AS-Indonesia Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Peternakan Sapi Perah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo

Program ini hadir di saat yang penting bagi produsen susu di Indonesia, karena mereka berupaya mendukung inisiatif Presiden Prabowo untuk menyediakan susu bagi anak-anak Indonesia sebagai bagian dari program makan bergizi gratis.

oleh Siti Syafania Kose diperbarui 21 Nov 2024, 23:02 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2024, 23:02 WIB
USDEC Proyek Pendidikan AS-Indonesia
Acara peluncuran Proyek Pendidikan AS-Indonesia pada Kamis, 21 November 2024. Dari kiri ke kanan: Dustin Cox (Director, New Mexico Dept of Agriculture), Prof. Epi Taufik (Profesor di Institut Pertanian Bogor), Jonathan Gardner (Sr. VP Market & Access & Regulatory Affairs, USDEC), Kamala Shirin Lakhdhir (Duta Besar AS untuk Indonesia), Robert Hahevoort (Prof & Extension Dairy Specialist), dan Shawna Morris (Sr. VP of Trade & Global Affairs, USDEC). (Liputan6.com/Siti Syafania Kose)

Liputan6.com, Jakarta - Proyek Pendidikan AS-Indonesia, sebuah inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kualitas praktik peternakan sapi perah, diluncurkan pada Kamis, 21 November 2024.

Proyek ini dilaksanakan oleh Dewan Ekspor Susu Amerika Serikat (USDEC), Departemen Pertanian New Mexico (NMDA), New Mexico State University (NMSU), serta mitra dari Indonesia yang meliputi Global Dairy Alami, Cimory, dan Ultrajaya.

“Program kemitraan produk susu AS-Indonesia memiliki tujuan yang sangat penting untuk membantu peternakan sapi perah berukuran kecil dan menengah di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan produksi susu, serta mata pencaharian para peternak lokal di Indonesia,” ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir.

Proyek ini juga diharapkan dapat mendukung program makan bergizi gratis Indonesia.

“Program ini hadir di saat yang penting bagi produsen susu di Indonesia, karena mereka berupaya mendukung inisiatif Presiden Prabowo untuk menyediakan susu bagi anak-anak Indonesia sebagai bagian dari program makan bergizi gratis. Melalui program ini, para produsen susu berskala kecil di Indonesia akan dapat memproduksi susu dengan lebih baik, yang akan membantu meningkatkan nutrisi bagi anak-anak Indonesia, serta ibu hamil dan menyusui,” jelas Dubes AS itu.

Sebagai negara yang memiliki sejarah dan pengalaman dalam menyediakan makanan gratis bagi anak-anak yang membutuhkan, termasuk memberikan susu dalam setiap waktu makan, Amerika Serikat bersedia bertukar pengetahuan dan pengalaman untuk membantu menyukseskan program makan bergizi gratis.

“Kami dengan senang hati berbagi pengalaman kami dari program makanan sekolah di Amerika Serikat dan apa yang telah kami pelajari dari program tersebut selama 80 tahun terakhir. Kami juga senang dapat berbagi keahlian kami dalam industri susu untuk membantu Indonesia meningkatkan produksi susu. Program ini juga akan membantu para peternak sapi perah rakyat untuk memenuhi standar kualitas yang diperlukan agar susu yang dihasilkan dapat diikutsertakan dalam program makanan bergizi gratis,” ucap Dubes Kamala.

“Berinvestasi pada gizi anak-anak Indonesia saat ini adalah berinvestasi pada masa depan Indonesia, dan kami di Amerika Serikat dengan senang hati membantu mewujudkannya.”

Proyek Pendidikan AS-Indonesia ini merupakan bentuk nyata komitmen para pemangku kepentingan AS dan Indonesia dalam berkolaborasi untuk mendorong inovasi, keberlanjutan, dan kesehatan masyarakat melalui kemitraan pertanian yang strategis.

Pelatihan Bisa Diakses secara Online

Ilustrasi Internet, Wifi, Jaringan
Ilustrasi Internet. (Freepik/macrovector)

Untuk merancang pelatihan yang efektif, materi yang disediakan proyek ini berbentuk audio visual. Pelatihan ini dilaksanakan dalam berbagai platform, sehingga materinya juga dapat diakses secara daring, selain lewat kelas luring.

“Sebagian besar dari orang dewasa adalah pembelajar visual, sehingga ketika kita memberikan pelatihan yang bersifat visual dan audio serta tidak terlalu banyak kata-kata tertulis, akan jauh lebih efektif,” ungkap Profesor dan Spesialis Penyuluhan Peternakan Sapi Perah dari NMSU, Robert Hagevoort.

“Internet berkembang dengan sangat baik di Indonesia. Jadi, jika kita berbicara tentang pengembangan program pelatihan yang modern dan baru, inilah jawaban saya, karena saya melihat para petani di Indonesia, mereka memiliki ponsel, mereka memiliki tablet, dan mereka memiliki akses ke Internet dan sinyal.”

Diharapkan bahwa dengan menyimpan materi yang sebagian besar berupa video di internet, pelatihan ini dapat menjangkau lebih banyak orang. Hal ini juga akan membuat penggantian atau pembaruan informasi dalam materi ajar lebih efektif daripada mencetak ulang buku atau media cetak lainnya.

“Kami telah merancang pelatihan ini agar berkelanjutan, dapat diulang, dan dapat diakses kapan pun petani ingin melihatnya ... Kami akan memiliki situs web, jadi ini tidak akan menjadi acara sekali jadi. Ini akan berlangsung selama beberapa tahun,” tutur Senior Vice President Market & Access & Regulatory Affairs USDEC, Jonathan Gardner.

Berikut ini area utama dalam program pelatihan:

1. Manajemen Peternakan:

  • Pengawasan operasional yang komprehensif, termasuk anggaran dan manajemen staf.
  • Meningkatkan kesejahteraan hewan, infrastruktur, kebersihan, dan praktik sanitasi.
  • Mengembangkan protokol pelatihan untuk memungkinkan berbagi pengetahuan di antara para petani.

2. Nutrisi Hewan Perah:

  • Strategi manajemen pemberian pakan dan praktik diet tingkat lanjut untuk sapi perah.
  • Optimalisasi ransum untuk berbagai sistem pertanian dan mengurangi stres kalori.

3. Meningkatkan Kualitas Hasil Susu:

  • Menerapkan teknik manajemen kawanan dan padang rumput yang inovatif.
  • Beradaptasi dengan tantangan iklim dengan solusi modern.

4. Kesehatan Hewan:

  • Protokol pencegahan penyakit, manajemen wabah, dan pengobatan.
  • Program vaksinasi dan praktik kebersihan untuk memastikan kesejahteraan hewan.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya