FBI Sita 150 Bom Rakitan Termasuk di Dalam Kulkas Warga AS, Penyitaan Terbesar dalam Sejarahnya

FBI melakukan penggerebekan dan penyitaan bom terbesar di Ladang Virginia, AS.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Jan 2025, 13:05 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2025, 13:05 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)
Ilustrasi temuan bom rakitan di Amerika Serikat (AS). (Freepik)

Liputan6.com, Virginia - FBI menemukan lebih dari 150 bom rakitan di sebuah ladang di Virginia dalam apa yang diperkirakan sebagai penyitaan terbesar dalam sejarah lembaga tersebut, menurut dokumen pengadilan yang diajukan minggu ini.

Para agen menemukan bahan peledak tersebut saat menggeledah rumah keluarga Brad Spafford yang berusia 36 tahun, setelah diberi tahu oleh seorang tetangga bahwa ia menimbun senjata dan amunisi rakitan.

Sebuah dokumen pengadilan yang diajukan pada hari Senin (29/12) mengatakan Spafford, yang bekerja di sebuah bengkel mesin, telah menggunakan foto-foto Presiden Joe Biden untuk latihan menembak sasaran dan menyatakan dukungannya terhadap pembunuhan politik.

Beberapa bahan peledak yang dinilai sebagai bom pipa ditemukan di dalam tas ransel di kamar tidur di properti tersebut, yang ditempati Spafford bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil, kata dokumen tersebut seperti dikutip dari AFP Rabu (1/1/2025).

Ditambahkan pula bahwa lemari es Spafford berisi toples HMTD (highly unstable explosive device)  -- alat peledak yang "sangat tidak stabil" -- yang disimpan di samping makanan dan diberi label "Jangan Disentuh."

Menurut dokumen tersebut, rumahnya juga memiliki buku catatan berisi "resep" untuk membuat bahan peledak termasuk granat.

Seorang tetangga memberi tahu agen FBI bahwa Spafford telah membahas tentang penguatan propertinya dengan "menara 360 derajat untuk senjata api kaliber 50 di atap."

Jaksa penuntut mengatakan Spafford, yang telah didakwa atas kepemilikan senapan secara ilegal, kemungkinan akan menghadapi dakwaan tambahan atas bahan peledak tersebut, yang masing-masing dapat dijatuhi hukuman maksimal sepuluh tahun penjara.

Dalam pengajuan terpisah pada hari Selasa (31/12), pengacara Spafford membelanya sebagai "seorang pria keluarga pekerja keras tanpa catatan kriminal" sambil mengajukan banding agar dia dibebaskan dari tahanan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya