minyak bekas tersebut masih bisa dimanfaatkan, mereka dengan senang hati mendaur ulangnya.

Laboratorium Biotex, tempat pembuatan sabun ini, dipimpin oleh ilmuwan lingkungan Frantz Tafongang. Dia menjelaskan bahwa seluruh prosedur ini sangat bagus karena operasi daur ulang itu mengurangi polusi dengan mengubahnya menjadi produk baru yang berharga. Dia mengatakan bahwa meskipun minyak berbahaya sebelum diproses, setelah selesai diolah, bahan yang kotor justru berubah menjadi produk pembersih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya